~FANA NANDIKARA~

7 0 0
                                    

17 tahun lalu

Bocah Perempuan dengan sebuah sepeda yang ia kendarai itu tidak berganti menangis sejak tadi karena lutut nya yang terluka habis jatuh di tanah yg berkerikil. Dia berjalan dengan lelehan air mata yang tidak berhenti sehingga membasahi pipi mungilnya itu. Bocah tujuh tahun seperti dia sangat mudah menangis meskipun hanya luka yang sangat kecil. Bibir mungilnya tidak berhenti untuk memanggil ayah nya yang tak kunjung datang.

"Ayah....," panggil fana- bocah perempuan itu kepada ayah nya, yang sedang duduk bersama kiran bunda dari fana yang sedang duduk di ruang tamu. Fana merasa kesal kepada ayah nya lantaran tidak kunjung datang saat fana memanggil nya.

Ayah fana terkejut saat melihat putri semata wayangnya terluka, kemudian ayah fana menyuruh Kiran bunda fana untuk mengambil obat p3k di ruang makan. Setelah bunda mengambil obat p3k di ruang makan, ayah pun menyuruh fana untuk duduk di sebelahnya karena ingin mengobati luka di kaki fana.

"Fana sini duduk di samping ayah" kata ayah, sambil menunjuk tempat duduk yang kosong. Lalu fana duduk di sampaikan ayah dan setelah itu bunda pun ke dapur untuk membuatkan minuman untuk fana dan ayah.

"Kamu kenapa bisa terluka kayak gini fan" tanya ayah
"Fana tadi buru² yah karena takut bunda marah soal nya udah sore" jawab fana dengan nada yang begitu pelan takut bunda marah.
"Bunda tidak mungkin marah fan kalau kmu menjelaskan kenapa kmu pulang telat" jawab bunda, besok jangan di ulangi lagi ya cantik kalau kmu terluka gini kan ayah sama bunda yang kwartir. "Iya, ayah bunda maafin fana yaa" jawab fana.

Sehabis membersihkan luka fana, ayah pun mengajak fana untuk tidur karena besok fana harus bangun pagi untuk sekolah. "Fana tidur ya sayang besok kamu sekolah" ujar ayah,
"Iya ayah, fana tidur sekarang" jawab fana. Setelah fana tidur ayah pun pergi dari kamar fana.

YANG KATA NYA RUMAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang