Setiap hari Fyodor selalu memantaunya.
Jari jemari tampak begitu lihai menekan banyak tuts di atas papan ketik. Sebuah layar menampilkan banyak sekali tab yang mengindikasikan penggunanya begitu memakan banyak aktivitas dalam satu waktu secara bersamaan. Meskipun begitu, yang ada di dalam layar hanyalah sebuah foto dari seorang pria berhelai perak. Foto itu ada banyak, diambil dari berbagai macam sudut. Menatap apa yang ada di layar, yang memainkan perangkat komputer itu tersenyum begitu puas atas temuannya kali ini.
Ruangan itu benar-benar ditelan kegelapan. Hanya layar monitor yang memancarkan cahaya yang begitu terik. Tapi si pemilik ruangan-- Fyodor-- tidak silau karenanya. Ia membuka Netra crimson itu dengan lebar. Tanpa mengedip sedikitpun. Bahkan kerutan di sudut matanya yang tampak sudah lelah begitu diabaikan saking fokusnya pria itu pada foto-foto tersebut. Fyodor terkikik kecil sambil menggigit kukunya.
Sampai sebuah cahaya lainnya mencoba membantu menerangi ruangan. Itu adalah sebuah notifikasi dari ponselnya. Tertera tulisan "Waktunya ganti baju". Tanpa menatap itu Fyodor langsung mematikan ponselnya. Kembali pada perangkat komputernya mengetik sesuatu di atasnya. Itu berubah menjadi sebuah rekaman kamera pada sebuah ruangan. Ruangan itu awalnya kosong. Fyodor terus menanti dengan tenang. Bersandar pada kursi. Sampai beberapa orang datang termasuk sosok yang Fyodor sedang amati di foto sebelumnya.
"Ah... Latihan kali ini benar-benar buruk."
"Mau bagaimana lagi, tim mereka memiliki orang yang sudah bermain di tingkat nasional."
Mereka seperti sedang kelelahan, berbagi cerita. Beberapa diantaranya membuka loker. Mengusap wajah mereka yang basah oleh keringat.
"Are~ kalian melihat handukku?" ujar si pria perak menatap lokernya kebingungan.
"Hilang? Kamu tidak sedang sulap lagi, kan!? Kami terlalu lelah untuk menanggapi leluconmu!"
Fyodor di sisi lain tersenyum. Handuk yang dimaksud sedang ia pegang dan kini ia malah mengalungkannya pada pundaknya. Sedikit mencium aroma di dalamnya.
"Heh! Jahatnya! Kalau begitu lihat ini! Bwaa!" si helai perak tiba-tiba mengeluarkan handuk dari ketiaknya. Ia langsung mengusap wajahnya lelah dengan handuk itu.
"Hei! Handuk itu kan punyaku!"
Fyodor sedikit memiringkan bibirnya tidak puas. Ia melihat bagaimana si objek pantauannya, Nikolai mengambil handuk orang lain untuk sulapnya. Fyodor menulis sesuatu di atas catatan.
"Simpan handuk bekas di beberapa loker untuk kedepannya."
Setelah menulis, ia kembali pada layar itu menatap kejadian selanjutnya sambil terus mabuk oleh wewangian yang dihasilkan oleh handuk yang ia baru saja curi. Menatap Nikolai yang mulai berganti pakaian Fyodor terus kalut pada pikiran panasnya. Menenggelamkan wajahnya pada handuk itu sambil menatap layar. Sampai ia merasa basah di bagian bawah sana. Fyodor menghela napas.
Bisa bisanya dia ejakulasi hanya karena itu.
Fyodor melempar malas handuk di pegangannya. Mengambil beberapa helai tisu untuk membersihkan kekacauan yang terjadi di selangkangannya. Ia bersandar pasrah pada kursinya walaupun matanya mengatup malas. Ia tetap memfokuskan tatapannya pada objek itu. Selalu pada si helai perak yang sangat ia sayangi setengah mati.
.ೃ࿐
Setelah sekian banyak tugas yang menyita waktunya, Fyodor mulai membereskan banyak buku di hadapan. Ia adalah seorang mahasiswa jurusan kriminologi di universitas yang lumayan ternama. Meskipun begitu, Fyodor merupakan mahasiswa yang hidup melalui beasiswa. Yang ia lakukan setelah kuliah pasti hanya mengerjakan kerja sambilan. Tapi, untuk hari ini, Fyodor ingin melakukan hal yang berbeda. Setidaknya untuk mengobati rasa hausnya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSANITY (Fyodor x Nikolai Gogol Yandere!AU)
Fanfiction- Warning! Mature Content! - Setiap hari Fyodor selalu memantaunya. BSD! College AU Bungou stray dogs © Asagiri Kafka Insanity © Me Commission Works! For my beloved customer Yuuma ♡ Inspired by Monster Under the Bed by Emily Mei