⋆ ˚。⋆୨୧˚1988˚୨୧⋆。˚ ⋆

31 2 0
                                        

21 𝘋𝘦𝘤𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳 1988

𝘋𝘦𝘢𝘳 𝘋𝘪𝘢𝘳𝘺,

𝘙𝘢𝘷𝘦𝘯𝘤𝘭𝘢𝘸 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘎𝘳𝘺𝘧𝘧𝘪𝘯𝘥𝘰𝘳 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪. 𝘋𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘵𝘳𝘪𝘣𝘶𝘯 𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘤𝘢𝘮𝘢𝘵𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘵𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘫𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩𝘢𝘯.

𝘙𝘢𝘷𝘦𝘯𝘤𝘭𝘢𝘸 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘬𝘦 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘢𝘳𝘢𝘩. 𝘙𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘳𝘢𝘴 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪.

𝘋𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘱𝘶, 𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪𝘢𝘯 150 𝘬𝘢𝘬𝘪 𝘥𝘪𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘩. 𝘋𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘲𝘶𝘢𝘧𝘭𝘦 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘢 𝘭𝘦𝘮𝘱𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘫𝘶 𝘤𝘩𝘢𝘴𝘦𝘳 𝘭𝘢𝘪𝘯.

𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘦𝘴𝘢𝘯.

𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘣𝘢𝘩𝘶𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘈𝘢𝘳𝘰𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘤𝘢𝘱𝘵𝘢𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘨𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘢𝘵𝘦𝘳 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘭𝘶𝘥𝘨𝘦𝘳 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘉𝘪𝘭𝘭?!

𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘶, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘔𝘦𝘭𝘢𝘯y 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘰𝘤𝘰𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘦𝘳𝘵𝘢𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘳𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘦𝘯𝘵𝘶 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪!

𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯??

𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘵𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘥𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘶𝘫𝘢𝘯.

𝘒𝘢𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶, 𝘊𝘩𝘢𝘳𝘭𝘰𝘵𝘵𝘦 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘬𝘢𝘱 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘳𝘢𝘮𝘢𝘵𝘪𝘴.

-𝘥𝘪𝘤𝘢𝘵𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘢 𝘈𝘴𝘵𝘳𝘰𝘯𝘰𝘮𝘪 12 𝘱𝘮.

Charlotte mengibaskan rambut pirangnya yang panjang. Mata birunya menatap melamun ke arah suatu tempat di perpustakaan.

Sebagai seorang ravenclaw jelas ini merupakan penghinaan, pergi ke perpustakaan untuk melamun. Namun nyatanya pemandangan di depannya tampak lebih menarik daripada yang dia kira.

Apalagi melihat senyumnya yang terlalu lebar. Charlotte yang kerap disapa Lottie ini tersenyum gila. Dia baru saja melihat seorang william membalas senyum kakunya!

Apa yang lebih indah daripada melihat seorang William Weasley tersenyum di depannya?

Melany yang beberapa meja jauhnya kini hanya memutar matanya dengan sebal. "Bill lagi bill lagi" Gumannya dengan jengkel.

Lottie memberikan tatapan tajam, dan dengan angkuh berkata, "Setidaknya aku memiliki ketertarikan tertentu pada seseorang. William Weasley sempurna ada banyak alasan kenapa gadis Hogwarts terpesona padanya"

Charlotte menyukai seseorang dengan fisik atletis, dan sialnya William Weasley memancarkan itu.

"Sayangnya dia tidak akan suka dengan seorang Ravenclaw nerd seperti kamu. Coba aku tebak, Dalmira Carrow jelas merupakan pilihan tepat" Melany menjawan sembari memberikan tanda kutip jelas pada nama itu.

Radar gosip Lottie kadang terpancar, Melany tidak butuh seorang peramal untuk meramalkan kesukaan kecil sahabatnya itu sejak tahun kedua mereka!

Lottie memutar matanya dengan sebal, tangannya bersandar di atas meja favoritnya di sudut terjauh perpustakaan.

Jarinya mengetuk pelan,
"Dalmira cukup seksi, jika saja aku tidak melihat dia berciuman dengan Syafiq itu kedua kalinya" Ucapnya dengan nada jijik.

"Mungkin tidak akan mengerikan jika dia berani menerima tawaran dari Nott, jelas saja dia penyihir pureblood terbaik sejauh ini. Ayahnya penggila kementerian itu pasti akan sangat menyukainya" Lanjutnya.

Melany kadang melupakan bagaimana jiwa penggosip itu merasuki temannya sesekali. Di lingkaran mereka, Charlotte adalah biang utama gosip mereka.

Jangan lihat bagaimana penampilan cupu itu, karena penampilan itu sebenarnya tersembunyi jiwa paling licik? Percayalah Melany akan bertaruh 10 galon untuk menyebutkan bagaimana Slytherin bisa berkedok menjadi seorang ravenclaw?!

Siapa yang paling tau Hogwarts jika bukan Charlotte sendiri? Melany yakin, bahkan sudut tergelap pun akan dengan mudah ditemukan gosipnya, mengingat Lotte sendiri berkata dia melihat Diggory sedang bercumbu dengan Amelia di dekat Shrieking Shack.

Merlin tahu seseram apa tempat itu.

"Nott adalah bajingan" Tukas Melany.

"Tidak, untuk masyarakat pureblood pernikahan kontrak seperti itu jelas bukan masalah besar. Nott cukup tampan, yah meski orientasi seksualnya cukup diragukan. Aku yakin dia mencium Dalmira untuk menyakinkan sebagian besar populasi Hogwarts bahwa dia normal"

Melany berguman pelan, " Apa salahnya jika dia tidak normal, cinta adalah cinta. Dan by the way Diggory cukup tampan"

"Kamu lupa ayahnya sangat eksentrik?" Balas Lotte, dia lalu mengigit pena bulunya dengan ringan. Kebiasaan yang selalu dia simpan ketika inggin bergosip.

" Ayahnya cukup bermusuhan dengan Theodore Nott Sr. Dia menantikan cucu yang bisa mewarisi properti Nott kedepannya. Dan Diggory hanyalah pemuda ingusan tidak jelas. Semua orang tahu bagaimana dia menggunakan pesonanya untuk memikat gadis lalu memanfaatkannya?!"

Mengingat itu, teman mereka seasrama pernah begitu saja terjatuh dalam jerat pesona pangeran Hufflepuff. Namun semuanya kandas begitu Diggory dinyatakan berkencan dengan Flint.

"Flint baik baik saja bukan? Gadis itu terlihat lembut" Melany berkata dengan bingung. Arabella Flint berada satu tahun di bawah mereka. Merupakan Slytherin yang bangga, dan tidak terlalu menganut omong kosong supremasi darah murni mereka.

"Baik?!" Charlotte menjerit tidak percaya.
"Percaya atau tidak ayahnya mengejar karier untuk terus dekat dengan sacred 28 lainnya. Aku yakin alasan orangtuanya melahirkan begitu banyak anak ialah untuk memiliki koneski dengan keluarga darah murni lainnya!"

Melany menatap ke arah jendela dengan linglung,
"Kadang aku lupa, muggle sepertiku tidak memahami intrik para darah murni" Ucapnya dengan pusing.

Charlotte menggelengkan kepalanya, " Suatu saat kamu harus melakukan itu. Memahami seluk beluk keluarga darah murni. Apalagi jika karirmu di kementerian berjalan lancar"

Berbeda dengan Melany yang berniat bekerja di departemen kerjasama Sihir. Dirinya sendiri belum menemukan karir yang tepat.

Tapi sebagai seorang Selwyn, dirinya tidak memiliki tekanan tertentu. Harta warisannya akan cukup untuk menghidupi beberapa cucu. Yang harus dia lakukan hanyalah bersenang-senang dalam hidup ini. Tentu saja karir kementerian yang padat bukanlah yang dia tuju.

Mungkin mengikuti Weasley tertentu akan menyenangkan?

**✿❀ ❀✿**

Shine Up [ Bill Weasley ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang