part 2

30 20 1
                                    

Pulang sekolah Anara alesyia mampir ke kafe untuk membantu mamanya. Nara sudah menyuruh untuk menambah satu orang lagi untuk jadi pelayan di kafe ini tapi mama Nara menolak, katanya dia tak perlu tambahan orang untuk membantunya lagi pula kafe itu bukan kafe besar jadi tak perlu tambahan pelayan karena sudah ada Nara, dan mba Lili orang yang di percayai mamanya yang sudah bekerja hampir 3 tahun.

Nara mendatangi mamanya yang ada di dapur. "Assalamualaikum ma," ucapnya.

"Waalaikumsalam," balas Anggun.

"Kamu udah pulang kenapa nggak ganti baju dulu," tegur Anggun melihat anaknya tidak berganti pakaian.

"Nanti deh ma," ucap Nara lalu mengambil sebotol minuman di dalam kulkas.

"Ganti baju dulu Nara kan mama udah bilang kalau pulang sekolah langsung pulang ke rumah dulu," oceh Anggun.

"Iya deh."

Nara membuka pintu lalu keluar dari kafe itu namun ia menabrak seseorang. "Eh maaf gak liat."

Nara mendonggak dan melihat laki-laki itu. "Masya Allah gantengnya," ucapnya kelepasan dengan mata yang berbinar.

"Hah lo bilang apa?" tanya laki-laki itu, mata yang berwarna coklat alis yang tebal kulit yang putih serta rambut yang bermodel seperti cowo korea dan wajah yang rupawan membuat Nara terkagum.

Nara menggelengkan kepalanya. " Lo gak pa-pa maaf gue gak fokus?" tanya Nara.

"Makanya jangan main hp kalau jalan," tegurnya.

"Gue cuman ngebales chat temen gue doang," lirih Nara.

Laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya lalu masuk ke dalam kafe itu. "Astaga ni mulut kelepasan," ucap Nara sembari memukul pelan mulutnya itu.

***

Nara sudah selesai mengganti seragam sekolahnya lalu masuk ke dalalm kafe dan menggunakan celemek yang sudah ada logo kafe keluarganya sendiri. Nara melihat ternyata laki-laki tadi masih ada dan dia hanya seorang diri yang tengah mengotak-atik laptopnya di meja itu.

"Nara antar pesanan ini ke meja sana ya," titah mba Lili.

"Yang itu?" ucap Nara sambil menunjuk ke arah meja laki-laki itu.

"Mba tau nama dia siapa?" tanya Nara.

"Kamu sih jarang ke kafe coba tiap hari pasti hapal nama pelanggan di sini yang sering datang," ucap mba Lili.

Memang benar sih kata mba Lili, Nara yang mampir cuman sekedar mampir dan jarang ngebantu, tapi itu bukan karena ia pemalas hanya saja banyak tugas sekolah yang harus ia kerjakan dan malas berurusan dengan orang-orang yang datang ke kafe itu.

"Setau mba namanya Alister," ucap jawab mba Lili.

"Alister doang?" tanya Nara kepo.

"Mana mba tau, memang kenapa kamu pengen tau nama panjangnya?" mba Lili tanya balik.

"Enggak mba pengen tau aja yaudah aku antar ini dulu ya," Nara lalu membawakan wafel dan segelas es brown sugar, rupanya dia juga menyukai rasa brown sugar sama seperti Nara.

"Pesanannya," ucap Nara lalu meletakkan pesanannya di atas meja. Nara berdiri menatapnya sepertinya dia mahasiswa.

"Kenapa lo ngeliatin gue?" pertanyaan laki-laki itu membuat Nara terbangun dari lamunannya yang sedari tadi terus menatap laki-laki itu.

"Eh...engga."

"Lo yang nabrak gue tadi kan?" tanya laki-laki itu.

"Iya," ucap Nara sembari mengangguk dan tersenyum tipis. Malu.

Alister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang