Killer Love (Creepypasta FanFic)

Killer Love

Normal P.O.V

Di tengah hutan yang lebat dan dingin, terdapat sebuah mansion yang penghuninya bukan penghuni biasa seperti yang lain. Ya, mansion itu dikenal dengan mansion Slenderman yang dipenuhi oleh para pembunuh. Banyak orang yang menyebut para pembunuh itu dengan sebutan, Creepypasta. Orang-orang yang tidak sengaja lewat di mansion itu pasti akan berpikir berkali-kali sebelum mengetuk pintu mansion itu. Karena, banyak orang yang percaya, jika kau masuk kedalam mansion itu dengan keadaan hidup, pasti tidak akan kembali lagi.

***

Tok..! Tok..! Tok..!

Jeff mendengar suara ketukan yang tidak berhenti dari pintunya, dia hanya mengeluh dengan malas dan kembali membenarkan posisi tidurnya. Dia tidak berniat untuk berjalan kepintu itu dan membukanya untuk melihat siapa yang berada di balik pintu kamarnya. Ketukan itu berhenti sebentar lalu kembali lagi bersuara dan kali ini, lebih keras.

"Agh! Siapa sih?! Menganggu saja!" Jeff mengeluh dan berjalan menuju pintu. "Siapapun di balik pintu ini, kuhajar kau karena sudah mengangguku!-__- Termasuk kau Slendy!" Jeff membuka pintu kamarnya dan seketika itu juga, dia terkejut melihat siapa yang mengetuk pintunya tadi. Seorang gadis bermata merah dan rambut hitam yang berantakan berdiri di depannya. Gadis itu bernama Aya. Dia menatap Jeff dengan tatapan yang terkesan datar, namun Jeff bisa merasakan death aura mengelilinginya.

"Kau ingin menghajarku? Wah, berani sekali kau ya"Gadis itu berkata datar kepada Jeff. Jeff hanya melihatnya dengan ketakutan, Aya memang pendiam, tapi gadis ini akan jadi mengerikan ketika dia sedang sebal atau marah. Jeff tau persis bagaimana rupa Aya ketika dia sedang marah atau membunuh, sesuatu yang sangat tidak ingin dia lihat. Seketika itu juga, Jeff berlutut di lantai dan membungkuk.

"Maafkan aku. Aku tidak tau yang mengetuk adalah kau Aya" Jeff berkata, wajahnya berkeringat dingin karena Aya menatapnya dengan death aura di sekelilingnya. "Baiklah, Aku akan melupakan yang satu itu"Aya berkata dengan datar sambil memasuki kamar Jeff, Jeff hanya menatapnya dengan tatapan kesal dan berdiri "Kau tahu dengan sopan santun tidak?" Jeff mendengus kesal sambil menatap Aya. Aya hanya menatapnya dengan datar dan mengangkat kedua bahunya.

"Cepat turun kebawah, aku dan Slendy sudah memasak sarapan" Aya berlalu dan keluar dari kamar Jeff. Jeff hanya mendengus kesal. Aya terhitung hebat dalam memasak karena masa lalu yang melatarbelakangi dirinya. Dia segera menuju ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Setelah selesai, dia turun kebawah dan berjalan memasuki dapur. Jeff menengok kanan dan kekiri, mansion sangat sepi pagi ini. Dia duduk di depan counter dan menopang dagunya sambil menatap Aya yang sedang sibuk menyiapkan makanan.

"Hei, Aya. Kemana semua orang? Sepi sekali."Tanya Jeff malas "Pergi."Aya menjawab pendek masih sibuk dengan perkerjaannya "Pergi? Sepagi ini?"Jeff bertanya yang mengundang tawa Aya. Dia hanya menatap Aya dengan tatapan sebal. "Apa?" Dia mendengus kesal, membuat Aya menghentikan pekerjaannya dan menatapnya dengan wajah yang menahan tawa. "Kau bilang pagi? Jeff, jika kau bangun pagi, aku bersumpah aku akan berlutut di depanmu" Aya tertawa lagi, Jeff menatapnya dengan bingung dan melirik jam, pukul 11:00. Dia tidur selama itu?

"Setidaknya beritahu aku ini pukul berapa, jangan hanya tertawa saja"Jeff menjawab dengan kesal, Aya hanya menatapnya dengan datar, lalu memberikan piring dengan telur,sosis, dan bacon diatasnya. Jeff mengambil garpu dan mengambil suapan pertama. "Jadi, hanya aku dan kau saja di sini?"Jeff mengunyah makanannya yang mengundang gelengan kepala dari gadis bertubuh kecil itu.

"Hmm? Ada siapa lagi?" Jeff bertanya lagi, Aya menatapnya dengan tatapan kesal karena bertanya terus. "Aku, kau, dan Claudya"Aya menjawab acuh tak acuh sambil membaca bukunya. Jeff yang mendengar nama Claudya langsung tersedak. Aya menyodorkannya segelas air putih, Jeff meminum air itu sampai habis dan bernapas dengan tersengal-sengal. "Ada apa sih?"Aya menatapnya dengan bingung "Siapa?" Jeff bertanya dengan nafas yang berat "Claudya" Aya mengkerutkan dahinya.