💫💫💫
Pagi hari yang cerah dan sungguh sangat segar udaranya...
Hari ini adalah hari libur atau hari Minggu, sejujurnya saja hari ini adalah hari yang harusnya seorang laki-laki bertubuh mungil untuk bermalas-malasan, namun sepertinya semua itu harus kandas ketika sang ibu memasuki kamar tidurnya untuk membangunkan dirinya.
Sial, mengapa aku lupa mengunci pintu tadi malam.
"Jimin sayang... Bangun hmm ini sudah jam berapa? Hari Minggu bukan berarti kamu harus bermalas-malasan bukan?" Ucap sang ibu dengan lembut sembari membuka gorden yang membuat cahaya matahari menembus jendela dan membuat pandangan laki-laki mungil itu terganggu.
"Mom... Aku masih mengantuk" Ucap laki-laki yang dipanggil Jimin itu.
Jimin menarik selimutnya untuk menutupi wajahmu yang terkena silaunya matahari pagi dan itu membuat ibu Jimin menggeleng.
"Ayolah nak, ini sudah pukul tujuh sore bagaimana mungkin anak laki-laki mommy ternyata malas untuk berkegiatan? Kamu harus bergerak sayang... Seperti joging misalnya? Itu akan membuat dirimu sehat" Ucap sang mommy dengan lembut berusaha membuat anak semata wayangnya bangun.
"Huhhh... Baiklah-baiklah Jimin bangun" Ucap Jimin terpaksa, Jimin duduk untuk mengumpulkan nyawanya.
Sejujurnya saja... Jimin masih sangat mengantuk karena semalaman maraton drama favoritnya, bagaimana tidak? Jimin seperti nya baru tidur sekitar 3 jam... Oh mengapa ibunya harus menyuruh nya berolahraga, pikirnya.
Jimin dengan langkah lunglai berjalan kearah kamar mandi hanya untuk menggosok gigi dan mencuci muka karena Jimin tau dirinya akan mandi lagi nanti, jadi karena malas Jimin hanya menggosok gigi dan mencuci wajahnya.
Setelah mengganti pakaiannya menjadi pakaian untuk olahraga atau Joging, Jimin segera turun ke bawah untuk sarapan.
"Nah makan dulu sayang" Ucap sang ibu memberikan roti berisi daging,telur,dan selada.
Ayah Jimin duduk di hadapannya lalu berkata, "Jimin anak ku, lima bulan kedepan mommy dan Daddy akan menetap ke Australia untuk mengurus perusahaan disana, maka dari itu Daddy merekrut bodyguard untukmu"
Perkataan sang ayah membuat Jimin kesal, "Daddy! Jimin tidak ingin memiliki bodyguard! Jimin tidak mau! Pokoknya tidak mau!" teriak Jimin kesal.
"Sifat mu semakin hari semakin nakal! Daddy tidak ingin kamu semakin nakal nak, Daddy hanya ingin bodyguard itu menjagamu agar kamu tidak nakal." Ucap sang Daddy dengan tenang.
"Daddy! Jimin itu sudah besar Jimin sudah tujuh belas tahun Daddy! Jimin sudah bisa menjaga diri Jimin sendiri!" Ucap Jimin kesal lalu pergi darisana.
.
.
.
.
.Selama Jimin berjalan Jimin terus menggerutu karena ulah ayahnya, ayahnya pikir Jimin itu anak kecil atau bagaimana? Jimin nakal? Itu karena ayahnya selalu melarangnya ini dan itu... Apakah Jimin tidak boleh menjadi sosok yang bebas dari larangan ayahnya? Apakah tidak boleh?
"Aku rasa aku bisa gila jika Daddy selalu melarang ku ini dan itu, memangnya Daddy akan terus menemani ku? Tidak kan?! Aku kesal sekali! Kesal! Kesal! Kesal! Lihat saja bodyguard itu, akan ku buat tidak nyaman!" Jimin tertawa puas saat memikirkan rencana konyol nya.
Jimin pun akhirnya memutuskan untuk duduk sejenak di kursi dekat sungai disana, menikmati pemandangan sungai yang damai.
Ahh andaikan saja hidup Jimin bebas seperti orang-orang diluar sana yang menikmati kehidupannya dengan semua keinginan mereka sendiri tanpa adanya beban larangan siapapun.
Jika disuruh memilih antara pergi dari rumah dan menjadi gelandangan atau tetap tinggal tapi selalu dilarang ini itu... Jimin lebih memilih opsi satu. Mau bagaimana pun Jimin bukan anak yang manja, jika jadi gelandangan pun Jimin akan berusaha untuk mendapatkan uang... Tapi tidak dengan cara mengemis.
Tiba-tiba saja Jimin melihat seorang anak yang tengah menangis sendirian di kerumunan orang ramai, Jimin segera mendekatinya dan menanyakan apa yang terjadi dengan nya.
"Hei anak tampan, ada apa? Mengapa kamu menangis hmm?" Tanya Jimin lembut.
Anak kecil itu menatap Jimin dengan penuh harap, anak kecil itu mengusap air matanya dengan kasar, "a-aku tersesat kak, a-aku kehilangan ayah ku..." Ucap anak kecil itu dengan wajah sedihnya.
"Memangnya tadi kamu sedang apa? Mengapa bisa sampai kehilangan kedua orang tua mu?" Tanya Jimin sembari mengelus kepala nya lembut, berusaha menenangkannya.
"A-ayah menyuruhku membeli ice cream, tapi saat aku kembali ayah sudah tidak ada disini... Hiks" Anak itu menangis, Jimin segera memeluknya.
Jimin rasa ayahnya meninggalkan nya dengan sengaja, entah apa motif sang ayah meninggalkan anak sekecil ini.
"Tenanglah, apakah kamu ingin tinggal bersamaku dulu? Setidaknya hingga keberadaan ayah mu diketahui, aku akan meminta bantuan pada polisi." Ucap Jimin lembut, anak itu mengangguk.
"Baiklah, siapa namamu?" Tanya Jimin sembari menatapnya.
"Jeon jungwon..." Jimin mengangguk lalu menggandeng anak laki-laki itu.
"Ayo kita ke kantor polisi untuk melaporkan bahwa kamu kehilangan ayahmu" Ucap Jimin dan anak itu mengangguk
.
.
.
.
.TO BE CONTINUED
HEHEH VOTE DONG BEB TANGANKU SUDAH KESEMUTAN, BTW INI SEC ACC DARI ACC AKU YANG @.verraszha.
![](https://img.wattpad.com/cover/366452469-288-k267391.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SIDE FOR SIDE [ON GOING]
Fanfictionpark Jimin adalah anak seorang pemilik Perusahaan paling maju di dunia nomor 3 namun Jimin semakin tumbuh menjadi anak yang sangat nakal dan itu membuat tuan park merasa geram karena anaknya sudah di beri nasihat tapi tetap keras kepala, tentu itu s...