.
.
.
"Maaf Tuan sebaiknya untuk sekarang jangan bicara apapun yang akan membuat Gadis itu stres dan kepikiran banyak hal, Benturan kuat di kepala mengakibatkan Jaringan saraf nya Mengalami masalah hingga mengakibatkan ia Amnesia sampai waktu yang tidak di tentukan"Allan sangat cemas, tangan nya sejak tadi gemetar bibirnya tak bisa bicara ia begitu terkejut akan semua dan ia juga sangat shock akan kejadian tersebut.
"Rawatlah dia dengan baik, Dan kita akan melakukan chek Setiap sepekan sekali, kau harus ingat tuan bahwa gadis itu hanya mengingat Pernikahan kalian"
Suara dari dokter mengiang di kepala Allan. Ia dengan ragu membuka pintu dan melihat gadis dengan wajah pucat Terbaring lemah dan kepalanya di bungkus Perban.
Allan Melihat layar handphone dengan ragu membuka, ia tak sanggup jika mengatakan semua kejadian ia tak bisa bicara dan yakin sekali jika bicara maka Orang tua nya akan panik dan menyalahkan nya karena teledor.
"Nak, ini bibi bawa baju ganti, Bajumu basah karena darah ayo ganti dulu"
Ujar Bi dera seraya menyodorkan sehelai Kemeja."Iya bi, taruh saja di situ. Tolong beri aku waktu, ingat untuk masalah ini jangan beritahu Ayah Ibu dan mertua ku, Beri aku kekuatan menghadapi mereka"
Allan tertunduk lesu menutup wajah nya di kasur Bangsal dimana Violet Terbaring.
*Aku tidak mengharapkan apapun lagi, Putriku itu berbeda. Dia mandiri, kuat, dan tidak manja, kami terlalu keras terhadap Nya sejak kecil namun itu justru menjadikan nya gadis Luar biasa, Hingga akhir ia Mengorbankan semua impian Nya untuk memenuhi permintaan kami, kami pikir kami sangat egois dengan memaksa nya menikah di Usia yang bahkan Belum waktu nya membina rumah tangga, dia terlalu belia menghadapi kenyataan.... Ayah Senang melihat kalian ternyata bisa akrab dan bahkan begitu mesra, Ayah harap kau menjaga berlian berharga Ku itu dengan baik. Jika kau tidak sanggup maka jangan sakiti dia, suruh dia pergi dan pulangkan pada ku, aku tidak akan marah, aku terlalu merasa bersalah pada gadis kecil itu, berjanjilah Untuk menjaganya entah usiaku tidak lama lagi atau Bahkan Aku tak sempat meminta maaf pada nya tapi Aku dengan ikhlas menyerah kan dia padamu. Aku percaya*
Kata-kata yang Tentu mengulas sempurna di kepala Allan. Ia seperti mendapatkan tamparan hebat sekarang. Melihat Gadis yang di maksud kini terbaring lemah tak berdaya.
"Ssstttttt ahhh sakit sekaliiii"
Suara parau dan hampir tidak terdengar, Allan bangkit ketika melihat Pergerakan dari Violet.
"Kau sudah bangun? Apa yang sakit, aku akan panggil dokter ..." Bergegas pergi namun tangan lembut mencegahnya.
"Apa anda suami ku? Aku Menikah tapi kenapa aku terbaring di sini?"
Suara kecil itu membuat Allan Terdiam kaku.
"Siapa nama mu?"
Allan terduduk lemas, benar yang dokter katakan bahwa Kini Violet melupakan semua.
Tiba-tiba dokter masuk, Dokter tersebut masih sangat muda seketika wajah violet berbinar.
"Suami ku sudah datang.... "
Wajah cerah itu mengejutkan Allan. Sang dokter Tersenyum lalu terus memeriksa nya dengan teliti.
"Katakan Suami ku, siapa nama Pria ini, kenapa dia ada di sini?"
Tangan violet bergelayut pada dokter yang dengan sabar hanya bisa tersenyum. Sementara Allan berusaha menarik Violet agar tidak menyentuh dokter tersebut karena entah kenapa ia tidak suka melihat nya.
"Gadis yang kuat. Harus segera sembuh yaa, Dokter bukan suami mu, dia Tuan Allandra Suami mu Nona"..
Wajah Violet berubah, ia melihat ke arah Allan yang cemas.