Sepanjang perjalanan,aku hanya diam dan terus menatap keluar jendela mobil.Aku menyadari bahwa rehan sesekali melirikku,tapi rasa kesalku padanya mengalahkan semuanya.Tapi,tiba-tiba saja rehan menyentuh tanganku.Aku menoleh kearahnya dengan tatapan bingung.Dan dia tersenyum padaku.Jujur,senyum itu membuat hatiku meleleh dan sedikit membuatku tenang."Udah dong jangan cemberut!Mamaku orangnya baik kok...dia tidak seperti mertua-mertua di sinetronmu itu.Lagian kamu terlalu terobsesi sama sinetron."Ucapnya seraya tertawa.Aku rasa dia senang melihatku cemberut.
"Selalu itu yang kamu katakan.Dan sekarang kamu menertawakan aku.Memangnya dalam kamus kosakatamu itu tidak ada kata-kata lain gitu?Kamu nyebelin tau gak!"
"Dan kamu lucu kalau lagi ngambek tau gak?"Perkataannya berhasil membuat pipiku merona.Aku menahan senyumku,tapi pertahananku runtuh karena tatapan darinya.Diapun semakin tersenyum bangga karena selalu bisa buatku begini.
"Dan kamu cantik kalau senyum gitu!"Aduuuhh..pipiku semakin merona dibuatnya.Aku memukul lengannya pelan karena sebal sekaligus senang.Dan dia hanya tertawa.Tapi,tiba-tiba dia menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah rumah besar dikiriku.Aku langsung menebak bahwa ini rumahnya.
"Kita sudah sampai!"Ucapnya yang kini telah berada disampingku setelah membukakan pintu mobil untukku.Aku tidak sadar kapan dia keluar mobil,mungkin karena sedari tadi aku sibuk memperhatikan rumah itu.Aku turun dari mobil dan rehan menggenggam tanganku.Dia membawaku masuk kedalam rumahnya.
"Kamu tunggu disini ya,aku panggil mama dulu."Ucapnya sambil menyuruhku duduk di sofa berwarna merah yang nyaman banget dan dia pergi kedalam.Aku terus memperhatikan rumah yang berhasil membuatku takjub.
Rumah ini bergaya perpaduan antara klasik dan modern.Nuansa warna putih terlihat sangat mendominasi.Di depan tadi ada taman kecil dengan berbagai macam tanaman.Aku yakin mamanya rehan pasti pencinta tanaman.Aku tertarik untuk melihat foto-foto keluarga ini yang ada diatas lemari kecil didepanku.
Aku melihat foto rehan,mamanya,kakaknya,dan almarhum ayahnya.Ya,ayah rehan juga telah meninggal sejak rehan berumur 1 tahun karena sakit jantung.Aku tersenyum melihat foto-foto rehan yang lucu itu.
"Rehan memang lucu,dia anak yang aktif."Ucapan itu mengagetkanku.Aku langsung berbalik dan melihat seorang wanita tua yang tetap cantik dengan tubuh sedikit berisi.Dia memakai hijab,rehan pernah berkata bahwa mamanya sangat taat pada agama.Aku langsung bisa menebak bahwa dia adalah mamanya rehan.Dia tersenyum padaku,aku membalas senyuman itu dengan sedikit canggung.
"Kamu pasti nafili ya?"
"I..iya,tan!"Aku mendekat dan mencium tangan mamanya rehan.
"Kamu memang cantik,sama seperti yang rehan ceritakan.Jangan panggil tante,panggil aja mama seperti rehan."
"I...iya tan..eh ma..mama maksudku."Wajahku memerah karena malu,aku berharap mamanya rehan memaklumi.Jantungku benar-benar berdegup kencang.
"Santai saja,naf!Kita ngobrol ditaman belakang aja ya?"Oh..dia menyadari kegugupanku.Tubuhku memang berada disana,tapi mataku sedari tadi mencari sosok rehan yang tidak muncul juga.Padahal aku ingin dia menemaniku menghadapi mamanya.
"Rehan sedang menemani keponakannya bermain.Ayah ibu mereka sedang keluar"Ternyata dia sedari tadi memperhatikanku.Dia tahu bahwa aku mencari rehan.
"Ayo ketaman belakang."Mama rehan menggandeng tanganku dan kami beriringan berjalan menuju taman belakang.
Tadinya aku canggung untuk berbicara padanya.Tapi lama-lama menjadi biasa saja.Mama rehan tidak seperti yang aku pikirkan dan tentu saja tidak sama dengan yang selalu aku lihat di sinetron-sinetron.Aku menertawakan diriku yang masih mempercayai sinetron meski usiaku sudah 21 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not yours
Teen FictionAku menunggunya bertahun-tahun,ia berjanji akan kembali.Dan ya,dia kembali!Tapi.....