33. Don't Trust What You See

310 41 14
                                    

HappyReading





Arif menghela nafas lega menemukan gadis yang sejak tadi Ia cari. Cowok itu mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan di grup.



Seperbangsatan (6)

Arif: Railey di cafe deket pom bensin

Arif: mengirimkan lokasi.

Rosi: syukurlaaaah

Mega: gue otw.

Ninda: dicariin malah ngopi

Ninda: tungguin kita, Rif.

Felix: otw



Arif menyimpan ponsel kedalam saku lalu berjalan mendekati gadis itu dan duduk disampingnya.

Mendapati kehadiran Arif, Railey segera mengusap air mata kasar lalu tersenyum, "kok kesini? Ada apa?"

Arif membawa kepala Railey ke bahunya, "kalau mau nangis, nangis aja. Nggak usah sok kuat. Lo bukan cucu nya wonder women."

Railey melengkungkan bibir ke bawah, niat ingin menyembunyikan tangisnya pun gagal karena ucapan Arif, "gue nggak ngelakuin itu, Rif."

Arif mempuk-puk puncak kepala Railey, "iya."

"Kenapa semua nggak percaya sama gue?!" Railey terisak, "sakit banget tau nggak."

Arif menatap puncak kepala Railey di pundaknya, "semua? Semua atau Miguel doang?"

"Jangan sebut nama dia, eneg gue," ujar Railey.

Arif menahan tawa, "padahal udah jatuh cinta bertahun-tahun."

"Diem, Rif."

"Iya," Arif membuat gerakan mengunci mulut, "tapi kita percaya sama lo. Buktinya kita nyari lo ke sini."

Railey menatap Arif, "demi apa sayang banget sama kalian," gadis itu memeluk Arif dari samping.

"Ikuuuut," Mega, Ninda, Rosi dan Felix datang lalu ikut berhambur memeluk Arif.

"Ini kenapa jadi gue yang dipeluk?" Arif bingung.

Felix mengambil tempat duduk, "kita harus dapetin cara, buktiin kalau lo nggak salah."

Keadaan mendadak hening, semua mata tertuju pada Felix.

Felix berdehem, "gue percaya lo bukan admin madam. Tapi anak lain enggak."

"Logika aja kali. Masa iya Railey nge post video dia berdua sama Miguel di akun madam? Ga mungkin," ujar Rosi tenang.

"Cerdas!" Sahut Mega.

"Nggak semua orang mikir sampe sana," ujar Arif, "andai si pemilik akun madam nih orang baek, pasti dia nggak tega liat Railey di fitnah begini."

Rosi membasahi bibir bawahnya.

"Iya, tai banget adminnya," sahut Mega, "kalau ketahuan, bakal gue bejek-bejek. Belum tau aja kalau gue juara karate waktu SD."

Rosi menggaruk tengkuknya. Merinding.

"Bukan gue lempar sepatu kayak si Clara tadi," sahut Ninda, "gue pinjem traktor punya kakek, terus gue ratain muka adminnya sama tanah."

Ini kenapa temennya sadis semua.

"Sewa preman buat gebukin dia aja nggak sih?" Timpal Arif.

Rosi jadi mules dengernya, ia meneguk salivanya bulat-bulat dan berjanji pada diri sendiri akan meminta penjelasan Vina secepatnya .






Jasa Boga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang