POSSESSIVE FRIEND

02

sekarang nandia dan hugo berada di mall, hugo menemani nandia memilih buku yang ia mau. sembari menunggu hugo memainkan ponselnya, tak lama kemudian nandia menghampiri nya.

"eh, udah milih nya?" pertanyaan hugo di jawab dengan anggukan kepala "udaah, gue udah bayar juga. yuk pergi" hugo mengangguk dan merangkul pundak nandia.

karna mereka belum makan siang, akhirnya mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu. mereka makan di restaurant jepang, sambil menunggu pesanan datang mereka berbincang bincang. "oh iya, lo tau ngga? reva sekarang lagi deket loh sama kakel" nandia.

hugo mengerutkan keningnya "hah siapa? setau gue dia ngga lagi deket siapa siapa" nandia menggeleng "ngga mereka tuh udah pdkt'an 3 bulan, dan yang paling plot twist nya ternyata reva pdkt sama sama Gilang kelas XII mipa 1" nandia.

"hah? Gilang yang pinter itu kan? yang ketos? anjir ngga expect gue kalo si reva pdkt sama dia. secara si Gilang itu anak nya anti banget ngobrol sama orang, kalo pun dia ngobrol sama orang juga pasti karna urusan penting" hugo.

nandia mengangguk setuju, Gilang itu emang bisa di bilang cowo primadona di sekolah. selain ganteng, dia juga pinter bahkan dia pernah ikut Olimpiade dan dapet juara 1, terus dia juga kepilih jadi ketos, dia juga aktif di ekskul basket. jadi ngga heran kalo dia jadi primadona.

"ya gimana ya, reva juga udah suka sama Gilang dari smp kelas 1. terus juga kalo ngga salah orang tua mereka itu rekan bisnis gitu deh, jadi mungkin mereka bisa deket karna itu juga" nandia.

hugo terdiam sebentar "terus kalo kita gimana?" nandia menatap hugo penuh pertanyaan. "gimana? maksudnya?" hugo terkekeh kecil, sepertinya ini bukan saatnya "ngga jadi" menggeleng pelan.

sangking asik nya mereka berbincang tak terasa makanan mereka sudah sampai, dan mereka pun memakan nya hingga habis. singkat cerita setelah makan mereka berkeliling untuk melihat lihat, sebenarnya ini permintaan nandia dan hugo menyetujui ajakan itu.

"hugo gue mau beli ice cream gelato, lo mau ngga?" hugo mengangguk. setelah memesan mereka memutuskan untuk pulang saja, karna hari juga sudah mulai sore. hugo takutnya bunda nandia nyariin.

"hugo.."

hugo berhenti berjalan dan menatap nandia bingung "kenapa nad?" nandia tak menggubris ucapan hugo, ia masih terkejut dengan apa yang dia lihat. "hugo..i-itu jevano" mendengar itu hugo langsung mengikuti pandangan nandia.

"ngga ada nad, lo kayaknya kecapean ya? udah yuk kita pulang aja" hugo. nandia menggeleng cepat "itu jevano, gue yakin itu jevano!" nandia. hugo menenangkan nandia, ia memegang kedua bahu nandia "ngga ada jevano diaa, lo halusinasi karna kecapean pasti" hugo.

nandia menatap hugo marah "gue ngga halusinasi! gue bener bener liat jevano tadi. lo kenapa ngga percaya sama gue sih!" hugo menggeleng "bukan gue ngga percaya nandia, tapi emang ngga ada jevano. kalo pun ada gue pasti juga lihat, tapi buktinya? gue ngga lihat dia sama sekali" hugo.

"lo ngga boleh terlalu berlarut dalam kesedihan nad, lo sering halusinasi karna lo terlalu mikirin jevano. dan lo selalu sedih kalo inget tentang dia. di isi kepala lo cuma jevano jevano dan jevano, jadi lo sering halusinasi, jangan kaya gini nad"

mata nandia sudah berkaca kaca, hugo melihat itu langsung membawa nandia ke dalam dekapan nya. nandia memeluk tubuh hugo, ia benamkan wajah nya di dada bidang hugo.

"shtt udah jangan sedih, gue ada disini" ucap hugo sambil mengelus punggung sempit nandia. "tapi gue beneran liat jevano, hugo" nandia.

"iyaa, okay gue percaya. udah sekarang kita pulang, udah sore pasti bunda udah nyariin lo" hugo.

nandia melepaskan pelukannya "udah jangan nangis, nanti bunda panik lihat anak cantiknya nangis. nanti bunda bilang 'anak cantik bunda kenapa? kok nangis? pasti hugo nakal ya' terus cubit gue" jelas hugo meniru suara bunda. "gue ganteng!" cemberut nandia.