Haii... Hai... Haiii...
Sudah lama ya aku gak bikin cerita di wattpad. Kali ini aku bawa cerita baru.Jangan lupa like dan komen. Jangan jadi mbak kunti yang datang ngendap-ngendap. Wajib tinggalin jejak😎
Mau cepat Update? Ramaikan kolom komentar setiap paragraf
MAKSA🚫
Baiklah
Sudah siap menangis bersama?*
*
*
*
*
Mari kita mulaiSejatinya sebuah rumah terdiri dari tembok, jendela, pintu dan atap. Lantas bagaimana jika rumah yang tidak dilengkapi atap? Apakah masih layak disebut rumah?
***
Kenalin... Nama gue Lio. Lio Kanaka Eiji. Gue anak ke empat dari tujuh bersaudara. Tapi semuanya tiri karna kita bertujuh punya Ayah yang beda.
Gue gak punya hobi, gak punya cita-cita juga. Jadi bisa dibilang, gue hidup ya cuman buat hidup aja. Makan, nafas, tidur, pergi sekolah, pulang, tidur lagi. Simple.
Gue gak suka ribet. Karna hidup gue udah ribet. Mau tau seribet apa? Sini gue ceritain.
***
"MUARA...!!! BANGUNKAN ADIK-ADIKMU...!!! APA SIH YANG KAMU KERJAKAN DARI TADI...!!!"
Pagi buta sebelum Ayam berkokok, disebuah rumah yang tidak terlalu besar terdengar suara menggelegar seorang perempuan yang masih terlihat cantik meski sudah menginjak usia 45 tahun. Wanita dengan tangtop dan celana pendek tersebut menggedor pintu kamar dengan kesal.
Dor... Dor... Dor...
"MUARA...!!!"
"MUARA...!!!"
"MUARAAAAAA....!!! BANGUN NGGAK....!!"
Pintu terbuka tidak lama setelah ketukan ketiga. Lantas kepala milik seorang remaja terlihat dari balik pintu dengan wajah kucel dan mata yang belum sepenuhnya terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Diujung Tinta (TERBIT)
Non-Fiction"Ma... Bila tempatku berpijak tidaklah sejajar dengan saudaraku yang lain. Tolong jangan anggap aku gagal." _Lio