Prolog

2.8K 15 0
                                    

Italy, 26 March 2019

"Aku akan pulang sebentar lagi. Sekarang aku sedang berada di jalan,"ucap pria itu pada istrinya melalui panggilan telpon, sebelah tangannya sibuk memegang kemudi stir seraya tatapan mata yang fokus pada jalanan.

"..."

"Hm. Aku tutup telponnya,"

"..."

"Bisakah kau-" pria itu terlihat emosi dengan perkataan wanita itu sampai tidak sadar jika di depannya ada seorang gadis muda yang tengah merentangkan tangannya sehingga membuat dirinya dengan cepat menginjak rem mobilnya.

Ckitt...

"Aku akan menelpon mu nanti!" pria itu mengakhiri panggilan telpon sepihak.

Dengan cepat pria itu membuka seabelt dan segera turun dari mobilnya untuk menghampiri gadis muda yang hampir saja mati jika dirinya tidak cepat menginjak rem.

"Tuan syukurlah kau-" gadis muda itu terlihat menghampiri Leonard dengan wajah lega.

"Apa yang kau lakukan gadis muda? Ingin mati muda, huh?"tanya Leonard dengan nada marah.

"Tuan aku benar-benar minta maaf. Tapi aku baru saja mengalami musibah dan butuh bantuan mu,"balas gadis itu dengan nada memelas.

Leonard menghela nafas kasarnya, mata cokelatnya kemudian menatap wajah gadis dihadapannya dengan tatapan menelisik.

"Baiklah, kau butuh bantuan apa?"tanya Leonard.

"Eum, aku baru saja mengalami kerampokan. Bisa kau antarkan aku ke kantor polisi?"pinta gadis itu yang membuat Leonard menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, ayo masuk ke dalam mobilku,"ajak Leonard.

Gadis itu dengan segera masuk ke dalam mobil Leonard. Selama perjalanan hanya terjadi keheningan di dalam mobil itu, tapi sesekali Leonard mencuri-curi pandang ke gadis muda yang ia perkirakan usianya masih belasan tahun.

"Ehem, kenapa kau bisa kerampokan?"tanya Leonard memecah keheningan.

Gadis muda yang sedari tadi melamun dengan tatapan ke jendela pun akhirnya menoleh ke arah Leonard yang mengajaknya berbicara.

"Ah, aku yang lalai karena membiarkan tasku terbuka sehingga dengan cepat perampok itu mengambilnya,"balas gadis muda itu dengan sopan.

"Begitu ya. Siapa namamu?"tanya Leonard lagi.

"Anna Horward,"

"Nama yang bagus. Kau berasal dari mana? Sepertinya yang ku lihat dari penampilan mu, kau seperti gadis Amerika,"ucap Leonard melirik ke arah Anna.

"Iya, aku berasal dari Nashville. Disini aku sedang melanjutkan pendidikan ku,"sahut Anna yang diangguki oleh Leonard.

"Berapa usiamu?"tanya Leonard lagi, tapi sedetik kemudian pria itu tersadar jika ia banyak berbicara dengan gadis disebelahnya.

"19 tahun,"balas Anna.

"Oh okay,"sahut Leonard singkat.

Kemudian terjadilah keheningan kembali di dalam mobil itu dengan Leonard yang sedang berperang dengan pikirannya. Tidak lama, mobil milik Leonard pun sampai di depan kantor polisi. Dengan segera, Anna turun dari mobil dan mengucapkan terimakasih pada Leonard.

"Eum, terimakasih Tuan..." Anna yang tidak tahu nama Leonard menghentikan perkataannya.

"Leonard, nama saya Leonard Walter,"balas Leonard yang peka dengan situasi.

"Ah iya, terimakasih Tuan Leonard telah membantu saya,"Anna mengulangi perkataannya dengan tersenyum.

Anna kemudian membalikan tubuhnya untuk berjalan ke kantor polisi, namun tak lama Leonard kembali memanggilnya.

"Anna!"panggil Leonard yang membuat Anna menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya ke arah Leonard.

Leonard dengan segera turun dari mobilnya dan berlari menghampiri Anna. Dia lantas memberikan kartu namanya pada Anna, sehingga membuat gadis itu mengernyit kebingungan.

"Apa ini, Tuan Leonard?"tanya Anna.

"Itu kartu namaku. Hubungi aku jika kau butuh bantuan lagi,"ucap Leonard yang membuat Anna tersenyum senang.

"Terimakasih,"balas Anna dan kembali berjalan ke arah kantor polisi dengan membaca kartu nama yang diberikan oleh Leonard.

Leonard menatap Anna dari belakang, entah kenapa dia tiba-tiba merasa tertarik dengan gadis muda itu. Tapi tak lama, suara dering ponsel membuat lamunannya buyar.

Leonard kemudian merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya dan menatap nama yang tertera di layar ponselnya.

"Halo?"sapa Leonard pada seseorang diseberang sana dengan nada malas.

"Kapan kau akan pulang, Leon?! Sudah ku bilang anakmu harus segera berangkat les dan aku juga harus segera ke kantor,"marah wanita diseberang sana yang merupakan istri sah nya, Jesicca Geovany.

"Iya Jessica, aku akan pulang,"Leon dengan malas mematikan telponnya kembali.

Dia kemudian menatap ke arah Anna berada tadi, tapi sepertinya Anna sudah memasuki kantor polisi. Leonard pun menghela nafasnya dan segera memasuki mobilnya untuk pulang ke rumahnya.

***

Leonard yang sudah sampai dirumah besar miliknya segera mendapatkan sambutan tatapan marah dari sang istri yang tengah memegang tangan putra mereka.

"Lama sekali!"cibir wanita itu dengan ketus.

"Hm, maafkan aku,"ucap Leonard.

Wanita itu menghela nafas kasar, dia kemudian mendorong pelan anak laki-lakinya ke arah Leonard.

"Nih, antar anakmu ke tempat les. Lain kali jangan telat!"ketus Jessica, setelahnya wanita itu pergi untuk bekerja.

Leonard menatap sinis kepergian istrinya. Wanita itu selalu saja menginjak harga dirinya sebagai seorang suami dan tidak peduli padanya, padahal selama ini Leonard sudah berusaha keras supaya Jessica mencintainya juga.

"Daddy, mommy marah sama Daddy, ya?"tanya bocah laki-laki yang sedari tadi melihat perdebatan kedua orangtuanya.

Leonard yang mendengar pertanyaan anak laki-lakinya sekaligus anak semata wayangnya dengan segera menoleh dan memasang senyum hangatnya.

"Tidak kok sayang. Ayo kita berangkat nanti kau telat,"balas Leonard seraya merengkuh tubuh kecil anaknya yang baru berusia 5 tahun.








The Darkness LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang