14 Juni 2015
"yang ngambil raport kamu siapa?"ucap anak kecil pada teman temannya.
"aku di ambil sama mamah"
"kalau aku sama ayah"jawab mereka dengan bahagianya sedangkan ada 1 anak kecil yang hanya diam lalu di tatap sama teman temannya.
"kalau Aya di ambilin sama siapa??"mereka bertiga menatap anak perempuan tersebut yang sedang menunduk sambil memainkan jarinya.
"aku ambil sendiri karna ayah aku lagi sibuk hehe"ucapnya yang terdengar lirih.
"ih Aya jangan sedih kan masih ada mamah aku"ucap temannya sambil merangkul.
"eh duduk semuanya bu guru udah ada di depan"ucap ketua kelas.
"assalamualaikum anak anak hari ini pembagian raport sama pemberitahuan rengking"
Aya melihat keluar jendela yang memperlihatkan ibu ibu yang sedang mengintip di balik jendela untuk melihat anak anak mereka sedangkan untuk dia sendiri dia hanya menunduk sedih.
***
"Mamah lihat deh nilai aku pada bagus bagus"ucap anak kecil tersebut.
"Wah iya bagus banget anak mamah"ia mengelus rambut sang putri dengan perasaan bangga lalu ia menoleh ke samping yang memperlihatkan Aya.
"Aya ngambil raport sendiri"Aya yang di tanya seperti itu hanya mengangguk saja sambil trus berjalan agar cepat pulang ke rumah.
Ibu ibu tersebut menatap Aya dengan sendu karna anak sekecil itu harus di paksa oleh keadaan yang membuatnya mandiri.
Aya pulang ke rumah dengan perasaan sedih dan dia berharap semoga bibinya menanyakan nilai sekolah dia.
"bibi mau lihat nilai raport Aya ga??"tanya Aya dengan mata berbinar-binar berharap sang bibi memperhatikan dia.
"nanti aja Aya bibi lagi banyak kerjaan"senyuman yang manis seketika luntur oleh ucapan sang bibi,binar binar dari matanya seketika hilang di gantikan dengan tatapan kecewa.
"bibi kenapa ga lihat dulu nilai Aya,bibi ga bisa datang ke sekolah trus sekarang ngeliat nilai Aya juga ga bisa"
"yaudah kalau ga suka sama bibi,kamu tinggal aja sama mamah kamu"sewot sang bibi.
"masih untung bibi urus dari pada ayah kamu yang udah nikah lagi lalu lepas tanggung jawab sama kamu trus mamah kamu yang ga ada kabarnya"penjelasan sang bibi yang membuat Aya tersadar kalau dia jangan terlalu bergantung sama orang lain.
"maafin aya"ujarnya menunduk dengan pikiran berkecamuk di otak kecilnya mencerna perkataan sang bibi yang membuat Aya merasa sedih.
Aya seorang gadis kecil yang masih membutuhkan kasih sayang orang tuanya harus kehilangan itu semua di karenakan keegoisan orang tuanya yang lebih mementingkan dirinya sendiri tanpa tau ada gadis kecil yang masih membutuhkan mereka.
"Aya masih punya kedua orang tua tapi Aya ga dapet perannya"_Anvaya Raespati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anvaya Raespati
Teen Fictionmenceritakan seorang gadis yang menjalani hidupnya dengan penuh rasa sakit dan beban yang sangat banyak.