06

1.5K 206 8
                                    

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Y/n-𝘺𝘢𝘢." Dia menyebut nama itu, sedikit tertahan sebab tak mau menarik perhatian lainnya. Tapi karena itulah sang puan tidak menjawabnya, jadi Kyungjun menaikan nada bicara. "𝒀𝒂𝒉, Do Y/n!" Menarik tangan yang memucat karena kelelahan.

Netra Y/n yang biasa penuh bara itu tidak menyala seperti biasa, "kau kenapa?" Dia mengerutkan kening, hendak memeriksa suhu tubuh namun si gadis keburu menepis tangannya.

"Enyah sana," ujar Y/n yang langsung pergi masuk ke gedung retret. Meninggalkan Kyungjun yang berekspresi tidak percaya, "𝘴𝘴𝘩𝘪𝘣𝘢𝘭."

Saat Y/n memasuki gedung, yang pertama dilihatnya adalah sekumpulan wajah penuh kecewa dari teman-teman sekelasnya. Lantas meneguk saliva, ia menoleh pada Nahee didekatnya.

Menyenggol Jang Hyunho yang melamun, "bawa Nahee ke uks, dia harus di obati." Ujarnya sambil meratapi wajah Nahee yang menahan sakit.

Hyunho menoleh pada murid perempuan itu, "ya." Angguknya singkat dan langsung menghampiri Nahee lalu menuntut gadis itu keruang kesehatan.

Menyadari bahwa Kyungjun sudah nampak disekitarnya, Y/n mendengus dan langsung berlalu pergi ke atasー ke kamarnya. Kemana saja asal tidak ada Kyungjun disana.

Setelah menaiki beberapa anak tangga, gadis itu tanpa sengaja berjumpa Wooram. Y/n lantas menarik anak itu, dia ingin melihat rekaman saat di bukit siang tadi.

Kini Y/n menaruh kamera milik Wooram keatas meja, labium nya menggumamkan kata sial sebab semua hal mulai terasa tak nyata. Kejadian ketika mereka mendaki siang tadi dan menemukan penampakan orang namun tidak bergerak sama sekali, seperti sebuah gambar.

Apa-apaan ini? Apa kelas mereka sedang dalam reality show? Tapi acara apa yang membuat game gila seperti ini! Apapun, setelah semua selesai, Y/n akan menyeret orang-orang yang membuatnya begini ke penjara! Tidak. Ke neraka saja!

"Ini aneh bukan?" Wooram di depannya kembali melihat ke layar kamera miliknya. "Tidak masuk akal ku." Ucap pemuda itu.

Tanpa sengaja Y/n mendengus, 'sejak kapan kau pakai akal?' pikirnya. Habis, Wooram itu tidak pernah kelihatan berlogika dihadapan Y/n.

"Aku bersungguh-sungguh! Donghyun terpeleset saat aku hendak menariknya. Sekalipun aku masih memegangi nya, aku juga pasti akan ikut tergelincir!" Kim Somi berteriak nyaring, tak jauh dari tempat Y/n duduk. Dia dan Baek Eunha kembali mengungkit kejadian kematian Donghyun.

"𝘠𝘢h! Kalian ini bisa diam tidak?!" Wooram berseru, ketara sekali kesalnya karena suara teriakan Somi yang menganggu.

Somi merengut, dia menatap sinis Eunha sebelum berjalan pergi. Eunha sendiri menggeleng, lalu berbalik tuk pergi ke kamar dan kembali ke teman-teman.

"Aku pergi," Y/n angkat badan dari kursi. Wooram mengangguk sekilas dan Y/n langsung melangkah keluar dari sana. Dia pergi ke toilet tempat Juwon meninggal. Namun, betapa herannya dia ketika tidak menemukan mayat pemuda itu disana.

Begitu Y/n ingin berbalik tuk menanyakan ke anak lain, seseorang berdiri tepat dibelakangnya, membuat Y/n agak terkejut. "sshiー" gadis itu mundur beberapa langkah sebab terkejut.

"Ah, maaf maaf." Jang Hyunho menatapnya penuh sesal. "Aku tidak bermaksud, maaf, Y/n." Katanya lagi.

Y/n hanya melempari pemuda itu dengan tatapan penuh kesalnya, "ya. Bukan masalah." Itu mungkin ucapan terjutek yang Hyunho dengar hari ini.

Menyadari keduanya mulai tenggelam dalam kesunyian, Hyunho angkat bicara lagi. "Apa kau melihat Junhee? Aku mencarinya."

"Tidak," Y/n ambil langkah keluar. Hyunho menyusulnya. Mereka menyusuri lorong lantai dua yang sepi, hingga akhirnya nampak sekumpulan murid lainnya.

CURSĒ. (NHC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang