MPUPDTA [BL]

Bab 53: Mencuri dan Memaksa Ciuman

Tebakan Qi Shuyun benar; Lu Xiyi memang mengincar Fu Jun. Saat dia mengejar Fu Jun dengan mengendarai pedangnya, meskipun Petir Ungu bukanlah item biasa, dalam hal kekuatan, Qi Shuyun, yang hanya berada di tahap tengah Golden Core, bukanlah tandingan Lu Xiyi. Secara bertahap, jarak antara kedua belah pihak semakin dekat. Qi Shuyun juga menyadari bahwa kultivasi Lu Xiyi jelas tidak hanya pada tahap pertengahan Nascent Soul; tekanan kuat yang berasal darinya bahkan mengharuskan Qi Shuyun untuk sepenuhnya mengaktifkan energi spiritualnya untuk menetralkan, atau dia akan terluka karenanya.

Dua pedang cahaya ungu terbang dengan cepat di atas Gunung Taiyuan. Tepat saat Fu Jun dan Qi Shuyun melewati danau yang luas, tiba-tiba, keduanya memancarkan cahaya yang menyilaukan, dua sinar terang bersinar dari lengan baju mereka, masih bercahaya bahkan di bawah sinar matahari yang cerah.

Fu Jun dan Qi Shuyun tercengang melihat dua liontin giok, atau tepatnya, satu liontin giok utuh terbang keluar dari lengan baju mereka, yang utuh ditinggalkan Fu Jun, dan liontin giok setengah yang ditemukan Qi Shuyun di gua di Tebing Qingbi.

Liontin giok Fu Jun melayang di udara, tiba-tiba terbelah menjadi dua, dan sepotong warna biru terkelupas dari salah satu bagian liontin giok, menampakkan penampilan aslinya. Fu Jun terkejut menemukan bahwa separuh liontin giok yang pudar sangat mirip dalam warna dan bentuk dengan separuh liontin Qi Shuyun. Mungkinkah? Mungkinkah separuh liontin giok berbentuk naga lainnya tidak berada di tangan Sekte Jiuhua, tetapi telah dipegang sendiri selama ini, dipegang oleh Fu Jun yang asli, tetapi separuh liontin giok ini telah dirusak oleh seseorang, menyamar, jadi dia tidak menyadarinya selama ini?

Pada saat ini, kedua liontin giok itu sudah disatukan, pas satu sama lain. Setelah ribuan tahun terpisah, mereka akhirnya dipertemukan kembali, menjadi satu kesatuan. Seketika, cahaya yang menyilaukan melesat dari liontin giok berbentuk naga, hampir menutupi kecemerlangan matahari. Belum lagi Fu Jun dan Qi Shuyun, bahkan Lu Xiyi, yang melacak mereka, merasakan sakit yang menusuk di matanya dan harus menutupinya dengan tangannya.

Raungan yang memekakkan telinga dan raungan naga yang merdu terdengar dari dalam cahaya yang menyilaukan, dan tiba-tiba, seekor naga emas, yang bersinar terang, terbang keluar dari cahaya, tubuhnya yang besar, sisik keemasannya berkilauan, menyaingi kecemerlangan matahari dan bulan. Aura agung yang memancar dari naga itu berubah menjadi hembusan angin yang ganas, hampir menyebabkan Fu Jun dan Qi Shuyun jatuh dari pedang mereka. Bahkan Lu Xiyi merasa sulit untuk mendekat sambil mengendarai pedangnya.

Naga raksasa itu berputar-putar di udara sejenak, mengaum beberapa kali, dan kemudian dengan cepat terbang ke bawah menuju danau di bawahnya. Begitu tubuh naga itu jatuh ke danau, ia membangkitkan gelombang berlapis-lapis, dan saat seluruh tubuhnya tenggelam ke dalam danau, pusaran air besar muncul di tengah danau, berputar dengan cepat, menyebabkan angin dan awan bergejolak, dan warna langit dan bumi berubah.

Hisapan yang sangat besar tidak hanya mengangkat pohon-pohon yang menjulang tinggi dalam radius beberapa mil dari tanah, tetapi bahkan dua orang yang berdiri di atas pedang terbang tampaknya tersedot ke dalam pusaran air. Qi Shuyun diam-diam berpikir itu buruk dan ingin terbang menjauh, tapi sayangnya, sudah terlambat. Dalam sekejap, baik orang maupun pedang menghilang ke dalam pusaran.

Setelah keduanya tersedot ke dalam danau, hal yang aneh pun terjadi. Pusaran air tiba-tiba menghilang, dan dalam sekejap, cuaca kembali normal seolah-olah perubahan drastis itu tidak pernah terjadi. Namun demikian, air danau yang luasnya mencapai beberapa hektar, tiba-tiba menguap ke udara, menampakkan dasar danau yang mengering di bawahnya. Tampaknya ada penghalang di atas dasar danau, memancarkan cahaya putih di bawah sinar matahari.

Saat Lu Xiyi mencoba menerobos penghalang ini, anomali luar biasa yang terjadi di sini telah membuat khawatir para kultivator di sekitar Gunung Taiyuan, baik itu kultivator dari berbagai sekte atau kultivator tunggal. Mereka semua mengira ada harta karun yang luar biasa telah muncul dan buru-buru terbang dari jauh untuk menyelidikinya. Ketika Lu Xiyi mengejar Fu Jun dan yang lainnya, Shizhi nya, Liu Quan, telah tiba tepat di belakangnya. Melihat suara gemuruh yang datang dari gunung belakang, dia segera terbang untuk memeriksanya. Dia kebetulan bertemu dengan Lu Xiyi.