01

7 0 0
                                    

"TANTEEE, ini sih jenie kepeleset terus masuk ke selokan"

"HAHH!?! anj—anak guee"

wanita itu segera melepas apron yang terikat di pinggangnya lalu menuju kedepan mencari bias suara yang cempreng itu. dia mengerutkan dahinya, matanya tertuju pada kemoceng di atas meja lalu ia menggulungkan lengan dasternya yang ia kenakan.

nafasnya memburu, betapa marahnya dia ketika melihat jenie menapaki kakinya di lantai keramik berwarna putih yang baru saja di pell beberapa jam yang lalu. nafasnya naik turun, ini kalau di animek-animek pasti telinganya sudah keluar asap bak kereta api.

"yaampun jenie, KAMU TUH—mana ayah?" Nancy mengelus dadanya lalu bertanya lembut pada gadis itu.

gadis mungil itu mengurungkan niatnya untuk menjawab ketika sebuah mobil pajero berhenti di depan pagar rumah, seorang pria mengenakan celena pendek selutut dan kaos oblong berwarna hitam buru-buru turun dari mobil dan menghampiri kedua wanita dan gadis mungil yang penuh dengan kotoran yang sudah menjadi cairan hitam yang mendominasi tubuh si gadis kecil itu.

"pffttt—HAHAHAHAHA KAYAK UBI GOSONG"

gelak tawa mendominasi halaman rumah di sore hari itu, pria itu tidak kuasa menahan gelak tawanya. yang ia lihat jenie si buntelan sekarang berubah jadi ubi hangus.

TAK!

"ADUH!"

"lo mikir anak lo udah modelan kayak ubi GOSONG gini itu gara-gara lo pasti!?!! MANDIIN DIA GA!?"

pria itu meringis ketika mulutnya di tabok oleh wanita yang selaku istrinya. ia terdiam lalu menarik tangan jenie masuk ke dalam kamar mandi. jenie selaku korban sekaligus pelaku buat sang ayah di tabok tiba-tiba tertawa girang karena sang ayah mendapatkan tabokan maut dari sang bunda.

"ketawa lu bocah ingusan"

"ayah di tabok bundaa hihiiii"

Darka, pria itu ikut tertawa cekikikan karena melihat anaknya sendiri yang lucu bukan main. matanya sempat bertemu dengan mata cantik milik istrinya, kedipan centil ia berikan, tidak lupa dengan flying kiss yang ia layangkan.

"nanti aku bersihin lantainya sayang-ku"  itulah isi chat dari Darka untuk nancy beberapa menit yang lalu.

jean di ruang tengah hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat kejadian yang tidak terduga, ia menggelengkan kepala karena tingkah ayah dan adiknya sendiri yang sengklek. menurutnya yang normal dirumah hanya ia dan bundanya yang cantik.

***


"bunda, anakmu ini ingin meminta maaf karena udah mengotori lantai dan nyemplung di selokan"

"bundaa, ayah ingin minta maaf karena membiarkan buntelan main sama temennya sampai gatau gimana ceritanya bisa masuk selokan, ayah meminta maaf sebesar-besarnya karena ceroboh dan terlalu lama ngobrol sama pak mamat di warung sampe lupa sama jenie"

mereka berdua kini berlutut dan memberikan masing-masing sesuatu pada Nancy, kalau Jenie memberikan sebuah bunga mawar yang ia buat dari kertas origami sedangkan Darka memberikan sebuah permen coklat berbentuk koin emas. Nancy melihat itu dan ia terharu. satu Darka aja pusing bukan main tapi ini ada dua Darka luar biasa pusingnya. tapi dengan didikan dan ajaran dari Darka ia bersyukur karena Tuhan sebaik itu mempertemukannya dengan pria well don ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Love So BeautifulWhere stories live. Discover now