Sore ini cuaca terlihat mendung. Sang empu yang daritadi berdiri menunggu jemputan mendengus kesal sebab tak kunjung datang. Keadaan sekolah sekarang sudah sepi, hanya dia seorang dan satpam sekolah yang masih tinggal. Angin berhembus kencang menampar wajahnya yang sudah terlihat lelah sehabis seharian bercengkrama dengan dunia. Dia hanya ingin cepat-cepat sampai ke rumah dan merebahkan dirinya di atas kasur kesayangannya.
Langit tampaknya sudah mulai menurunkan rintik-rintik hujan. Segera ia berlari mencari tempat untuk berteduh yang jaraknya agak jauh dari tempat sebelumnya dia berdiri. Sial sekali hari ini pikirnya. Sambil memeluk dirinya sendiri yang merasa kedinginan karena hujan turun mulai deras, Minghao masih setia menunggu jemputannya. Jam sudah menunjukkan pukul 5 tetapi tak ada tanda-tanda bahwa abangnya akan datang menjemputnya dan membawanya pulang dari sini. Dia hanya bisa pasrah menunggu hujan reda agar abangnya bisa datang menjemputnya.
Melamun sambil melipat kedua tangan di atas dada, pikirannya berputar kembali pada kejadian tadi siang yang sedikit mengejutkannya. Seseorang yang kata orang-orang sangat famous di kalangan sekolah tadi siang mengajaknya berbicara. Minghao hanya tau namanya saja karena beberapa kali kerap menjadi perbincangan hangat di kalangan kelasnya. Itu terjadi begitu saja, Minghao yang sedang berjalan ingin menuju ke kantin tiba-tiba dicegat dan mau tak mau Minghao berhenti berjalan karenanya.
Minghao menatapnya dengan heran, sedangkan seseorang yang baru saja mencegatnya tadi terlihat gugup dengan senyum yang mengembang seperti ingin mengatakan sesuatu. Minghao bertanya ada keperluan apa dengan nada yang sedikit jutek dan yang satunya menjawab sambil cengengesan mau minta nomor lo boleh? sambil menyodorkan handphone miliknya yang dibalas dengan tatapan aneh oleh Minghao.
Tanpa berpikir panjang Minghao langsung mengambilnya dan mengetikkan beberapa digit nomornya lalu mengembalikan handphone tersebut kepada pemilik nya yang terlihat sedang tersenyum lebar karena baru saja mendapatkan hal yang dia mau. Sebenarnya Minghao terpaksa melakukan hal ini, dia hanya ingin ini semua cepat selesai. Dan dia tidak ingin hal-hal aneh selanjutnya yang akan terjadi jika dia menolak, terlalu menyusahkan pikirnya. Toh, dia hanya tinggal menyimpan nomornya saja kan? Minghao itu orangnya cuek dan tidak terlalu perduli terhadap sekitar, jadi biarkan saja.
Lamunan Minghao buyar seketika karena baru saja ada yang memanggilnya. Oh, ternyata ada yang sedang meneduh juga selain dirinya. Minghao menoleh dan mendapatkan orang itu sedang tersenyum kearahnya sambil melambaikan tangan. Minghao membalas senyuman itu dengan kikuk, heran. Kenapa Minghao harus dipertemukan lagi dengannya sore ini?
"Hai.."
"Oh, hai?"
"Kenapa belum pulang?"
"Hujan."
"Ah, iyaa. Sama nih lagi nunggu hujan reda juga hahahaha..."
Awkward. Itu yang dirasakan Minghao sekarang. Padahal tadi siang ia lancar-lancar saja memberikan nomornya, tapi kenapa setelah dipikir-pikir rasanya aneh kalau dia dengan mudahnya memberikan nomornya kepada orang yang tidak pernah berinteraksi dengannya sama sekali? Ah sudahlah, Minghao orangnya tidak terlalu peduli akan hal-hal seperti itu.
Lelaki di samping Minghao terlihat gelisah seperti orang yang ingin mengajaknya berbicara tetapi terlalu takut untuk memulai sebuah percakapan. Jadi, dengan sedikit terpaksa Minghao membuka percakapan di antara mereka berdua.
"Lo Mingyu 'kan?" tanya Minghao untuk sekedar basa-basi.
"Iyaaa. Lo kenal gue?" balasnya dengan pertanyaan yang terdengar antusias.
"Kenal kok." jeda Minghao "Lo sering jadi omongan anak kelas. Tenang aja, bukan ngomongin yang aneh-aneh." lanjutnya lagi.
"Oke.. Hahahahaha"
"Lo anak ekskul seni, kan?" Mingyu bertanya lagi.
"Iya."
"Oh.. Gue anak basket hahahahahha. Sorry nggak penting." lanjutnya dengan tawa untuk mencairkan suasana karena Minghao yang kembali menjadi tidak terlihat peduli lagi.
"Keren. Nggak papa, santai aja."
Syukurlah hujan sudah reda, tak lama seseorang yang Minghao tunggu sedari tadi menjemputnya. Jadi, Minghao bisa keluar dari suasana canggung ini. Tak lupa dia pamit pulang duluan kepada Mingyu karena sudah dijemput. Mingyu melambaikan tangan ke arahnya. Dan dibalas senyum tipis oleh Minghao
"Gue duluan ya, Gyu."
"Iyaa, hati-hati Hao."
KAMU SEDANG MEMBACA
when you love someone
Teen FictionWhen you love someone who doesn't love you back