Bab 39

22.4K 2K 60
                                    

Keluarga Robert dibuat kesal dengan Sean yang membawa kabur Langit untuk tidur bersamanya, padahal jelas jelas Langit memilih untuk tidur bersama Luke dan Senia.

Mereka berada didepan pintu kamar Sean yang entah kenapa tidak bisa dibuka, kapan Sean merenovasi kamar ini menjadi sangat canggih, mereka saja tidak tahu.

"Anakmu itu! Kenapa keras kepala sekali!"Geram Luke menyalahkan Lucky atas apa yang terjadi.

"Ck kenapa kau mengatakannya padaku!"Lucky mendelik kesal.

"Sean! Kembalikan adikku! Kenapa kau menculiknya!"Dari tadi Lucas terus saja menendang-nendang kasar pintu itu, bukannya terbuka malah kakinya yang sedikit sakit.

Samuel memutar matanya malas,  jika bisa dihitung, hanya berapa kali dia bisa bersama Langit dan itu hanya sebentar."Bisa bisanya gua yang bawa Langit gua juga yang nggak dapet deketin dia, nyesel banget! Pokoknya nanti kalo ada kesempatan gua bawa aja Langit kekamar gua dan ngunciin kek bang Sean."

"Sudahlah, ini juga sudah malam, sebaiknya kita bahas ini besok pagi saja."Reva menggendong Saka yang membuat Saka berontak.

"Oma! Turunin!"

"Diam, tidur dengan kami!"Ucap Reva dengan dingin, mau tak mau Saka hanya bisa menghela nafas, diikuti Roger dari belakang menyusul Reva.

"Mau tidur bersama ku?"Ucap Lucky pada Samuel membuat Samuel menggeleng kepalanya dengan cepat, dia berlari menuju kamarnya saja.

Lucky terkekeh kecil, seru juga mengerjai anak kakaknya itu, dengan langkah malas dia pergi menuju kamarnya sendiri.

Senia menatap kasihan dengan suaminya yang dari tadi hanya menggerutu tidak jelas."Sudahlah, besok malam baru kita tidur bersama Langit."

"Ck tapi...."

Senia memegang lengan sang suami untuk menenangkan nya,"ini sudah malam mas, lebih cepat kita tidur lebih cepat juga kita bertemu dengan Langit esok pagi."

"Baiklah sayang."Luke mengecup pipi Senia membuat Lucas yang masih ada disana memutar matanya malas.

"Apa?"Tanya Luke yang memperhatikan Lucas.

"Sudahlah."Ucap Lucas dan berlalu dari sana.

"Mas tidak baik seperti itu."Ucap Senia yang melihat kelakuan suaminya saat mengejek Lucas.

"Apa, aku hanya menciummu, lagi pula kau istriku."Luke dengan santainya menggendong Senia membuat Senia malu bukan main.

"Mas!"

"Sudahlah, kita harus tidur bukan."Ucap Luke dengan menaik-turunkan alisnya, segera dia membawa Senia pergi ke kamarnya.

Beralih pada Sean dan Langit yang ada dikamar.

Langit sedikit risih saat ini karena Sean terus saja mengulum jari tangannya, padahal matanya sangat mengantuk sekarang.

"Bang..."

"Hm?"

"Lepasin....."Langit menarik jarinya dari bibir Sean, tapi Sean kembali memasukkan jarinya kedalam mulutnya.

"Tidurlah bukanlah kau sudah mengantuk?"

Bagaimana Langit bisa tidur jika seperti ini, menghela nafas sejenak, abangnya yang satu ini cukup aneh, apakah jarinya itu seperti dot bayi?

Sean mengelus rambut Langit membuat Langit tersentak, "tidak baik melamun, lebih baik baby tidur saja."Sean mengelus mata Langit agar dia menutup mata.

Bukannya tidur Langit merasa tidak nyaman, dia merasa sedikit aneh dengan suasana ini.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang