BAB 7: GADIS PENOLONG

77 3 4
                                    


Thanks ya yang udah baca!
Jangan lupa vote dan komen
nya.Karna satu vote dari kalian
Sangat berharga bagi para
Penulis >_<




Aurora memasuki kamar
Bernuansa putih. Di sekeliling
Nya banyak alat-alat medis.

Aurora menatap tubuh ringkih
Perempuan paruh baya itu
Dengan sendu.

Alat medis yang menempel di
Tubuh itu membuat Aurora
Terisak.

Kedua tangan nya bertautan
Dengan jari lentik milik
Perempuan itu.

"Aurora kangen..." Aurora
Terisak-isak dengan bulir bening
Yang berjatuhan dengan kian
Deras nya.

"B-bun.. Aurora kangen bunda.
Ayah sudah berubah Bun..
Dia selingkuh dengan
Perempuan lain, dia j-jahat
B-bun—" Aurora tidak
Mampu meneruskan ucapan nya.
Lidah nya kelu untuk sekedar
Berbicara.

"B-bun, bunda kapan sadar?
Masa bunda tega ninggalin
Rora sendiri? Sudah 2 tahun
Bunda tidur terus"

"Ayah udah ga perhatian lagi
Sama rora.. dia selalu sama
Perempuan lain mah.."

"Rora ga tau mau pulang ke
Mana sekarang, tempat pulang
Rora udah ga ada.."

"Perempuan yang dinikahi ayah
Jahat sama rora. Ayah selalu
Marah kalo rora ga nuruti
Permintaan perempuan itu"

"A-ayo bun bangun.. peluk
Rora Bun.."

Aurora menangis tersedu-sedu.
Menceritakan seluruh keluh
Kesah nya pada sang mama
Yang terbaring koma di
Atas brankar.

Ibu Aurora koma sejak 2 tahun
Lalu. Ayah Aurora juga menikah
Lagi. Perhatian yang Aurora
Dapat dari ayah nya pun juga
Sudah tidak seperti dulu lagi.

Diam-diam di balik pintu ruang
Rawat itu ada seseorang yang
Berdiri membelakangi tembok.

"R-ra sesakit apa jadi elo?"
Ucap seseorang di balik pintu
Ruangan.

—ALTARA—

Altarel membuka mata nya.
Pengelihatan nya mengabur.
Ia sedang berada di ruangan
Bernuansa putih. Ruangan
Yang sangat ia benci.

Altarel melihat ada teman-teman
Nya yang menatap nya dengan
Tatapan iba dan sendu.

"Apa apa tatapan Lo pada!?"
Sentak altarel pada mereka.

"Lo berantem lagi bos?" Tanya
Azka pada Altarel yang di bantu
Duduk oleh laskar.

"Mana keadaan Lo mengenaskan
Lagi. Bayangin aja tadi wajah
Lo ga kita kenal sangking bonyok
Nya. Terlebih ada 4 tusukan
Dalam di tubuh Lo" ujar Shaka
Yang sedang nyebar di ujung
Ruangan.

Altarel mendengus mendengar
Itu. "Gausah khawatir, gue kuat
Lagian siapa sih yang gak takut
Sama gue?" Ucap altarel dengan
Sedikit narsis.

"Apa? Ulang kata Lo?" Mendengar
Ucapan Ray membuat altarel
Mengangkat alis nya.

"Kuat? Lo hampir meregang
Nyawa bangsat! Gimana
Kalo operasinya gagal? Lo
Udah mati sialan!" Ujar Ray
Dengan berapi-api.

Altarel Aldebaran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang