Prolog

4 0 0
                                    

Aku menatapmu bagaikan Aku menatap langit, ya langit. Indahmu seindah langit yang aku tatap saat pagi hari.

Begitu cerah, mampu membakar semangatku untuk berangkat sekolah ataupun sekedar tersenyum di malam hari karna mengingat senyummu yang begitu memabukkanku.

Aku ingin memahami seluruh cuaca mu. Tentang cerah mendung nya dirimu.

Tentang cerahmu yang mampu membakar semangatku, tentang gelapmu yang selalu mampu membuat ku terlelap dengan nyenyak, dan tentang jingga mu yang selalu ingin aku tahan karna aku ingin berlama lama menatapnya.

~~~~

Aku sendiri pun bingung harus dengan apa aku memulai menceritakan kisah ini, kisah yang sebenarnya hanya ada aku sendiri dan tentu saja dengan ilusi kamu yang aku buat sendiri dalam pikiranku.

Aku tidak terlalu pandai dalam menyusun kata kata untuk mendeskripsikan betapa indahnya dirimu. Aku hanya ingin kamu tau, begitu sulit untuk menahan perasaan ini, perasaan yang hanya aku dan tuhan yang tau.

Aku tak tahu jika dari pertemuan tidak sengaja itu kau mampu membuat poros duniaku berpacu kepadamu, langitku.

~~~

Sesuai dengan yang sudah aku katakan, aku akan menamaimu 'Langit' karna dirimu memang setara dengan itu, dan aku hanyalah 'mawar' yang selalu bersyukur saat cerahmu mengenai tubuhku, membantu diriku tumbuh hingga dalam hatiku timbul harap, suatu saat aku akan menggapaimu.

~~~

LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang