Bab 3 (kejadian memalukan?)

200 21 3
                                        

Satu Minggu sudah Rora dititipkan di rumah Tante Sherly, dan hari yang paling ditunggu nya adalah waktunya dirinya pulang kerumah nya,hubungan antara Sherly dengan Rora semakin dekat, hanya saja dengan Heesung, pria itu seolah tidak menganggap Rora ada di dekatnya, jika berpapasan Heesung hanya memalingkan wajahnya lalu pergi begitu saja,

"Duh berasa anak buangan gue, ada yah anak dititipin selama satu Minggu, jangan jangan mama papa udah punya anak baru lagi, huuh jangan sampe," ucap Rora berguling guling di lantai setelah selesai dengan berkemas pakaian nya,

Tok tok

"Rora, Tante boleh masuk?"

"Iya tan masuk aja, inikan rumah Tante sendiri," jawab Rora tersenyum sungkan melihat Sherly membawa satu nampan susu, kegiatan sehari-hari Sherly, Rora? Jangan ditanya, seperti waktu hari,

Flashback Dua hari lalu:

"Hahaha Ya ampun Rora, kamu kok masak air sampe hangus sih, ini lagi gula dimana-mana? Kamu kenapa pake terigu?" Tanya Tante Sherly menepuk nepuk perut nya, mungkin lelah tertawa?

"Hah! Ini terigu Tan? Kok aku gak tau sih" jawab Rora cengengesan, pasti pipinya sudah memerah akibat malu apalagi ada Heesung disana,

"Masa kamu gak cium sih bau nya, gak mungkin kan kamu gak bisa bedain bau terigu sama susu vanila,"

"Hehehe aku lagi pilek Tan, jadi indra penciuman aku gak berfungsi kali ini" jawab Rora membersihkan kekacauan yang dibuatnya,

sungguh membuat susu bukan lah aktifitas nya, biasanya akan dibuatkan oleh bibi kalau bukan yah ibunya, tapi karna dirinya hanya menginap di rumah orang yah pasti sangat malu lah kalau hanya perihal buat susu masa gak bisa walau kenyataannya haha.

Flashback off:

"Duh Tante kok repot repot bikinin aku susu, aku bisa kok gak minum susu untuk malam ini, pasti Tante lelah karna ngurus cafe dari pagi" ucap Rora merasa sungkan

"Gak papa, Tante suka kok, dari dulu Tante pengen banget punya anak cewek, tapi kamu tau lah Heesung terlahir jadi cowok, Tante bisa apa? Seandainya jadi cewek Tante akan ngurus dia dengan senang hati, ada yang temenin Tante pergi shopping, masak bareng, dan bertukar cerita seperti perempuan pada lainnya," ucap Sherly ikut duduk di sebelah Rora yang meminum susu dengan lahap,

"Tapi lihatlah, anak Tante cowok, sibuk sama kerjaannya, Tante kesepian banget, makanya Tante sibukin diri juga sama cafe," ucap Sherly tersenyum tipis menatap foto keluarga nya,

"Tante jangan sedih, tante bisa anggap aku sebagai anak kok, kalau Tante kesepian bisa kok ajak Rora jalan jalan" ucap Rora memeluk singkat Sherly,

"Eh Tan aku pamit yah mama papa udah ada di depan," ucap Rora mencium pipi Sherly, dengan terburu buru Rora menghampiri orang tuanya di teras rumah,

"Jeng, makasih yah udah rawat bayi ku, hahaha" ucap Hyori terkekeh geli melihat ekspresi cemberut anaknya,

"Ih mah jangan malu maluin aku deh, apalagi aku udah 17 tahun loh" ucap Rora malu malu kambing, apalagi Heesung ada disana menatap dirinya remeh, Rora sangat mengingat waktu kemarin sore

Flashback on:
Di sore itu setelah pulang sekolah, entah kuntilanak mana yang merasukinya hingga ingin mencuci bajunya,

Saat memakai mesin cuci awalnya baik baik saja setelah mengikuti tutorial dari YouTube, saat ingin mengeringkan pakaian tiba tiba mesinnya rusak entah yang mana rusak, dengan panik Rora menaiki tangga menuju kamar Heesung,

"Kak Heesung, tolongin rora dong," teriak Rora menggedor gedor pintu cat hitam,

Ceklek

"Gak sopan, kenapa?" Heesung keluar dengan wajah yang ditekuk,

"Hmm coba liat mesin cuci dong, kok gak bisa nyala," ucap Rora memilin baju kaos selutut nya,

Rora hanya meringis ngilu mengikuti langkah panjang Heesung menuju belakang rumah tempat mesin cuci tadi,

Dengan gusar Rora menggigit kuku tangan nya ketika menunggu Heesung melihat mesin cuci nya,

"Ini mesinnya ada yang rusak, padahal baru tiga hari di pakai," ucap Heesung menghela nafas berat,

"Terus, ini gimana?"

"Yah harus beli baru lagi lah," jawab Heesung duduk di kursi taman,

"Aduh nanti suruh mama gantiin aja yah," ucap Rora merasa bersalah, nanti Rora harus bilang apa ke Tante Sherly?

"Kamu pikir keluarga saya miskin? Nggak usah, saya bisa beli sendiri, emangnya saya cowok apa yang gak bisa beli mesin cuci doang" ucap Heesung melewati Rora begitu saja,

Malam tiba,

"Sung, mesin cuci kenapa? Kok Ndak bisa dipake?" Tanya Tante Sherly ketika makan malam, ucapan Tante Sherly membuat Rora tersedak lalu dengan gerakan buru buru dirinya meminum air putih,

"Loh hati hati nak," ucap Tante Sherly menepuk punggung Rora dengan hati hati,

"Itu mesin cuci kenapa sung? kamu ditanya kok diam aja," tanya Tante Sherly mulai geram melihat kearah anaknya yang hanya diam,

"Tante maafin Rora yah? Rora nggak sengaja rusakin mesin cuci Tante," ucap Rora mengangkat suara,

"Oh kamu toh, udah jangan nangis, gak papa kok, itukan cuma mesin cuci, bisalah dibeli lagi," ucap Sherly tersenyum manis, mengusap rambut Rora dengan usapan yang lembut,

"Udah mari makan, nih om beliin kamu kue beras dari resto tadi," om Kevin berucap setelah dari tadi hanya diam, aku mengangguk pelan lalu dengan rasa malu dirinya makan hingga selesai,

"Tan mau aku bantu cuci piring?" Ucap Rora membantu membersihkan bekas makan di meja,

"Nggak usah, pasti ini bukan kerjaan kamu kalau dirumah kan?"

"Hehe Tante tau aja, yaudah aku naik mau belajar dulu," ucap Rora meninggalkan area dapur,

"Duh malu banget ya tuhan," ucap Rora setelah menutup pintu, satu jam sudah Rora belajar dengan menahan kantuknya,

Tok tok

"Masuk aja Tante," ucap Rora berdiri dari duduknya untuk membukakan pintu,

"Astaga!" Teriak Heesung hampir menjatuhkan nampan dari tangan nya,

"Eh kak Heesung kenapa?" Tanya rora mengambil nampan dari tangan kekar Heesung, dia bingung melihat ekspresi wajah Heesung yang sangat kaget,

"Kakak kenapa?" Tanya rora sekali lagi,

"Kamu gak salah pakai tank top sama celana sependek itu? Saya ini pria normal loh Lee dain!" Tanya Heesung berbalik badan, Rora menundukkan kepalanya, astaga! dirinya sangat kaget melihat tubuhnya,

Dengan gerakan cepat dirinya mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya,

"Duh kakak masih ngapain disitu?" Tanya rora melihat punggung lebar milik Heesung masih ada di depan pintunya,

"Ehh maaf saya masih panik," ucap Heesung pergi dengan ekspresi malu Hingga kupingnya memerah,

Dibelakang sofa ada sepasang suami istri yang sedang menahan tawa mereka, "Duh syukurlah anak kita nggak belok mas," ucap Sherly bersama suaminya yang sedari tadi melihat antraksi anak bujang nya dengan Rora,

"Enak aja kamu Sherly, anak sendiri dibilang belok," ucap kevin memukul pelan pundak istrinya,

"Yah gimana nggak aku bilang dia belok mas, kamu lihat aja selama dia 25 tahun kamu pernah liat dia berinteraksi dengan perempuan? Nggak pernah kan," ucap Sherly tapi diangguki setuju oleh Kevin,

"Mama papa ngapain disitu?" Tanya Heesung menepuk pundak orang tuanya,

"Ehh nggak papa kok, kami nggak ngapa-ngapain kami cuma mau cari cincin mama hilang," ucap Sherly gugup,

"Ahh Iyah cincin mama kamu hilang, yaudah kamu bobo kami mau ke kamar juga," ucap Kevin menarik tangan istrinya pelan menuju kamar mereka.

Sekian dulu cerita dari aku, maaf yah kalau nggak bagus, jangan lupa votmen, hehehe :-)

Dear HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang