Clara meremas ujung roknya melihat Miguel yang semakin dekat dengan Railey membuat darahnya mendidih.
Bertahun-tahun Clara berjuang untuk mendapatkan hati Miguel tapi Railey merebutnya dengan mudah.
Clara tidak bodoh untuk tidak melihat api cinta dari mata Miguel saat menatap gadis sialan itu.
"Bunga mataharinya lucu," komentar Selda yang tau kemana arah pandang Clara.
Clara melirik Vina sinis lalu meraih ponselnya yang bergetar panjang, "kenapa, Dis?"
Ucapan Yudis membuat Clara tersenyum miring, "gue kesana sekarang." Clara menutup telfonnya dan segera pergi.
"Clar, tunggu!" Cegah Selda.
Clara berbalik lalu menunjuk Selda, "tetep disitu. Awas ngikut."
Selda memberhentikan langkah dengan bibir melengkung kebawah.
* * *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lepas!" Vina memberontak saat dua murid laki-laki menyeretnya masuk kedalam gudang gelap, "gue bilang lepas anjing! Lo budeg hah?!"
Yudis menyeringai saat Ia menemukan gadis yang selama dua hari ini sengaja menghilang, "lo nggak bisa pergi selagi masih punya urusan sama kita."
Vina menatap nyalang Yudis dengan nafas terengah, "mau apa lo!"
Yudis mengendus, "tali dia di kursi!"
Vina terus memberontak walau tidak membuahkan hasil. Dua cowok bertopeng itu pergi setelah menyelesaikan tugasnya. Vina menyeringai saat melihat name tag di dada kedua cowok itu, Chandra dan Wisnu.
"Gue nggak tau muka lo. Tapi gue yau nama lo! Bodoh!" Batin Vina dalam hati.
Yudis mengunci pintu saat seorang gadis ikut masuk bersamanya.
Vina meneguk salivanya bulat-bulat mendapati Clara mendekat dengan wajah penuh amarah.
"Wahh.. wah... Ada yang berani ternyata," suara sepatu Clara menggema seisi ruangan.
Alih-alih takut, Vina mengeluarkan seringainya, "gue bangga bisa nyebarin aib lo."
Clara menjambak Vina hingga wajah gadis itu menghadap ke atas, "gue kira lo sahabat. Bangsat!"
"Gue nggak akan pernah maafin perbuatan lo," tegas Vina, "selama ini gue deketin lo cuma buat umbar kejelekan lo, dan gue berhasil," Vina tertawa di akhir kalimatnya.
Clara meraih wajah gadis itu menusukkan kuku panjangnya di pipi Vina, "lo bakal nyesel ngelakuin ini semua."
"Gue? Nyesel?" Vina tertawa keras, "in your dream."
