MPUPDTA [BL]

Bab 59: Murid yang Lengket Membuat Gurunya Sakit Kepala

Sejak saat itu, Qin Suxiu dan muridnya Lu Xiyi tinggal di gua di Gunung Jiuhua. Qin Suxiu, yang telah kehilangan ingatannya, secara bertahap menerima identitasnya sebagai guru Lu Xiyi, jadi dia tidak merasa jauh dari Lu Xiyi lagi. Namun, dia selalu merasa bahwa muridnya agak aneh, tetapi dia tidak bisa menunjukkan dengan tepat apa yang aneh tentang dia. Dia hanya merasa bahwa Lu Xiyi merawatnya dengan sangat teliti. Dia tinggal di sisinya hampir setiap hari, tidak membiarkannya pergi ke mana pun dengan dalih belum pulih sepenuhnya. Dia bahkan jarang mengizinkannya keluar gua.

Hal ini membuat Qin Suxiu sedikit salah paham. Apakah muridnya mencoba mengurungnya? Tapi kemudian dia menggelengkan kepalanya, menghilangkan pikiran itu. Dia percaya bahwa dia terlalu banyak berpikir; muridnya memperlakukannya dengan sangat baik, kebaikan yang benar-benar dapat dia rasakan, tanpa sedikit pun ketidaktulusan. Tapi karena terlalu baik, itu tampaknya telah melampaui batas-batas hubungan guru-murid dan membawa sedikit... ambiguitas.

Qin Suxiu tidak yakin apakah kata-katanya akurat karena tatapan muridnya, senyumannya, dan gerakan kecil menyentuhnya secara sengaja atau tidak sengaja membuatnya tidak nyaman. Dia suka memegang tangannya, bersandar padanya, dan bahkan memeluknya. Dia tidak tahu apakah semua hubungan guru-murid seperti ini, begitu intim dan penuh perhatian.

Muridnya tampaknya jarang berkultivasi, selalu berada di sisinya, mengulangi sedikit demi sedikit hubungan guru-murid mereka selama tiga ratus tahun terakhir. Dia bahkan memperdalam kesan Qin Suxiu tentang masa lalu, sampai-sampai Qin Suxiu sendiri menjadi bingung. Rasanya seolah-olah hal-hal itu memang benar-benar terjadi padanya, seolah-olah dia memang pernah melakukan hal-hal seperti itu. Mereka tampaknya telah bergantung satu sama lain selama tiga ratus tahun terakhir.

Namun, ada beberapa hal yang membingungkan Qin Suxiu. Dia telah bertanya mengapa, sebagai seorang master, dia hanya memiliki basis kultivasi tahap awal Nascent Soul, sementara muridnya Lu Xiyi telah mencapai puncak tahap akhir Demigod, jauh melebihi dia. Mengapa muridnya tidak pernah membawanya ke sekte dalam gunung depan, untuk bertemu dengan sesama saudara dan saudari senior-juniornya, untuk menjadi akrab dengan lingkungan sekte? Mengapa muridnya bahkan tidak mengizinkannya keluar dari pintu gua?

Menghadapi berbagai pertanyaan gurunya, Lu Xiyi tersenyum dan menjawab dengan nada lembut, "Bukankah aku sudah memberi tahu Shifu sebelumnya? Basis kultivasi Shifu telah menurun karena cedera parah, sementara aku telah membuat kemajuan pesat karena pertemuan kebetulanku sendiri. Shifu tidak perlu khawatir. Setelah luka-lukamu sembuh, aku secara alami akan membantu Shifu memulihkan basis kultivasimu."

Qin Suxiu menggelengkan kepalanya, "Bukan itu yang aku maksud. Aku hanya merasa aneh."

Lu Xiyi tersenyum, "Shifu, kamu terlalu memikirkannya. Apakah seorang murid akan meninggalkan Shifu nya? Adapun mengapa aku tidak membawa Shifu kembali ke gunung depan, itu karena saudara-saudari senior-junior ku tidak pernah bergaul dengan Shifu, dan sekarang Shifu telah kehilangan ingatannya, aku khawatir orang lain akan menggosipkannya, yang akan membuat Shifu kesal."

Qin Suxiu mengangguk, "Aku mengerti."

Lu Xiyi tersenyum, "Tepat sekali, Shifu, tolong jangan terlalu memikirkannya. Semua yang aku lakukan adalah demi Shifu. Karena Shifu ingin keluar untuk berjalan-jalan, ayo kita keluar. Aku melihat bahwa kulit Shifu telah meningkat pesat beberapa hari terakhir ini." Dengan itu, dia meraih tangan Qin Suxiu dan membawanya keluar dari ruang batu.

Dalam beberapa hari terakhir ini, Qin Suxiu juga sudah terbiasa dengan kebiasaan muridnya yang memegang tangannya kapanpun dia mau. Membiarkan muridnya memegang tangannya, keduanya berjalan keluar dari gua. Saat mereka meninggalkan gua yang remang-remang, sekeliling mereka tiba-tiba menjadi terang. Pemandangan di depan mereka adalah pemandangan luas pegunungan hijau yang membentang di kejauhan. Qin Suxiu mengerucutkan bibirnya dan tersenyum, menghirup udara segar pegunungan dan merasa sangat nyaman.