Bab 10

25 7 0
                                    

Slowly Reading

"Dia kira, dia yang berkuasa." ucap Prof. Sutof, dia kembali duduk, dan merasa sangat senang, ketika berhasil menghilangkan Jena, yang merupakan masalah terbesarnya.

Tapi kayaknya tidak jadi berhasil ...

Ceklek

"Cepat tangkap Professor itu, dia adalah dalang dari semuanya, virus ini tersebar karena dia!" tunjuk Jena, Prof. Sutof kaget, beberapa orang bersenjata lengkap tiba-tiba masuk dan langsung mendekatinya.

"Ada apa ini! Apa yang kalian lakukan!?" sergah Prof. Sutof, orang-orang itu langsung memborgol Professor itu, agar dia tidak bisa kabur dan memberontak.

"Paman kira, paman akan menang? ... Penjahat tidak akan pernah menang." tutur Jena, dia tersenyum miring sekaligus menatap sinis pamannya sampai menghilang dari ruangan itu.

"AKU AKAN MENANG, INGAT PERKATAANKU!!!" teriak Prof. Sutof, Jena kembali datar dan langsung keluar dari ruangan itu, mengunci ruangan itu agar tidak ada lagi yang berani masuk ke dalam.

Dia lalu berjalan menemui Jian dan Jinan yang saat ini berada di salah satu ruangan, dia masuk dan mendapati dua orang yang sedang tertidur, seakan mayat yang sudah tidak bernyawa.

"Gue tau kalian enggak bersalah, jadi gue akan berusaha untuk nyelamatin kalian dan juga seluruh manusia di dunia ini." ungkap Jena, dia tersenyum, lalu meninggalkan ruangan itu, tanpa tahu bahwa ada orang lain di dalam ruangan itu.

"Lo dengar kan! Dia akan nyelamatin Jian dan juga Jinan, jadi lu gak usah khawatir, masa lu gak percaya sama sahabat sendiri."

"Bukan gak percaya, tapi gue hanya ragu, gue ragu kalau dia bakal nyelamatin Jian dan Jinan, apalagi tadi dia bilang untuk nyelamatin seluruh manusia di dunia."

"Itu buat gue ragu, karena senyumin orang lewat aja enggak, apalagi berencana mau nyelamatin orang."

"Na! Di belakang lu!" tunjuknya.

"Jena!"

"Alasan apa yang buat lu gak percaya sama gue?" tanya Jena, dia sedikit kecewa dengan gadis blonde di depannya ini, bisa-bisanya dia tidak mempercayai sahabatnya sendiri.

"Bukan gitu Jen, tapi ... Gue cuman ragu, hehe maap yah." ucap Anna membawa santai pembahasan mereka agar tidak serius-serius amat.

"Lu gak usah ragu Na! gue akan selamatin mereka dan orang-orang yang udah terinfeksi, kalian mau gabung sama gue di 'Wonder Women'." ajak Jena kepada mereka berdua, tapi saat Jun mendengar namanya membuatnya protes.

"Kok 'Wonder Women'? Kan gue laki-laki." protes Jun, tidak terima.

"Yaudah kalau gak mau, gak usah ikut, Anna lu mau ikut kan?" tanya Jena, yang langsung di angguki Anna dengan semangat.

"Tapi kasian Jun jadi gak bisa ikut karena namanya, mmm ... Gimana kalau 'Wonder Women and Spiderman'!" usul Anna, yang langsung di setujui oleh Jun.

"Bagus! Namanya bagus, kalau namanya gini gue mau masuk deh, kan bagus jadi spiderman, bisa terbang dari satu gedung ke gedung lain." ucap Jun semangat sambil menirukan adegan yang dimana manusia laba-laba itu mengeluarkan jaringnya menggunakan tangan.

"Hadeh, yaudah deh, jadi kalian berdua mau masuk, dan namanya ganti jadi 'Wonder Women and Slinderman'." ucap Jena.

"Spiderman jir, wah tega banget lu ubah nama gue, gamau tau gue ngambek." ujar Jun, dia lalu pergi dengan menghentak-hentakkan kakinya.

"Kayaknya gue lebih takut lihat dia, daripada zombie." ungkap Jena.

"Sama Jen!" tambah Anna, mereka hanya bisa geleng-geleng kelapa, eh maksudnya kepala, kalau geleng-geleng kelapa jadi keluar dong airnya. Duh jadi pengen air kelapa.

Morning OR Night [Coming Soon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang