|
Happy reading🌷🌷
•
•
•
Rintikan hujan mereda membuat ketenangan seorang Amora Rafaela Arhenata terganggu. Kali ini pikiranya sedang kacau saat kedua orangtuanya memberi tahu 'kan bahwa sebentar lagi dia akan di jodohkan.
Amora sendiri adalah seorang Gadis dengan pergaulan bebas bahkan dia sering pulang malam karna, mengikuti balapan liar yang kebanyakan orang mengikutinya para anggota geng motor.
"Gue harus nikah? Sama orang yang jelas-jelas enggak gue kenal? Yang benar ajah!" ucap Amora dari balik selimut yang menutupi hampir seluruh tvbvhnya.
Hingga suara ketukan pintu membuat atensinya beralih. Waduh! Kayaknya Mamahnya nih yang mengetuk? Jangan-jangan calon suaminya sudah datang?
Amora segera meloncat dari atas kasur. Kabur! Itu solusinya. Tapi, dia harus lewat mana? Masa iyah terjun dari balkon kamarnya yang tinggi nya lebih dari 5 meter. Kalau tulang nya ada yang retak bagaimana?
Sudah, lah terjun saja palingan kalo jatuh kedebruk tangan dan kakinya di perban.
"Udahlah! Dari pada kawin sama orang yang jelas-jelas gak tau asal-usul nya?"
Amora memutuskan untuk terjun. Tunggu! Kok tidak sakit? Jangan-jangan sudah berada di dunia lain lagi.
Gadis itu mengintip dari celah mata yang sedikit terbuka, menampakkan wajah seorang lelaki yang tak asing baginya.
Matanya membulat dan segera memberontak. "Turunin gue, gue jijik, gue gak Sudi pokoknya gue gak mau!"
"Lebay!"
"Gue yang lebay kok lo yang nyolot. Lagian ngapain lo dirumah gue? Lo mau maling yah, mau maling apa lagi hah? Selain Cilok gue?"
Raiden Alatas merupakan seorang ketua geng motor Motral Enemy yang terkenal dikawasan ibu kota. Memiliki banyak musuh bahkan dari kalangan perusahaan ternama karna ulah mereka. Lelaki ini juga merupakan mantan pacar dari Amora saat kelas 8 Sekolah menengah pertama dulu.
"Gue dirumah ini enggak mau maling! Dan apa lo bilang tadi? Ini rumah lo? Berarti gue–"
Amora yang mendengar seketika mengerti. "Jangan-jangan orang yang mau di jodohin sama gue, itu lo? Mantan pacar yang gak menguntungkan malah merugikan?"
"Seterah lo, cukup satu hal yang perlu lo tau! Gue akan terima perjodohan itu. Sekarang lo ikut gue! Dan masuk kedalam,"
Mata Amora terbelalak mendengar nya. "Lo gila? Gue gak mau lah nikah sama lo, yang jelas-jelas tukang boong ditambah suka nyuri!"
Raiden tak memperdulikan ucapan Amora lelaki itu segera menariknya agar masuk kedalam, Rumah.
"Lepasin, tangan gue masih suci! Gue gak mau sampe haram cuma gara-gara lo megang tangan, gue." Amora berusaha melepaskan tarikan dari Raiden namun, tenaganya tidak sekuat itu.
"Makanya kita harus nikah supaya bisa Sah dalam Negara maupun dalam Agama,"
"Lo harus ke sikolog biar di periksa, otak lo geser apa gimana!"
Hingga langkah keduanya terhenti di hadapan ruang tamu yang terdapat kedua orang tua mereka.
Raina sudah menatap Amora-sang anak dalam-dalam sepertinya saat dia mengetuk pintu tadi Gadis itu sedang kabur namun ketahuan.
"Kalian berdua cepat duduk!" ujar Hans yang segera diangguki Oleh Amora dan Raiden.
Jedag-jedug perasaan Amora semakin terguncang hebat. 'Dasar setan lo Raiden!' batin nya.
"Kita akan mulai membicarakan tentang perjodohan, antara anak kita Hans." ucap Mario-Ayah dari Raiden.
"Pah, Mora gak mau dijodohin! Apa lagi sama jurig kek dia," tangannya menunjuk tepat di mata Raiden.
Sedangkan lelaki yang di tunjuk itu hanya tersenyum kecut sembari menatap, Amora seperti ada rasa kemenangan.
"Amora sebaiknya kamu diam!" sentak Raina membuat anaknya itu terdiam.
"Jadi, bagaimana apakah Putri kamu menerima perjodohan ini?" tanya Mario.
Ingin sekali rasanya Amora berteriak bahwa dia menolak perjodohan ini tapi mana mungkin bisa? Mulutnya saja sudah di tutup rapat oleh kedua tangan Mamahnya.
"Mah lepas dulu tangannya! Aku gak bisa ngomong jadinya," Rania menuruti ucapan sang anak.
Huft!
Inalillahi, tatapan maut dari Mamahnya membuat Amora tak bisa berkutik. Pasti nih! Mamahnya ini mengode agar dia menerima perjodohan nya.
Semua tatapan tertuju pada Amora yang jawaban nya sangat-sangat ditunggu.
"I-iyah aku terima perjodohan nya,"
Fitri–ibu dari Raiden dapat tersenyum cerah kala mendengar jawaban dari calon menantu nya itu.
Bersambung...
Penuhi kolom komentar untuk bilang lanjut!
Next or stop?