awal.

1K 56 2
                                    

mna votmen mu?

.
.
.
.




" DAMAR BERHENTI KAMU! " Damar beserta antek-anteknya mencoba berlari dari pak Kiris yang sedang mengejar mereka dengan membawa sebuah penggaris besar dan panjang.

Damar beserta teman-temannya terlambat untuk masuk sekolah tadi pagi, karna tidak di bukakan pintu gerbang sama sekali, mereka lebih memilih untuk memanjat lalu melompat dari gerbang depan sekolah.

Sebelum masuk ke dalam kelas Damar mencari aman, dengan mengechat temannya dan bertanya apakah sudah ada guru yang mengajar atau belum. Dan ternyata belum, bahkan guru tersebut izin tidak masuk hari ini.

Apesnya Damar adalah ketika berjalan menuju ke kelas tetapi tidak sengaja melihat pak Kiris yang akan mengajar di kelas sebalah, namun ketika melihat Damar dan antek-anteknya pak Kiris lebih memilih untuk mengejar mereka daripada mengajar anak murid nya itu.

" UDAH PAK, BERHENTI AJA NANTI KURUS BAPAKNYA!! " Teriak teman Damar. Bagas namanya.

Pak Kiris langsung mengencangkan larinya untuk menjangkau anak-anak nakal di depannya itu, walapun dengan perut yang menggembung dan buku paket serta penggaris untuk mengajar pak Kiris tak berhenti begitu saja.

Sampai di mana di depan pintu bk, mereka tidak tahu jika pintu itu akan di buka, alhasil mereka menabrak dan terjatuh. Sedangkan pak Kiris tersenyum melihat tamu dan bu bk yang keluar dari ruangan.

Pak Kiris langsung meletakkan barang-barangnya dan menjewer satu persatu anak di depannya itu dengan kencang. " Ada apa pak Kiris? " Tanya bu bk dengan lembut sebut saja Melati namanya.

" Begini bu Melati, tadi saya tidak sengaja melihat Damar dan antek-anteknya telat masuk ke dalam kelas, saya kejar sampai sini, trus tadi bu Melati buka pintu mereka kejedot trus jatoh " Pak Kiris dengan senyum gigi hilangnya itu menjelaskan dengan lembut. Bu Melati juga cantik wajar jika pak Kiris bersikap lembut seperti bulu kucing.

" Heleh pak pak, ketemu bu Melati aja langsung diem kek gitu, kaya tadi dong kaya barongsai " Kekeh Bagas dan kedua temannya itu.

Bu Melati langsung menggeplak pundak Bagas yang baru saja mengatakan pak Kiris di depannya, bu Melati menarik ketiga pentolan sekolah itu masuk ke dalam ruangan, sedangkan pak Kiris pergi kembali ke kelasnya untuk mengajar. Wajahnya selama kembali ke kelas hanya tersenyum tak jelas.

" Kenapa terlambat? Kalian itu udah sering masuk terlambat, bolos ngga jelas, tidur waktu pelajaran pak Kiris, apa lagi itu jajan pas pelajarannya pak Kiris. Kenapa ngelakuin itu semua ha?! " Mereka bertiga rela jika di marahi habis-habisan oleh orang di depannya ini. Sudah cantik, berkarier, putih, mulus lagi.

" Jawab! Malah bengong! "

" Ah anu itu bu-ekhmm, gini jadi kenapa kita bisa telat itu karna kita baru bangun setengah tujuh itu, trus kalo bolos itu di luar ada masalah mendadak yang penting banget pakek banget banget, trus kalo tidur waktu pelajaran tu maen emel sampe pagi bu alhasil kita ngantuk ngga juga deng males sama pak Kiris suka ngga jelas kalo ngejelasin materi. Laper bu, wajahnya pak Kiris bikin laper pengennya makan kalo pelajaranya pak Kiris " Damar menjawab dengan santai, sedangkan kedua temannya hanya mengangguk-ngangguk saja, toh jawabannya si Damar juga ada benarnya bahkan semuanya.

" Ngga boleh gitu kalian, gimanapun itu guru kalian yang udah ngajar kalian, kasih ilmu kalian, kalian malah gitu " Jelas bu Melati dengan ikhlas dan sabar.

" Dikit doang bu, suer " Teman Damar atau kita sebut saja Faras, berucap dengan dua jari yang berdiri (✌) .

" Dikit apanya! Banyak itu!

Ibu sampe pusing mikirin hukuman apa buat kalian, semuanya udah kalian coba udah kalian lakuin, ibu mau kasih lagi apaan coba "

" Ngga usah aja bu, itung-itung ibu kasih kesempatan tanpa hukuman " Usul Damar, bu bk di sekolahan mereka tidak begitu galak dan menyeramkan seperti yang lainnya, malahan di sini bu bk itu menjadi idaman semua para murid, mau itu siswa ataupun siswi.

" Dih! Mana bisa gitu! Nggaa ada ngga ada! "

" Nyapu lapangan aja udah sana, pak Agus izin ngga masuk jadi lapangan ngga ada yang bersihin. Dah sana buruan ngga usah protes sama hukumannya, lakuin apa yang ibu suruh ngerti?! "

" SIAP BU! " Mereka langsung berdiri dan memberikan hormat untuk bu bk mereka, amanah dari guru harus di laksanakan, tapi khusus buat bu Melati aja, katanya gitu.

.
.
.
.

" Kuatkan hamba Tuhan! " Bagas dengan dramatis nya, meletakkan sapu dan tersungkur di lapangan, berdoa agar dirinya di berikan kemudahan dan keringanan. Padahal mah dari tadi si Bagas diem aja ngga ngerjain apa-apa.

" Lo gerak bisa ngga si Gas! Dari tadi diem aja, cape nih kita! " Ketus Faras pada Bagas yang sedari tadi hanya diam memandang dirinya dan Damar yang sedang membersihkan lapangan dari kotoran daun yang berguguran.

Damar membisikkan sesuatu kepada Faras yang ada di sampingnya itu, langsung saja Faras mengerjakan sebelah sana dan Damar sebelah sini, sisanya nanti biar Bagas yang mengerjakannya.

.
.
.
.

" Cape eek! Tapi gapapa yang nyuruh bu Melati, bukan orang lain " Damar menghembuskan nafasnya cukup kasar setelah itu tersenyum.

" Gendeng ciri-ciri murid gendeng tu Damar, Damar Juansara "

" Palalo tiga "

" Satu nih satu liat! "

Tak lama dari mereka adu bacot, Bagas datang dengan wajah yang sangat tidak bersahabat dengan dunia, duduk dengan kasar dan menyerobot es jeruk milik Faras.

Faras dan Damar mencoba mengabaikan keberadaan Bagas, biar salah siapa coba, tidak mau mengerjakan dan hanya diam saja memandang mereka berdua yang sedang mengerjakan hukuman.

Bagas dengan wajah cemberut nya itu mulai menghidupkan rokok dan menyesapnya, di sini dilarang keras merokok di area sekolahan tapi jika mereka bertiga sudah pasti tidak mendengarkan aturan itu, biar saja asal tidak ketahuan.




.
.
.
.
.
.

































Cerita baru lagi sawo! Mana votmen mu?!

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐁𝐅 [𝐁𝐋 𝐋𝐎𝐊𝐀𝐋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang