1

124 19 2
                                    

"So, i think i fall in love with you, Na. For years.."

"How could?"

"I don't know. Gue cuma tau kalau perasaan gue ini udah bukan lagi sebagai sahabat aja, perasaan yang semakin ingin memiliki, perasaan yang selalu ingin menjaga lo, perasaan yang bikin gue semakin takut kehilangan lo, i know lo bakal mikir perasaan gue salah lah, atau hal-hal yang menurut lo hal ini seharusnya gak mungkin terjadi... but it just happended"

"Gue mau nikah, Al. Gue gak mungkin batalin pernikahan gue nanti..."

"..Kita gak mungkin bisa bersama, Alexia. Kenapa lo bisa sih?"

*****

Alexia Amie atau biasa dipanggil Alex adalah seorang business woman, pemilik sebuah event organizer khususnya di bidang fotografi. Hari-harinya disibukkan dengan venue ke venue. Sebagai pemilik event organizer, ia tidak ingin hanya duduk di ruangannya saja.

Seperti saat ini ia sedang berada di venue salah satu pernikahan kliennya. Alex memantau bagaimana timnya bekerja, jika ada kesempatan baginya untuk mengobrol dengan penanggung jawab Wedding Organizer yang bekerjasama dengannya, ia akan menanyakan dan memastikan bahwa timnya bekerja sudah sesuai keinginan kliennya.

Alex sedang berbicara dengan rekan kerjanya sebelum ia pamit meninggalkan timnya. Kala itu seseorang tiba-tiba berdiri di samping Alex.

"Looks so busy" ucap seseorang setelah Alex selesai mengobrol dengan rekan kerjanya. Ia juga menunduk pelan mengisyaratkan halo pada rekan kerja Alex.

"Oh hai Nala, kan gue emang seksi sibuk" Alex menyapa perempuan yang ada di sebelahnya dengan memeluk pinggang perempuan tersebut.

Nala panggilan Alex untuk sahabatnya yang bernama lengkap Syiena Ryala Putri.

"Habis ini lanjut kemana lagi?" tanya Nala pada Alex.

Mereka berjalan keluar venue pernikahan. Keduanya berjalan bersebelahan.

"Lanjut ke studio aja. Udah di last stop hari ini. Dandi dimana?"

"Ikut boleh gak, Al? Dandi udah balik duluan" ucap Nala sambil nyengir terkekeh pada Alex.

"Kok bisa balik duluan? I call him" tanya Alex yg terlihat tidak menerima sahabatnya ditinggalkan di sebuah acara.

"No no, it's okay, Al. Dia ada urusan mendadak sama keluarganya, gimana nih, may I?" tanya Nala sambil memeluk lengan Alex.

Alex diam saja namun berjalan menuju mobilnya bersama dengan Nala. Tanpa persetujuan Alex, ia sudah masuk ke dalam mobil Alex.

Mobil Alex melaju menuju studio foto miliknya dengan Nala. Karena perjalanan mereka cukup jauh, Alex membiarkan Nala beristirahat di mobilnya.

Alex memandangi Nala setelah dirinya membelikan kopi dan teh untuk dirinya dan Nala.

"Cantiknya kasih tak tergapaiku.." ucap Alex dalam hati sambil membetulkan anak rambut yang menutupi wajah Nala yang berhasil membuat Nala terbangun dari tidurnya.

Alex menyeruput es kopinya untuk mengalihkan pandangan matanya. Ia kemudian membuka ponselnya untuk mengecek beberapa pesan yang belum ia balas.

"Udah sampe mana nih?" Nala berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya.

"Masih di rest area. Gue kayak ngantuk" ucap Alex.

"Yaudah ayo gantian, Al"

"Gaaak. Gue cuma butuh kopi aja kok, Na"

"This is for me?" tanya Nala sambil memegang segelas ice tea dan dijawab anggukan oleh Alex.

Mereka menyeruput minuman mereka masing-masing dari sedotan yang ada di gelas minuman mereka.

Keduanya tampak sibuk dengan ponselnya. Namun Nala tiba-tiba memecahkan keheningan mereka.

"Minggu depan jadi buat cek kesehatan bareng?" tanya Nala pada Alex.

"Tapi jujur gue takut sih, Al"

Alex menoleh pada Nala. Memperhatikan wajah sahabatnya.

"Takut kalau hasilnya gak bagus, both of us. Gue.."

"Hey... semuanya akan baik-baik aja kok" ucap Alex memotong ucapan Nala.

Mereka saling menatap. Keduanya sama-sama meyakinkan untuk sesuatu yang menurut mereka menakutkan untuk pertama kalinya.

Keduanya sama-sama mengangguk dan tersenyum. Sama-sama meyakinkan bahwa nantinya hasil untuk keduanya sama-sama baik.

Medical check up setelah beberapa tahun untuk keduanya adalah hal yang menakutkan, karena mereka mulai menginjak usia matang.

Alex dan Nala berencana untuk cek kesehatan, Nala ingin sebelum ia menikah ia bisa mempersiapkan kesehatannya, sedangkan Alex tidak ada alasan pasti, ia hanya ingin menemani Nala namun alasan lainnya kepada Nala adalah ia akan belajar fotografi di Canada dan ia harus mengetahui kesehatannya sebelum berangkat ke Canada.

"Lo yakin mau ikut gue nih? Gue anterin balik ke rumah deh"

"Alexia. Sebenernya lo bolehin gue ikut gak sih?"

"Ya boleh. Emang lo pernah gue larang ke studio gue?"

"Ya udah ayo lanjut jalan" ucap Nala.

Seperti perintah yang tak terbantahkan, Alex melajukan mobilnya kembali, melanjutkan perjalanan mereka menuju studio Alex.

Bersambung dulu..

First for LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang