EL | CH-01

35 4 0
                                    

Halo!

Cakra datang dengan membawa cerita Elthan, ini pertama kali nya Cakra buat cerita. jadi, mohon kerjasama nya, tandain kalo ada yang typo agar bisa langsung diperbaikinya.

VOTE AND COMENT

.
.
.
.

.
.
.


Terlihat seorang bocah laki-laki yang sedang menangis tersedu-sedu di pelukan seorang wanita-itu Rosa, pemilik panti asuhan 'Kalaya'.

Tak henti-hentinya wanita itu mengelus pelan punggung anak itu- Elthan, seorang bocah yang memiliki pipi gembul nyaris tumpah, dan sikap polos nan lugu nya membuat siapa saja merasa gemas.

Kini, sedang menangis dipelukan bibi Rosa, El merasa sedih karna bibi Rosa tadi meninggalkan nya sendirian di dalam kamar, El itu sangat takut sendirian dan juga kegelapan, pernah suatu hari ketika bibi Rosa pergi ke warung dekat panti asuhan, dan meninggalkan anak anak panti, el saat itu terbangun dan langsung saja menangis kejer, saat melihat ruangan yang ia tempati dalam keadaan gelap dan sunyi.

Yang membuat anak panti jadi terbangun dan berdatangan ke kamar el, Fyi Rosa sengaja mengisi kamar panti dengan dua anak saja, yang tertua saat itu segera menggendong El dan menenangkan nya.

Remaja itu memiring kan badan El ke kanan dan ke kiri."cup.. cup El, ada apa." Remaja itu bernama Rafli, dia adalah yang tertua di panti itu, dan ia terkadang membantu bibi Rosa menjaga anak anak panti yang masih kecil.

"hiks... kak afi, El takut."

El terus mengucap kan kalimat 'El takut' bila ditanya, semenjak itu bibi Rosa selalu menghidup kan lampu panti saat dimalam hari.

.
.
.

"El sayang, udah ya nangis nya, nanti sesak loh nafas nya." Rosa mengelus punggung El dengan pelan dan sesekali mencium ubun-ubun El.

"bibi losa jahat hiks, tinggal El sendilian eum." El memukul mukul pelan dada Rosa, dengan kepalan tangan nya yang mungil itu.

Rosa terkekeh pelan, lalu menggenggam kepalan tangan itu dan mencium nya, sungguh Rosa merasa gemas luar biasa terhadap El.

"iya iya bibi rosa memang jahat, jadi El harus berhenti menangis atau bibi makan loh." badan El seketika menegang dan langsung saja berhenti menangis walaupun masih sesegukan.

El melotot ke arah Rosa, segera ia bangkit dari pangkuan Rosa, bibir nya mengerucut kecil dan pergi meninggalkan Rosa dengan hentakan kaki nya, bertanda ia sedang kesal.

"BIBI LOSA JAHAT IH." teriak El dari arah pintu kamar nya, El menutup pintu itu dengan keras.

Rosa tau kalau El sedang meraju, tetapi ia acuh tak acuh, toh nanti El juga akan kembali seperti biasa, mood anak kecil memang tak ada yang tau.


. . .


Matahari muncul secara perlahan, membangun kan El yang sedang tertidur pulas dikamar nya.

"eungh." lenguh El, ia hanya menatap ke arah jendela, sinar matahari itu menyilaukan mata nya, El hanya menatap sekilas lalu kembali menatap atap kamar nya, tanpa ada niatan untuk beranjak bangun.

kelopak mata itu nyaris saja terpejam jika tak mendengar suara pintu yang dibuka oleh bibi Rosa, bibi Rosa mendekati ranjang El dan mengelus rambut nya.

"El bangun lah, ada yang ingin bibi bicarakan dengan El." Rosa melangkah mendekati lemari, dan mengambil baju bergambar kan beruang serta celana coklat senada dengan warna baju nya.

El pun beranjak dari kasur dan mendekati bibi Rosa yang sedang mengambil baju nya itu."bibi losa, El masih ngantuk tau." ucap El dengan nada kesal, ayolah El masih mengantuk, rasanya ia ingin tidur saja sepanjang hari.

"tidak, El cepat lah mandi atau bibi akan marah." Rosa mengucapkan nya dengan nada tegas, ia hanya tak ingin El membuang-buang waktu.

El yang mendengar ancaman bibi Rosa pun segera pergi ke kamar mandi, sebelum pergi ke kamar mandi, El sempat mencium pipi bibi Rosa dan langsung lari terbirit-birit.

Rosa menggelengkan kepalanya, ah anak itu, rasanya Rosa tak siap bila harus menyerahkan El kepada 'mereka' tetapi apa lah daya nya, ia hanya seorang ibu panti saja, tak lebih.

...



El, anak itu menatap bibi Rosa dengan tatapan binar, El tak menyangka menantian nya akhirnya membuah kan hasil.

Papa dan mama nya akan kesini, menjemput nya pulang, tak lama lagi ia akan melihat wajah papa dan mama nya, terakhir El melihat wajah mereka saat umur nya tiga tahun.

"bibi tidak bohong kan, iya kan." El selalu bertanya seperti itu dengan nada ceria dan gembira, jika seperti ini, Rosa merasa aman dan ia yakin El akan baik-baik saja.

Rosa tau semua, mengapa El dibiar kan tinggal di sini dan masalah apa yang dimiliki El dengan 'mereka'.

Tak lama terdengar suara mesin mobil di depan panti asuhan itu, dengan antusias nya El membuka pintu panti dan melihat seorang pria dan wanita yang terlihat awet muda.

El diam mematung didepan pintu, meraka telah datang, orang yang El tunggu-tunggu akhirnya datang menjemput nya ke sini.

pria yang bersama wanita itu, mulai menghampiri nya dengan jalan yang tegas, El merasa agak takut saat melihat tatapan pria itu, menatap nya sangat tajam seakan-akan ingin menalan nya.

pria dan wanita itu telah berada di depan nya, tepat didepan nya, El merasa gugup, ia ingin memeluk mereka namun ada sedikit keraguan di hati nya.

El tersentak saat wanita itu memeluk nya- Karina, nama wanita itu, seorang wanita karir yang cantik walaupun sudah beranak tiga, dan pria disampingnya adalah Hendra, ayah nya, seorang ceo ternama dan memiliki cabang dimana-mana.

Hendra tidak hanya menjadi ceo, tetapi ia juga menjadi seorang mafia ternama yang sangat disegani oleh banyak mafia lain.

"El bagaimana, apa yang suka tinggal di sini." Karina bertanya dengan nada lembut, tangan nya tak berhenti untuk mengelus rambut halus milik El, anak tengah nya.

"e-eum El suka tinggal disini, seru dan juga bibi Rosa selalu ajak El main." El berkata dengan gugup tanpa menatap kedua mata Karina, ia masih takut.

Hendra menggendong El, ia bisa merasakan tubuh El tersentak, tubuh itu sangat kurus bagaikan tulang, Hendra tak berani memegang tubuh itu dengan erat, ia takut tubuh itu yang ada akan remuk ditangan nya.

Dari arah pintu terlihat Rosa menatap haru pandangan di depan nya, akhirnya setelah sekian lama nya, El bertemu dengan orang tua nya lagi.

Karina menghampiri Rosa- sahabat nya itu, memeluk nya sekilas."Rosa, terimakasih telah menjaga anak ku dengan baik." Rosa mengangguk pelan, dengan berat hati ia melepaskan El kepada Karina dan Hendra, mau bagaimana pun mereka adalah orang tua El.













TBC

.
.
.



25 Maret 2024

.

Become a star [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang