1.awal

1 0 0
                                    

Tok..tok.. Tok..

Suara ketukan pada pintu kamar nya membuat pemuda bersurai pirang yg tadinya sedang melukis di kamar menghentikan aktivitas nya.

"Yaa... Masuklah. " ujarnya dengan nada tinggi. Kemudian pintu terbuka menampilkan seorang pemuda tinggi bersurai hitam memasuki ruangan kamar itu. "Pagi Mitsukuni-sama." Sapa pemuda itu kemudian membungkuk hormat pada tuanya.

Haninozuka mitsukuni tuan  muda pertama keluarga haninozuka hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi sapaan sang pelayan.

"Apakah ada masalah mori? " tanyanya dngan nada cerianya seperti biasa. Tk mendapatkan respon dari sang pelayan membuat nya kembali bertanya. "Moorriiiii!! Apakah ada sesuatu yang tidak bisa kau katakan kepadaku?!" Tanyanya sedikit kesal. Mori masih enggan berbicara, hani berdiri dari kursinya berjalan kearah Mori yg berdiri tepat disamping tempat tidurnya, ia berdiri tepat didepan Mori menatap kesal pada sang pelayan, yg ditatap hanya diam beberapa saat lalu menghela nafas pelan."tidak ada masalah mitsukuni-sama, saya hanya ditugaskan untuk berjaga didalam kamar anda hari ini. " jelas Mori tapi tk membuat hani puas dengan penjelasan itu.

Ia duduk di tepian tempat tidurnya, masih menatap penuh selidik pada pelayan yg paling ia percayai ini. Ini aneh baginya bahwa Mori berjaga didalam kamarnya, karna biasanya Mori selalu berjaga di depan pintu kamar walau pun ia juga lbh sering berjaga di dalam kamar atas permintaan hani, dan tanpa permintaan hani biasa nya ia tk akan berjaga di dalam bahkan jika di tugas kan atau di perintahkan sekali pun. 'Ada apa dengan mori tk biasa nya dia masuk kamar tanpa kupinta? ' batin hani bertanya pada diri nya sendiri.

"Baiklah, jika kau ingin berjaga di dalam.tapi, berjagalah di pintu." Hani mengarahkan jari telunjuknya ke arah pintu kamar, Mori menunduk lalu berjalan ke arah pintu kamar dan berdiri disana. 'Sepertinya memang ada sesuatu yang terjadi. Tapi,.. Knpa dirahasiakan dari ku?. Sudahlah lbh baik aku mencari tau sendiri, aku akan berpura-pura tidur dulu , saat mori lengah aku akan mencari  cara keluar dari kamar. 'Setelah memikirkan  rencana yg bagus hani langsung naik ke tempat tidur nya dan menarik selimut untuk memulai rencana pura-pura tidur nya.

Disisi lain Mori terus memerhatikan tuannya, perkataan tuan besar nya terus menggema dikepalanya.

Sebelumnya Mori di panggil untuk menemui tuan besarnya, ini jarang terjadi kecuali benar-benar ada hal yg sangat penting harus dibicarakan dengannya.
Sesampainya didepan ruangan sang tuan besar Mori mengetuk pintu besar itu, setelah mendapatkan jawaban dari dalam ia langsung membuka pintu dan memasuki ruangan dengan penjaga an ketat itu.

"Apakah ada masalah sehingga anda memanggil saya , Yorihisa-sama.? " tanyanya. Yorihisa hanya berdehem pelan menjawab pertanyaan Mori. "Takashi, saat ini mitsukuni sedang berada dalam incaran para pemberontak keluarga haninozuka, aku ingin kau menjaga mitsukuni dengan lebih ketat, jangan lepaskan pandangan mu dari nya barang sedetik pun, kau mengerti ?! " Mori tk langsung menjawab, setelah beberapa detik ia kemudian menundukkan kepalanya lalu berujar menerima perintah tuan besarnya itu "baiklah, yorihisa-sama ! "

Selama menjaga hani, Mori selalu mendapatkan kekhawatiran tk jelas dalam hatinya. Lalu ntah knpa saat mendengar bahaya akan mendatangi tuannya itu sontak membuat perasaannya tk karuan.

Disisi lain hani yg awalnya ingin berpura-pura tidur malah benar-benar tertidur pulas, ia tidur tanpa tau apa yg akan terjadi dikamar nya.

.

.

.

.
"Ungghh.. " hani melenguh kecil terbangun dari tidurnya karena merasakan ada sesuatu yang jatuh di pipinya. Perlahan hani membuka matanya, awalnya lampu yg bersinar menyakitkan matanya dan membuat pandangannya kembali mengabur, saat ia bisa melihat dngan lbh jelas ia terkejut jantung nya berdetak tk karuan, saat ini wajah Mori tepat berada di depan wajahnya, darah terus menyucur keluar dari pelipis Mori yg terluka. Ia mulai memerhatikan dengan seksama tubuh Mori yg dipenuhi oleh luka dibawah tindihan sang pelayan ia masih tk bergerak matanya tertuju pada perut Mori yg terlihat ada ujung tombak yg menancap disana.

"M-mo-ri.. " panggilnya dengan terbata -bata. Mori masih menatap hani dengan pandangan lemah. "H-hani-sama, ti-d-ur lh shh.. Lagi. " bisiknya dngn pelan, hani terdiam kemudian ia mendengar sebuah percakapan disana.

"Heii apa tdk langsung kita bunuh saja si morinozuka itu? Agar kita lbh cepat membawa mitsukuni? "

"Jangan.. Biarkan si mitsukuni itu melihat pelayannya mati agar dia lebih merasa putus asa. "

"Benar juga biar kn saja. "

"Tapi si mitsukuni itu tk  bangun juga dari tadi. "

"Mungkin dia sdh bangun knpa tdk periksa saja. "

Kemudian salah satu dari mereka berjalan ke arah tempat tidur mitsukuni. "Tutup mata Anda mitsukuni-sama. Saya mohon, setidaknya sampai bantuan datang. " bisik Mori lagi. Hani menurut ia menutup matanya, pemberontak yg memeriksa mitsukuni berdecak sebal karna mitsukuni tk juga bangun. Ia mencabut tombak yg tadi ia tancapkan pada tubuh Mori membuat nya meringis pelan merasa sakit pada perutnya. Hani tk tahan ia ingin menangis, tapi sekuat tenaga ditahannya. Pemberontak tadi pergi kembali kekerumunan teman temannya. "Jangan buka mata Anda! " peringat Mori dengan pelan. Hani mengangguk tetap menutup matanya. Mori menyuruh Hani menutup mata hanya karna tk ingin Hani melihat nya saat sedang penuh luka begini.

Mori sdh melemah, ia kehabisan banyak darah namun, ia berusaha tetap sadar, bejaga-jaga jika nnti musuh mencoba Melukai Hani.
"Mori.." Panggil Hani pelan. Mori hanya mengerutkan dahinya tanda bertanya. "Jangan mati.. " Hani sdh tk dapat menahan air matanya namun, ia sekuat tenaga menahan isakkan yg akan keluar dari mulut nya. Mori tersenyum tipis, senyum lembut yg jarang terlihat itu sedikit menenangkan Hani, tapi tetap saja ia merasa takut.

"MITSUKUNI-NII... " seorang pemuda belari menghantam semua musuh yg ad di hadapannya saat ini. Setelah ia yakini musih nya tk sadarkan diri ia langsung berlari kearah mitsukuni. "Daijoubu nii-san? " tanyanya sambil membantu Mori untuk turun dari atas tempat tidur. Mitsukuni langsung melompat dari kasurnya kearah sang adik. "Chikaaa.. Kowaii.. " ia tk dapat menahan isak tangisnya lagi. "Woi... Woi.. Jangan menagis kau seperti anak kecil saja. " omel yasuchika (adik laki-laki Hani).mitsukuni mengalihkan perhatian pada Mori.
"Nee.. Mori, daijoubu? " Mori hanya mengangguk menjawab pertanyaan Hani. " hontouni.? " tk berselang lama  tubuh Mori mulai oleng dan jatuh Hani berusaha menahannya dibantu oleh yasuchika. "MORI!!! "



Halooo minnaaa aku penulis baru kalian boleh manggil aku hesy (hesi)😌 .jadi maaf klo penyusunan kataku jelek. 🙂 ini juga novel pertamaku di wp.
Suport terus ya ...
Klo ad yg mengganjal langsung bilang aja.
Oh iya aku juga mau ganti panggil lan ny deh klo Mori sama Hani agak aneh.
Ywdh byee   minnaa....
Jangan lupa votenya😁

My Honey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang