.
.
.
"9,997... 9,998... 9,999... 10,000!"
Terdengar deru napas yang berpacu dari ruang gym yang juga berperan sebagai menara pengintai dari kapal Bajak Laut Topi Jerami, Thousand Sunny Go.
Terlihat sosok pria bersurai hijau dengan bekas luka dimata kiri dan juga disepanjang dadanya yang saat ini penuh dengan peluh. Ya, pria itu adalah Roronoa Zoro, si pemburu bajak laut. Juga seorang pendekar pedang di Bajak Laut Topi Jerami.
Usai berlatih Zoro mengambil handuk yang tergantung di samping rak barbel dan mulai menyeka keringat yang telah membanjiri sekujur tubuhnya sejak tadi seraya duduk dibangku yang telah tersedia di ruangan itu.
Seraya mengatur napas, Zoro melihat bagaimana keadaan sekitar kapal yang nampak begitu tenang dan diselimuti oleh gelapnya malam.
Ketika Zoro mengedarkan pandangannya kearah halaman geladak kapal, ia pun menyadari bahwa ada sosok lain yang masih terjaga selain dirinya.
Atensi Zoro pun sepenuhnya tertuju pada sosok itu yang mana merupakan seorang wanita bersurai hitam panjang berkilau, sedang duduk bersandar di tiang depan dengan buku yang setia ada dipangkuannya.
Sosok wanita itu adalah Nico Robin, si anak iblis. Juga seorang arkeolog di Bajak Laut Topi Jerami.
Sejenak Zoro menatap dalam diam dari atas sana hingga akhirnya tiba-tiba saja ia mengambil pakaiannya yang tergantung dan mengenakannya, lalu turun untuk berjalan mendekat kearah Robin.
"Apa malam ini jadwalmu berjaga?" Tanya Zoro begitu mengambil tempat duduk di sebelah Robin.
"Seperti yang kau lihat." Ucap Robin mengendikkan kedua bahunya tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.
"Sendirian?" Tanya Zoro lagi, membuat Robin seketika menoleh kearahnya.
"Meremehkanku?" Sekilas terlihat raut tak senang diparas yang elok itu.
Mendengar itu Zoro pun mendengus "Kau tahu sendiri bukan itu maksudku. Kau bahkan berhasil mengalahkan salah satu Tobiroppo." Jeda sejenak lalu ia kembali melirik kearah Robin, "Bagaimana kondisimu?"
Mendengar itu membuat Robin akhirnya paham dengan maksud Zoro sebelumnya. Ia pun lalu menjawabnya dengan senyum khasnya, "Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir, Kenshi-san."
"Apa-apaan panggilan itu." Zoro mendelik ketika mendengar panggilan Robin padanya.
"Bukankah kau memang pendekar pedang?" Senyum diwajah Robin belum memudar walau pria dihadapannya terlihat cemberut.
"Ya, tapi sudah lama kau tidak memanggilku seperti itu." Gerutu Zoro namun tetap melanjutkan, "Semenjak kejadian di Enies Lobby, mungkin?"
Robin mengganggukkan kepalanya, "Ya. Setelah kalian semua berhasil menyelamatkanku, aku mulai memanggil kalian dengan nama."
Kemudian keadaan pun menjadi hening, seakan mereka tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing seraya menikmati angin malam yang dingin namun dengan deburan ombak yang menenangkan.
"Apa kau merindukannya?" Tanya Zoro tiba-tiba memecah keheningan diantara mereka.
"Siapa?"
"Orang itu."
"Orang itu siapa, Zoro?" Tanya Robin ketika masih tidak mengerti dengan siapa yang dimaksud oleh Zoro.
"Si dokter mutilasi itu." Ucap Zoro seakan enggan menyebut nama orang yang dimaksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
US [ Zoro x Robin / zorobin fanfic ]
RomanceZoRobin Fanfiction Semi - Canon / Canon Divergence AU [Indonesian] . One Piece © Oda Eiichiro Story by zendeaco Picture from Pinterest . . . Summary : "Zoro." "Hn?" "The moon is beautiful, isn't it?" Ucap Robin tanpa mengalihkan pandangannya dari sa...