Weekend tlah tiba dimana hari yang selalu Aku habiskan dirumah kakakku yang sudah berkeluarga untuk sekadar mengajak bermain sang ponakan atau masak menu kesukaan. Rutinitasku ini sudah kulakukan sejak Aku memutuskan tinggal di Ibukota agar lebih dekat dengan lokasi kerjaku, namun untuk kali ini sementara tidak ingin kemana - mana, Aku ingin menghabiskan hari libur di kost saja, maklum sudah mendekati akhir bulan, tanggal rawan bagi anak kost dikarenakan belum gajian, walaupun sebenarnya libur di kost itu cukup membosankan sebab menghabiskan waktu hanya dengan menonton tv, tidur dan makan. Mungkin suasana akan menjadi berbeda jika Aku sudah memiliki kekasih atau pasangan dapat menghabiskan waktu libur dengan saling berbagi cerita atau sekadar mendapatkan perhatiannya.
Ditengah rasa kesepian yang melanda, tiba-tiba saja Aku teringat pada Frend S. Aku masih menyimpan rasa penasaran padanya, seseorang yang cukup sulit untuk didekati, padahal Dia seorang laki-laki, sepertinya Dia bersifat pendiam, berbeda dengan laki-laki pada umumnya zaman sekarang dimana laki-laki seringkali bercanda. Akh tapi penilaianku ini hanya dikarenakan belum mengenalnya lebih dalam bahkan bertatap muka saja belum.
Tak ingin menunggu lama, Aku raih ponsel yang ada di atas meja didekat tempat tidurku, Aku mulai mengetik pesan, ingin memberikan pertanyaan lalu kukirimkan pesan itu padanya, aku berharap kali ini dia telah berubah pikiran dan sudah bersedia bertemu denganku.
"Hai mas, apa kabar?", sapaku. "Hai juga mbak, kabar saya baik". "Mbak gimana?". Aku langsung membalasnya, "Saya baik juga mas". "Eh Mas, di sini ada rumah makan enak loh bagaimana kalau kita bertemu, kebetulan besok hari Minggu dan saya nggak ada kegiatan".
"Oh ya? Mmm...boleh mbak, oke kita ketemu, kebetulan saya tidak ada kegiatan juga". Tolong kirim alamatnya ya".
Hatiku bersorak, " yeeayy akhirnya Dia bersedia juga untuk bertemu, gumamku". Tidak sia-sia usahaku selama ini terus mengalah dan tanpa lelah untuk terus mendekati kini berujung pada pertemuan.
Aku mengalah hanya demi sebuah pengungkapan tentang misteri siapa Dia sebenarnya dan siapa orang-orang yang ada didekatnya bisa jadi ada yang dapat kukenali." Eh dia kirim pesan, apa yaa kira - kira jangan-jangan Dia berubah pikiran. Aku klik pesannya. "Oia besok saya jemput kamu dulu atau langsung di tempat pertemuan, tanya masnya;". Hemm bikin Aku panik mas, taunya hanya menanyakan soal teknis. "Kamu jemput saya dulu, lalu kita sama-sama menuju lokasi, jawabku".
Aku mulai membayangkan bagaimana saat terjadi pertemuan, ada rasa takut mengecewakan.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, jam pun sudah menunjukkan pukul 11, namun Dia belum juga mengabariku sudah sampai mana, aku mulai merasakan gelisah apakah Dia akan membatalkan begitu saja atau memang masih dalam perjalanan. Aku sengaja untuk tidak menanyakan, Aku tahan, sebab jam pertemuan sudah ditentukan pukul 13.00, saat waktunya tiba dan Dia tidak nongol baru Aku menanyakan kenapa.
Akhirnya sebuah pesan masuk dari nomor yang ditunggu-tunggu. "Mbak saya sudah di depan garasi kostmu, kamu bisa datang menemuiku". Dengan sumringah aku cepat membalas pesannya , "iya oke tunggu sebentar, kamu duduk diruang tamu saja dulu, aku siap - siap ke bawah".
Akh lega rasanya, ternyata Dia menepati janjinya untuk bertemu denganku. Aku bergegas menuju depan kamar kostku, aku mengintip kebawah memastikan apakah ada seseorang yang datang. Terlihat ada sebuah motor baru tidak dikenal terparkir tepat didepan pagar kostku sepertinya itu adalah motor miliknya. Akupun kembali kedalam kamar kostku untuk merapihkan penampilan.
Hemm penampilanku sepertinya sudah rapih. Sembari badan kuputar kanan dan putar kiri didepan cermin, dipastikan tidak ada yang kurang suatu apapun, aku tidak ingin pertemuan pertama ini memberikan kesan buruk. Walaupun penampilanku terlihat biasa saja tanpa make up tapi tetangga kostku disini terbukti ada beberapa yang naksir, sayangnya aku belum tertarik pada lelaki yang ada di sekelilingku dimana kesehariannya telah ku ketahui. Baiklah agar Dia tidak menunggu lama , sepertinya Aku harus segera turun menemuinya, seseorang yang misterius itu akan segera aku ketahui siapa jatidirinya". Selangkah demi selangkah ku lalui tangga, ada rasa berdebar-debar, wajahnya mulai terlihat dan akh aku kecewa wajahnya memang belum pernah aku kenal , aku belum pernah melihatnya".
" Hai mas kamu rayyan?". "Iya mbak aku rayyan". Kamu mbak Ayu?". Aku membalas dengan senyuman manisku , "iya saya Ayu". Silakan duduk mas Rayyan, Aku kembali mempersilannya duduk. Namun Dia menolaknya, seolah ingin cepat-cepat menuju tempat yang sudah dipilih olehku. "Apa nggak sebaiknya kita langsung pergi saja mbak", Aku sudah duduk dari tadi", ujarnya . Aku pun mengiyakan, " oh gitu Ok mas Aku setuju", jawabku. Namun karena aku tidak memiliki helm, aku berusaha meminjam helm pada teman kostku lebih dulu. "Sebentar ya mas Aku mau pinjam helm lebih dulu, mas tunggu di sini sebentar".
" Ton..ton..ini aku Ayu". Aku mengetuk pintu kamar teman kostku.
Temanku membuka pintu kamarnya, terlihat wajahnya dari balik pintu. Tanpa basa-basi Aku sampaikan niatan untuk meminjam helmnya. "Ton pinjem helm donk, Aku mau keluar sebentar". Toni pun mengambilkan helm miliknya lalu memberikannya padaku. " "Terimakasih ya Ton, Aku pinjam dulu sore aku datang langsung dikembalikan". Toni hanya mengangguk, terlihat wajahnya yang masih ngantuk. Aku kembali menemui Rayyan dan mengajaknya untuk segera berangkat. " Yuk mas kita berangkat aku sudah dapat helmnya", nanti ikuti arahanku ya mas". Dia kemudian menuju motornya lalu menaikinya disusul Aku untuk duduk dibelangkangnya . Perjalananpun dimulai, sepanjang perjalanan menuju tempat makan rasanya aku bahagia campur berdebar - debar. Andai Dia kekasihku rasanya lebih bahagia lagi, ini bisa menjadi alasanku untuk menghindari dari tetanggaku yang mengharapkan ku untuk menjadi teman dekatnya, dengan begitu tetanggaku tidak lagi mengangguku.
Sampailah kita ditempat makan, mengambil tempat duduk paling nyaman di sudut dekat dengan kolam , tak lupa memesan makanan yang menurutku paling enak.
Sembari makan, kita ngobrol tentang banyak hal dimulai dari memperkenalkan asal usul hingga rasa saling heran mengapa nomornya tersimpan pada ponselku tetapi tidak dengan nomorku diponselnya.
Waktu bergulir begitu cepat dua jam sudah berlalu, tidak terasa makan sembari bercerita pun usai kini waktunya aku diantar pulang kembali kekostan. Setelah sampai kostku tidak lama kemudian rayyan pamit pulang.Pertemuan terjadi, namun belum mampu memuaskan rasa penasaranku, sambil ku jatuhkan tubuhku diatas kasur. Aku mengulang kembali pertemuan dan obrolan tadi dirumah makan, Aku ambil kesimpulan, sepertinya mas Rayyan ada rasa tertarik padaku demikian pula aku. Aku merasa ada kenyamanan saat berada didekatnya. Tapi tidak, aku tidak boleh jatuh cinta padanya, usianya saja jauh dibawahku, apa kata teman-temanku jika tahu aku punya kekasih lebih muda dari alias brondong bisa-bisa jadi bahan candaan mereka. Aku kembali pada niat awal yang hanya ingin tau dalang pengguna nomor Frend S, siapa inisial S. Sekarang memang belum juga terungkap, akan tetapi aku yakin bahwa Frend S pasti bisa aku ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teka Teki Friend "S"
Short StoryCinta terbentuk dari orang orang yang suka rela meletakkan kepentingannya diatas kepentingan orang lain demi terwujudnya tujuan bersama.