Rules: Find the pairings through the story
🔞🔞🔞
Play the song while you read the story
Tenggorokannya kering dan sedikit tercekat saat terbangun dari tidurnya. Suasana kamarnya yang temaram membuatnya harus meraba-raba saklar lampu di samping meja tempat tidurnya.
Hanya untuk mendapati jam sudah menunjukkan pukul 11 pagi dan gelas air di nakasnya kosong. Maka ia harus rela merenggangkan tubuhnya yang terasa remuk redam itu hanya untuk mengambil segelas air ke dapur.
Langkahnya sedikit tertatih sebelum ia sempat mencapai dapur dan kakinya tersandung ujung kursi meja makan. Rasanya nyeri luar biasa tapi tak ada suara yang keluar dari mulutnya yang menganga.
Suaranya habis dengan nelangsa. Ia menggenggam erat-erat kepalan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Menarik nafas pelan sebelum mengumpulkan kesadarannya untuk tidak mengamuk karena ada tenggorokan yang harus dibasahi.
Usaha mati-matiannya akhirnya terbayar saat tangan seputih susu itu mampu meraih pinggiran konter dapur. Tangannya menumpu untuk menyokong badannya yang terasa memberat untuk dibawa berpijak.
Kaki telanjangnya bergeser pelan menuju rak gelas dan mengambil segelas air untuknya. Ia nampak sedikit terburu-buru hingga menyebabkan air merembes dari sisi mulutnya dan tidak cukup peduli dengan itu, ia hanya mengusap pinggiran bibirnya seadanya dengan lengan kaos putih besar yang ia gunakan.
Ia masih merasa haus dan juga... lapar. Maka dengan kemampuan seadanya ia berusaha membuat latte dan memanggang roti. Setidaknya agar ia tidak mati kelaparan.
Ia terlalu fokus dengan kegiatannya hingga tak menyadari bahwa sudah ada sosok lain yang sejak tadi mematut diri pada tembok dapur dalam keheningan sembari memerhatikan lamat-lamat setiap pergerakan tertatih orang yang tengah kelaparan itu.
Am I out of my head?
Am I out of my mind?
If you only knew the bad things i like
What can i say? It's complicated
Don't matter what you say
Don't matter what you do
I only wanna do bad things to you
So good, that you can't explain itLangkahnya seringan bulu angsa, nafasnya bahkan tak terdengar karena sosok itu masih sangat sibuk dengan kegiatannya. Gerakannya baru terhenti tatkala sepasang lengan sudah mengukungnya di antara tubuh setinggi 180 cm lebih itu dengan konter dapur.
"Apa yang membuatmu meragukan perasaanku?"
Tring
Sedotan berbahan stainless itu terlepas dari tangan si empu hingga menciptakan bunyi yang cukup nyaring.
Ia bahkan tidak sempat berpikir ketika sosok yang mengukungnya tiba-tiba saja sudah membalik tubuhnya dan meraih pahanya sebelum menempatkannya untuk duduk di meja makan.
"Aku juga lapar, keberatan jika kau kujadikan sarapanku?"
Manik rusa itu...
Tidak, tidak ada lagi manik rusa kesukaannya. Setahun terakhir tatapan itu berubah seperti seekor serigala kelaparan setiap kali mereka bersitatap.
"Kim Sunoo jawab aku sayang, keberatan jika kau kujadikan hidangan pembuka untuk sarapanku?"
"Heeseung hyung, kau punya jadwal setelah ini. Apa yang kau lakukan di sini?"
"Memastikan apakah kesayanganku sudah bangun," Manik sayu Sunoo turun menatap jemari Heeseung yang sudah masuk ke dalam kaos longgar yang ia kenakan.
Sentuhan ringan itu mampu menghantarkan sengatan listrik di sekujur tubuhnya tapi ini bukan waktu yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backburner Couples The Series (ft. Enhypen)
Fanfiction"Love would never feel the same without you." Kompilasi kisah para Backburner bersama pasangan di Enhypen dimulai dari sini. warn! bxb yaoi