1. pena dan kertas

169 20 8
                                    

1 Tahun kemudian

Dari ku dan untukku di masa kini dan masa mendatang nanti. Kutulis dengan suasana hati yang gundah gulana, kejanggalan demi kejanggalan selalu terasa setiap harinya. Hari ini dan detik ini, aku menggoreskan pena diselembar kertas untuk meluapkan apa yang tidak bisa aku ceritakan. Diriku, sampai kapan kau terus mengharapkan dirinya? Yang entah peduli dengan perasaan mu atau tidak. Aku tau melupakan dan merelakan seseorang tidak semudah kau mengedipkan mata, tidak semudah membalikkan tangan, dan tidak semudah kau menyeka air mata. Hanya saja, jika kau terus menerus terpaku dengan seseorang dimasa lalu, bagaimana kau akan bisa menemukan yang baru?. Sadarlah diriku, kau hanya sedang berada di atas kapal yang sedang terombang-ambing oleh ombak. Jika kau terjatuh dan tenggelam, kau tidak akan selamat. Tapi berbeda jika kau terus berusaha mendayung, kau akan selamat dan mampu bahagia.

Catatan kecil [name]
12 Maret 202-

[Name] sedikit menyeka air matanya setelah dirinya selesai menulis sedikit kata diselembar kertas. Ia beranjak dari meja belajarnya dan melangkah keluar kosannya. Suasana angin malam, dengan taburan bintang yang mampu menghiasi langitan mampu [name] pandang dengan kedua matanya.

"Tinggal menghitung bulan, dan akhirnya aku akan lulus juga.." Lirihnya.

"[NAME]!!" Sapa salah satu sahabat karibnya. Ya Otoya, siapa lagi.

[Name] menoleh ke arah sumber suara yang cukup keras memanggil namanya.

"Kak Otoya? Ada apa?"

"Hehehe... Nganggur ga? Gabut nih, jalan yuk!" Otoya menggaruk tenguknya yang tak gatal. Tawa garing yang semulanya terpapar diwajah otoya, tiba-tiba berubah menjadi lengkungan tak senang.

"Nangis? lagi?"

[Name] langsung terbelalak ketika Otoya tiba-tiba mengatakan kata yang baru saja [name] dengar.

"E-engga..."

"Hadeehh.. Engga cape ya, nangisin Ken terus?" Otoya berbalik badan dan menyembunyikan ekspresi kecewa nya.

"A-aku mau ganti baju dulu ya kak, bentar.." Elak [name] yang langsung berlari kecil menuju kamar kosnya.

Selang beberapa menit [name] kembali keluar dengan keadaan sudah siap. [Name] perlahan mendekati Otoya yang sedang terdiam diatas motornya.

"Ayo kak!.. Lama ya?"

"Eh? Udah, yaudah ayo naik. Nih pake dulu helmnya"

Otoya mulai menyalakan motornya ketika [name] sudah duduk di belakang Otoya.

Otoya membawa [name] berkeliling diarea alun-alun kidul (selatan). Sudah ke-tiga kali Otoya memutari alun-alun tersebut.

"Kak? Bosen ih, muter-muter mulu" Celetuk [name].

"Hehehe, lagian kakak ga tau mau kemana, [name] maunya kemana?" Otoya menepikan motornya dan menoleh kearah [name].

"Bukannya tadi kak Otoya yang ngajakin jalan? Huh.. Yaudah deh turun aja, kita jalan kaki aja disini" [Name] melepas helmnya dan menyerahkannya pada Otoya.

Setelah Otoya memarkirkan motornya, ia pun mengekori [name] dari belakang dengan tangan yang ia masukkan kedalam saku jaketnya.

Our story doesn't end here [Yukimiya Kenyu x Reader's]Where stories live. Discover now