Altar yang pemalu banget dengan sikapnya, saat keduanya temanya senang menganggu dirinya.
Mereka pulang dan ingin secepatnya pulang kerumah. Sudah kenyang perut Altar yang memesan makanan yang dibelanjakan oleh Reza Mahardika.
Tapi Altar terus kepikiran Elina sebagai pelayan yang cantik.
Sikapnya begitu membuat hati berdebar ingin memilikinya.
Billy yang berada dibelakang dengan Altar, hanya senyum tak tentu.
Saat Agnes memasuki mobil, dengan sigap Elina memanggil nama Agnes dengan cukup kuat.
Altar bergeming, ia merasakan sesuatu yang ingin diungkapkan.
" Agnes, besok ada dirumah ga. Soalnya, mau ajak kamu jalan-jalan, boleh ga?"ucap Elina dengan tatapan tertunduk karena altar tak berkedip melihatnya.
" Serius?" Pulang sekolah bagaimana mbak. Tapi ntar mbak jenuh nunggu kepulangan diriku".
" Oh,,tidak dong. Kita kan dulu saling tunggu tungguan. Sellow aja, lagian mbak nanti bawa anak mbak".
" Wah, beneran mbak. Ga sabar pengen ketemu anak mbak, tapi pasti udah lajang" ucap Agnes,yang sangat senang dengan mbak Elina.
" Iya dong, tapi pengen anak mbak supaya mamanya menikah lagi?" Tapi mbak belum siap, masih mau sendiri saja ".
" Hm,,ya gimana lagi mbak. Udah ada jalannya masing-masing. Mbak masih kepikiran dengan sekolah anak mbak".
" Iya mbak, semangat ya mbak,kalau udah siap, bilang ke Agnes karena ada yang mau dengan mbak Elina".
" Serius?" Entar berondong pulak ya kan, cari yang serius itu susah banget."
" Emang susah mbak," ucap Agnes ia melemparkan senyum kepada suaminya yang mendengarkan pembicara mereka. Sedangkan, Altar tertegun dirinya menangkap basah, jika Elina bukanlah seorang gadis tetapi janda.
Billy berada disampingnya,ia menormalkan pundak Altar yang bingung karena memikirkan sesuatu yang tidak ingin ia pertanyakan.
" Woy, bengong mulu. Masih mikirin Elina pelayan cantik itu kan loh, dasar jatuh cinta ga bisa dibilang" ucap Billy ia nyaris melihat wajah Altar sudah tak bergeming malah ia menyesal dengan keputusannya.
" Eh, ditanyakan malah bengong aja. Ntar loh keserupan, nyesel deh gua bawa loh kemari Al".
Pembicaraan Elina juga Agnes sudah berlangsung,ia juga pamit terhadap Agnes juga Reza karena dirinya akan pulang kampung bersejejer dengan rumah Agnes.
Setelah berpamitan, pasangan suami istri masuk kedalam mobil. Tapi sayang, wajah Altar sedikit sembab, karena Altar lagi sedang ada masalah.
Agnes yang sedang memperhatikan wajah pak Altar dibuat tercengang. Namun sayang, segera Altar mengusap air matanya dengan tisu basah.
" Ehh, pak Altar kenapa?" Kenapa sedih apakah pak Altar sedang galau gara gara cinta".
" Bukan urusan loh nes. Dengerin ya kukira Elina itu masih gadis,ternyata sudah janda malah anak 1 lagi" ucap Altar kecewa mengangap jika ia ingin satu hari mempersunting Elina dengan usahanya sendiri.
" Cup cup cup" papar Billy menenangkan hati Altar yang mungkin ia merasakan sesuatu yang tidak enak pada hatinya.
"Oh jadi tadi itu?" Kenapa tidak tanya pak. Jadi bapak ga mau sama mbak Elina, mbak Elina itu punya rumah besar,selain itu punya peliharaan lembu,juga perabotan yang antik loh pak Altar, masa iya,pak Altar mau meminang bunga jadi pendamping hidupnya"tegas Agnes ia mengatakan panjang lebar,karena Altar baru menemukan jalan keluarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Adalah Suamiku(Tamat)
Teen FictionAgnesia Anella adalah gadis yang cantik, periang , memiliki bola mata biru, pandai, dan suka menulis itu . telah menikah dengan seorang guru yang sama sekali ia tidak sukai. usia Agnes saat ini 16 tahun. Pernikahan mereka telah mencapai 3 bulan, na...