17

6.2K 62 0
                                    

.
.
.
"Berhentilah Tunduk pada Gadis itu, kau hanya akan di buat gila oleh nya. Sudah ku bilang dia hanya pura-pura.... Dia tidak hilang ingatan kau tahu itu Allan"

"Berhenti membual, Aku terlalu lelah untuk berdebat, Aku muak menghadapi ini tapi aku tidak bisa juga mengabaikan Nya, Jika terjadi sesuatu maka baik kau ataupun aku tidak akan pernah bersatu"

"Baiklah aku menyerah bicara padamu yang sudah buta itu, jika kau mencintai ku sudah ku bilang hamili Aku, mereka tidak akan bisa menolak jika aku mengandung Anak mu, terlebih mereka sangat menginginkan Pewaris bukan"

"Tidurlah selamat malam....."

Tuuut Telpon di matikan sepihak. Allan mengucek rambutnya dan Memijit pelipisnya pusing melihat ke arah ranjang, dimana ia melihat Violet sudah terlelap.

Violet membuka mata, Sejauh ini ia merasa Tidak mengubah apapun. setiap malam ia mendengar Suami nya teleponan dengan kekasihnya membicarakan banyak hal bahkan Dirinya. Namun di setiap pembahasan selalu wanita itu Minta di hamili. Sungguh gila obsesi wanita Itu, Violet menggigit bibirnya dan memilih meredam semua untuk tertidur lebih cepat.

"Mas. Kenapa kau Masih sibuk di sana?"

Suara Violet mengejutkan Allan yang Duduk di sopa dengan sebuah leptop.

"Hmmm kenapa bangun, apa Butuh sesuatu?"

Tanya Allan menutup Leptop nya dan beranjak mendekat.

"Aku mimpi buruk. Mas."

Adu Violet Membuat Allan Menghampiri nya. Benar saja keringat jagung membasahi dahi gadis tersebut.

"Mimpi apa? Kenapa sampai berkeringat?"
Allan cemas Mengelap keringat itu dengan tangan nya.

"Aku bermimpi, Mas di telan ular besar dan mas meninggalkan ku, aku takut"

Violet meringkuk memeluk tangan Allan.

"Jangan khawatir aku ada di sini hmmm.... Tidurlah"

Violet menggeleng. Ini mungkin Langkah tergila nya namun apapun yang terjadi bukan kah tidak masalah.

"Tidurlah di sini, Aku takut sendirian.... Mas selalu sibuk setiap malam, aku sering bangun melihat mas tidur di sopa"

Rajuk Violet membuat Allan Bingung harus bagaimana. Ia tak bisa Menolak akan banyak sekali pertanyaan dari Violet jika ia coba menolak. Jika Violet banyak berpikir maka ia akan sakit kembali.
.
.
.
Allan membuka mata, ia bangkit dan terkejut saat melihat di sampingnya Violet yang tertidur dengan Damai. Kembali mengingat saat-saat Violet memintanya tidur di ranjang. Jujur saja itu membuat jantung Allan berdetak Tak karuan. Membuat nya bingung ada apa dengan dirinya. Namun tak bisa di pungkiri jika tidur kali ini merupakan tidur Yang begitu menyegarkan.

Melihat layar handphone Violet menampilkan Panggilan video tertulis 'my love bu' Allan mendekatkan wajahnya memastikan siapa itu, mata Allan membelalak dan Mengingat kembali bahwa Violet pernah menghubungi orang tua nya dengan bicara Formal dan aneh.

"Mas sudah bangun?"

Allan menjadi gugup. Tiba-tiba mata nya beradu dengan mata Violet yang Indah.
Suara jantung bergemuruh itu kembali menggetarkan Semua bagian tubuh Allan.

"Apa setiap pagi Selama dua tahun ini Begini Mas? Aku menatap pria paling tampan di dunia saat membuka mata"

Allan bergegas turun dari ranjang, ini sudah gila dan dirinya tak bisa melanjutkan drama apapun karena Entah kenapa jantungnya berdegup kencang tak karuan sekarang. Berbeda dengan Violet yang Berdecak kesal. Mengutuk diri sendiri karena terlalu berlebihan akting.

Allan tak ada di kamar, Violet melihat handphone Pria itu berdering, berdecak kesal Wanita gila itu menelpon siang dan malam. Kali ini Violet yang mulai kesal Langsung meraih telpon dan menekan tombol terima Panggilan.

"Hallooo sayang kuu, kau sudah bangun? Apa kau ingat hari ini hari apa? Kau pasti Akan memberikan hadiah spesial bukan? Aku sudah mengirim list nya...."

"Hallo ini siapa? Apa sekertaris Tyara" ujar Violet seolah tak mendengar apa yang ia dengar Tadi.

"Kau? Kenapa kau yang menjawab?"

Violet menjauh kan suara di handphone memekakkan telinga nya.

"Suami ku Sekarang sedang mandi, kami baru saja bangun dari tidur. Apa yang harus aku sampaikan pada Mas Allan. Sekertaris Tyara." Ujar Violet penuh penekanan pada kata terakhir nya

"Heh kau. Berhentilah berakting..... Dasar........"

Violet menjadi kaku ketika pundak nya di tepuk pelan. Bisa tebak itu tangan siapa. Yaa itu Allan.

"Sedang apa? Dengan handphone ku?"

Bibir Violet bergetar, bisa di bayangkan Itu merupakan pelanggaran berat dan tentu dirinya akan di hukum karena berani menyentuh benda-benda penting milik Pria tersebut.

Allan Meraih telpon dengan pelan, Membuat Violet tersadar. Violet hanya menunggu saja kapan suara lolongan itu memecahkan gendang telinga nya.

"Sekertaris mu menelpon hingga puluhan kali, jadi Aku menjawab Nya mungkin saja dia sedang butuh pertolongan"

Ujar Violet dengan suara Bergetar, Allan menghela nafas sejenak, menelan ludah kelu yang terasa sakit di tenggorokan karena menahan sesuatu yang sebenarnya ia ingin tumpahkan.

"Lain kali tidak perlu menjawab karena itu hanya pekerjaan" ujar Allan pelan membuat Violet Mendengus tak percaya, kebohongan yang nyata. Lebih tepatnya wanita gila itu sekarang haus akan uang kekayaan dan merebut semua yang ada. Dan Suaminya kini terjebak seolah tak bisa Meninggalkan wanita itu.

"Tapi dia berteriak tadi, dan bilang Aku hanya pura-pura dan dia juga bilang Aku gadis Bodoh, jelek, gila, dan 'jalang'" Violet menutup mulutnya dengan wajah ingin menangis.

Allan tentu terkejut mendengar hal itu, seketika Rahang nya mengeras.
"Ahhhhhh stttttt kepalakuuu"

Itu jurus handal Violet ketika kehabisan akal untuk membuat Pria di hadapan nya berkutik. Allan langsung memeluknya nya dan menepuk pelan pucuk kepala nya

"Tenang lah, Itu mungkin hanya salah dengar."

"Mas......"

Suara Violet lirih, melepas pelukan itu dengan pelan. Menatap mata Pria di hadapan nya dengan tatapan nanar.

"Apa benar aku ini Bodoh, apa benar selama ini Aku Gila, Apa Aku jelek, dan Apa Aku juga pernah menjual diriku pada Orang, apa Aku kau nikahi sudah tidak perawan"
Isak Violet membuat Allan terdiam kaku. Sungguh apa yang Gadis di hadapan nya katakan seolah menusuk dadanya secara brutal. Entah kenapa Hal itu menyakiti hati Nya.
.
.
.
"Nak Vio apa semua baik-baik saja? Sekarang Nak Violet terlihat sangat ceria, ada apa? Boleh cerita pada Bibi?"

Ujar Bi dera seraya tersenyum melihat Sejak tadi Violet Seperti tengah berbahagia.
Seisi rumah memang menjadi damai sejak kejadian jatuh itu, Perubahan Allan Membuat semua menjadi lebih tenang. Bi dera melihat seolah Allan baru telah lahir. Tidak buruk juga jika bilang kalau kecelakaan itu adalah hadiah spesial untuk merubah segalanya.

"Tidak Bi, hanya saja Aku ingin makan Puding coklat hari ini"
Ujar Violet membuat sang Bibi tersenyum mengangguk, tentu itu akan segera ia kabulkan.

Jauh di benak Violet sekarang ia Tengah membayangkan Pertengkaran hebat antara Dua kekasih itu. Dengan jurus maut nya ia meminta agar Allan cepat pulang, itu trik utama supaya si ular berbisa Tyara tak bisa menguasai Allan lagi.
.
.

HANYA KAMU  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang