Dina berlari sangat kencang saat memasuki lift yang hendak tertutup.
"Huuff, untung saja!" Lega Dina karena berhasil masuk tepat waktu."Kok bisa telat sih Din?" Tanya Rina teman sekantor Dina yang telah menemaninya hampir sepuluh tahun, kurang sebulan lagi.
"Gak bisa tidur semalaman." Pusing Dina mengingat ibunya di Aceh yang selalu menyuruhnya pulang.
"Makanya jangan kebanyakan ngopi,gitu kan jadinya." Beo Rina menekan tombol angka delapan.
"Udah biasa." Dina cengengesan membuat Rina mendengus ringan.
Dina atau Rahmadina Adzkia adalah gadis asal Aceh yang melarikan diri dari keluarganya sepuluh tahun yang lalu. Gadis yang lahir dua puluh tujuh tahun silam itu berkonflik dengan ayahnya yang selalu membandingkan dirinya dengan sang kakak.
"Contoh kakak kamu yang selalu mendapat peringkat pertama di kelas." Ujar sang ayah saat Dina hanya masuk peringkat dua puluh di kelas.
"Lihat kakakmu bisa dapat beasiswa buat kuliahnya,tanpa tes lagi." Saat Dina tidak lulus ujian PTN.
"Jangan asyik main Din,belajar sana biar bisa seperti kakak kamu." Saat Dina sedang senang-senangnya bernyanyi menggunakan lirik bahasa Inggris. Dina sangat menyukai bahasa Inggris.
"Jadi kamu mau jadi apa? Cuma lulusan SMA kalau gak kerja di toko-toko orang ya jadi ibu rumah tangga, menikah!" Ultim ayahnya saat itu,Dina kaget bukan main.
Dina yang baru berusia delapan belas tahun tiba-tiba kedatangan tamu dari kampung orang tuanya. Mereka ingin melamar Dina menjadi istri dari anak mereka. Dan tentu saja Dina menolaknya dengan tegas. Karena itulah ayah sangat marah padanya karena merasa di permalukan olehnya.
"Dina bisa ikut tes kuliah tahun depan, untuk apa cepat-cepat menikah!" Lawan Dina kekeuh tidak ingin menikah di usia muda.
"Tidak perlu ikut tes lagi, biar jadi perawan tua aja sekalian!" Murka sang ayah dan pergi keluar rumah.
Dina menangis mendengar ucapan ayah. Bukankah ucapan adalah doa? Biarlah jadi perawan tua juga tidak apa,bisik batinnya saat itu.
"Nak, maafkan ayah kamu ya." Ibu masuk ke kamar mengelus surai panjang Dina penuh kelembutan.
"Bu, kenapa ayah bisa begitu kejam sama Dina. Padahal kakak bisa kuliah sesuka hati,terus kenapa kehidupan Dina selalu diatur?"
"Itu karena ayah masih menganut adat orang di kampung."
Sedikit cerita tentang orang tua Dina. Ibu dan ayah Dina berasal dari desa cot iju Matang. Ayah Dina yang bernama Mahdi tamatan SD , ia menyukai ibunya yang masih sekolah mengaji di sebuah pesantren. Karena ayah Dina berasal dari keluarga terpandang jadi keluarga ibunya menerima lamaran tersebut tanpa sepengetahuan ibunya yang bernama Ramlah.(note:dulu walaupun terpandang, sekolah bukan menjadi prioritas,tetap harta yang selalu di agung-agungkan). Jadi pada saat ibunya pulang untuk liburan,ibu malah mendengar kalau ia sudah dinikahkan. Saat itu ibu sangat marah pada orang tuanya, pasalnya sang ibu sedang senang-senangnya mengaji dan menimba ilmu. Tapi karena orangtuanya sudah mengucap ijab-kabul,ibu hanya bisa pasrah dan dengan terpaksa mau menerima pernikahan itu. Tapi dengan satu syarat mereka harus keluar dari kampung halaman dan alhamdulillah sang ayah juga setuju. Dan kota Lhokseumawe menjadi tujuan mereka.
Ibu saat itu sangat cantik,bisa dibilang ia adalah kembang desa,di kampung tersebut. Karena itulah ayah mau mengikuti kemauan sang istri dari pada ibu menolak dia sebagai suami kan bisa berabe. Jadi ceritanya kecantikan sang ibu kini menurun seratus persen bahkan lebih kepada Dina. Walau otaknya gak pintar-pintar amat tapi kalau soal cantik sih yang lain pada lewat. Orang Aceh gitu loh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Di Bulan Ramadhan (One Shot)
Short StoryDina berlari sangat kencang saat memasuki lift yang hendak tertutup. "Huuff, untung saja!" Lega Dina karena berhasil masuk tepat waktu. "Kok bisa telat sih Din?" Tanya Rina teman sekantor Dina yang telah menemaninya hampir sepuluh tahun, kurang sebu...