Bab 2 (satu atap?)

197 23 2
                                    

"mama mau kemana? Kok masukin baju ke koper?" Tanya rora ketika memasuki kamar orang tuanya, Lee Hyori hanya menatap anak nya sebentar lalu kembali fokus dengan pekerjaannya dengan terburu buru,

"Rora sayang, mama mau nyusul papa kamu ke Prancis jadi kamu tinggal dirumah sendiri dulu yah untuk sementara sampai urusan mama selesai disana," ucap Lee Hyori mengusap pipi anaknya,

"Hah! Kok mendadak sih mah, masa aku sendiri disini," jawab Rora dengan mata berkaca-kaca siap menumpahkan kristal bening dari mata Belo berwarna coklat terang nya,

"Rora kamu udah gede masa ditinggalin gini masih nangis," ucap Hyori terkekeh kecil melihat sifat manja anaknya yang tidak pernah hilang,

"Enggak, pokoknya aku mau ikut!" Tegas Rora menggeleng cepat,

"Kamu gak bisa ikut nak, kamu udah mau ulangan kelulusan masa kamu mau ketinggalan," ucap Hyori berusaha bersabar,

"Ahh mama, nanti kalau aku kangen gimana? Siapa yang siapin baju sekolah aku, siapa yang bantuin aku ikat tali sepatu," ucap Rora menahan tangan mamanya untuk tidak pergi,

"Solusi terbaik adalah kamu tinggal di rumah Tante Sherly, udah mama pergi, jaga diri kamu baik baik, atur pola makan kamu, jangan sampai sakit entar malah repot, udah yah mama buru buru nanti mama ketinggalan pesawat," ucap Hyori memeluk tubuh anak nya dan menciumi seluruh wajah Rora,

"Kalau ada apa apa kabari mama yah," ucap Lee Hyori sebelum menutup pintu mobilnya, mobil Pajero sport itu meninggalkan halaman depan rumah Rora, Rora hanya bisa menangis sesenggukan dan memasuki kamarnya,

🌼❤️🌼
Keesokan harinya,

"Ehh anak manja kenapa lagi ini? Pagi pagi mukanya udah kusut aja," ucap pharita chaikong, dia sangat heran melihat sahabat nya hanya berdiam di kelas dengan mata sembab, biasanya Rora pagi pagi akan pergi ke kantin untuk membeli yupi favorit nya,

"Ror, Lo kenapa? Ada masalah? Cerita aja sama kita," ucap ahyeon duduk di samping Rora,

Dengan perlahan Rora mengangkat wajahnya menatap ahyeon hingga,

"Ahh mama pergi Prancis ninggalin gue, gue rindu banget sama mama," ucap Rora dengan suara cempreng nya membuat orang menutup telinga nya,

"Tutup telinga kalian gays, Rora nangis lagi," ucap asa diikuti serentak oleh seisi kelas,

"Emangnya dari kapan mama Lo pergi? Kok gak cerita sama kita," tanya ahyeon mengusap air mata dipipi putih Rora,

"Kemarin," jawab singkat Rora lalu memeluk erat tubuh ahyeon,

"Yaelah baru kemarin toh, gue pikir udah berhari hari Lo ditinggal," ucap pharita terbahak bahak,

"Pharita, diam gak loh," ucap haram memukul lengan pharita,

"Udah jangan nangis lagi, gue traktir yupi deh, mau gak?" Tanya haram,

"Mau lah, nangis gue tunda dulu entar lagi pas udah makan," ucap Rora sesenggukan lalu menarik tangan haram dan ahyeon,

"Dasar bocil, bisa bisanya mentingin makan dulu," ucap pharita meninggalkan kelas,

🌼❤️🌼

Sepulang sekolah.

"Rora, barangnya udah lengkap? Yuk kita kerumah," ucap Sherly menarik tangan Rora menuju rumah nya,

"Kamu bakal tidur di samping kamarnya Heesung, bentar Tante panggil anak bujang Tante," ucap Sherly heboh menaiki tangga menuju lantai dua rumah nya, Rora merasa canggung akan bertemu dengan Heesung teman masa kecilnya,

"Nah sung, kamu masih kenal kan sama cewek cantik ini," ucap Tante Sherly menggandeng tangan seorang pria berumur 25 tahun, dia Heesung, wajahnya masih sama tetap tampan walau umur sudah cukup matang untuk menikah, satu ekspresi wajah yang tidak pernah berubah sejak dulu yaitu wajah yang sedatar tripleks,

"Kamu masih kenal kan Rora, dia Heesung anak Tante yang paling ganteng tapi masih bujang padahal umur udah tua," ucap Tante Sherly dengan logat Jawa yang masih kental,

"Hehehe iya Tante, masih kenal kok," ucap Rora tersenyum manis,

"Duh ayunya anak kee Hyori," ucap Sherly menarik tangan Rora menuju meja makan,

"Ayo silahkan dimakan, kamu pasti lapar Tante udah masak dari pagi,"

"Gak usah repot-repot Tante,"

"Tante masih ingat makanan kesukaan kamu apa namanya? Hmm nah kue beras yah?" ucap Sherly mengundang tawa Rora,

"Hahaha iya tan, aku cobain yah" ucap Rora mencicipi makanan khas Korea Selatan,

"Wah rasanya tetap enak Tan, lain kali bikinin yah soalnya Rora gak tau," ucap Rora muncul ke daratan dengan tidak tau malunya,

"Dasar nyusahin," ucap seseorang dari arah belakang dengan suara yang datar dan ucapan setajam silet,

"Udah gak usah peduliin emang syetan itu anak," ucap Sherly mengusap tangan Rora, dengan mata senantiasa menatap tajam seiring langkah Heesung meninggalkan ruang makan,

"Kamu mau kuliah dimana?" Tanya Sherly mengalihkan obrolan ketika melihat ekspresi wajah Rora yang masam,

"Oh kuliah di universitas dekat sini aja Tan," ucap Rora berusaha menahan tangisnya,

Sherly merasa bersalah melihat Rora tidak seceria tadi saat makan kue beras

"Liat aja nanti kamu Heesung kamu mama omelin habis habisan" batin Sherly

"Silahkan masuk ini kamar kamu," ucap Sherly menunjuk satu kamar nuansa warna pink terang, Rora sangat mengingatkannya ini adalah kamarnya saat masih kecil saat sering sekali dirinya dititipkan di rumah ini ketika orang tuanya harus ada urusan penting di luar kota atau luar negri,

"Kalau gitu Tante tinggal yah, kamu bisa mandi dulu, Tante mau masak makan malam dulu," ucap Sherly menutup kamar bercat putih tulang dengan gantungan nama: kamar queen roranya Heesung,

Di dalam kamar Rora sibuk melihat isi ruangan itu tidak ada yang berubah, hingga foto kebersamaannya dengan Heesung masih tergantung rapi didinding kamar ini,

Mulai dari Heesung saat masih umur 7 tahun menggendong Rora yang masih bayi, hingga foto terakhir kali saat Rora menerima raport kenaikan kelas,

Setelah mandi Rora duduk di sofa kamar nya, tatapannya tertuju ke laci meja, dengan hati hati Rora membuka nya, netra coklat terang itu menemukan satu buah toples berisi kertas origami yang dirakit nya saat masih kecil bersama Heesung, entah tulisan apa saja Rora membuka nya,

Rora membuka Kertas berwarna biru laut milik Heesung dan membacanya,

"Keinginan Heesung ingin nikah bareng sama Rora cantik," ejanya membaca lirih tulisan Heesung

"Kalau Heesung udah gede, mau jadi dosen biar bisa ajarin anak anak aku bareng Rora xixixi,"

Rora terkekeh geli ketika membaca beberapa kertas itu,

"Udah puas bacanya?" Ucap seseorang dari pintu, Rora berbalik badan dia sangat kaget, dirinya merasa dipergoki sedang melakukan kejahatan,

"Ibu saya suruh turun untuk makan," ucap Heesung menatap sinis Rora, Rora merasa tidak enak apakah Heesung tidak menerimanya tinggal disini?

Dear HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang