Bab 02. 1 The week has passed.

142 24 0
                                    

*

*

*

*

*

Saat aku terbangun dari mimpi buruk dan tidur panjangku, aku melihat diriku sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit kecil. Aku menundukkan wajahku, kedua mata menatap tangan kanan di infus, lengan kanan di perban. Kedua tangan menyentuh bagian perut dan punggung yang terasa perih. Tangan kananku menyelinap masuk ke dalam baju, aku merasakan perban menyelimuti bekas lukaku.

"Akh. Aku pikir aku sudah mati dan mimpi itu adalah Neraka."

"Bos." Sapa seorang perawat laki-laki yang sedang berdiri di sisi ranjang ku. Tubuhnya menunduk sedikit, wajah di tutup masker putih.

"Dimana gadis yang menolongku." Sahutku datar. Aku bertanya seperti itu karena aku tahu jika dia adalah anak buahku. Tangan kanan melepas paksa infus yang masih melekat di lengan kananku. Aku duduk di tepian ranjang, tangan kanan aku ulurkan. "Mana baju-baju ku."

Pria yang memakai baju perawat membuka tas kecil yang ia bawa, tangan kanan mengambil baju dari dalam tas. "Ini Bos." Pria yang memakai baju perawat menundukkan wajahnya. "Gadis itu sedang tidak di sini." Perawat pria mendekati diriku, ia menundukkan sedikit tubuhnya, bibirnya menempel di daun telingaku.

Aku membulatkan penuh kedua mataku saat mendengar ucapannya. "Sial. Kita harus segera pergi dari sini." Tegasku. Aku segera berdiri, tangan kanan mengambil kaca mata hitam, aku memakai topi hitam untuk menutupi wajahku. Tak lupa aku letakkan beberapa lembar uang merah di atas bantal.

"Baik Bos."

Aku dan pria yang memakai baju perawat segera bergegas pergi meninggalkan ruangan menuju pintu belakang rumah sakit. Kedua kaki terus melangkah dengan tenang agar anggota rumah sakit tidak menaruh curiga kepadaku. Kedua kaki terus berjalan sampai di depan pintu rumah sakit bagian belakang, aku melihat mobil Avanza berwarna serba gelap sudah menunggu dengan supir tua berdiri di depan pintu mobil khusus penumpang.

 Kedua kaki terus berjalan sampai di depan pintu rumah sakit bagian belakang, aku melihat mobil Avanza berwarna serba gelap sudah menunggu dengan supir tua berdiri di depan pintu mobil khusus penumpang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat diriku sudah mendekat, Pak supir tua bergegas membuka pintu mobil, kepala tertunduk. "Selamat datang Bos."

Aku segera masuk ke dalam mobil bersama dengan pria yang memakai baju perawat. Pintu mobil segera di tutup, mobil Avanza hitam berjalan dengan cepat meninggalkan rumah sakit.

"Bagaimana dengan pesan yang aku kirimkan kepada kalian, apa kalian sudah mencarinya?" Tanyaku, tangan kanan memakai jam tangan di pergelangan tangan kiri.

"Sudah. Kami juga sudah menangkap penembak jitu yang di bayar oleh mereka. Apakah Bos ingin melihat siapa pelakunya?" Sahut supir Pak tua yang ternyata adalah seorang pria muda yang menyamar sebagai orang tua yang penuh dengan keriput.

CRUEL MAFIA BOSS (no further)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang