2. kota ini adalah rumahku

151 16 4
                                    

Satu minggu telah berlalu dari hari dimana [name] bertemu dengan Kenyu kembali. Namun hari ini, hari dimana [name] duduk diantara sekumpulan orang-orang yang sudah dilantik menjadi seorang sarjana. [Name] duduk dengan perasaan sedih karena orang tuanya tidak bisa menghadiri wisudanya karena ekonomi yang membuat mereka tidak hadir.

Acara berlangsung sangat lama membuat [name] sedikit bosan. Namun akhirnya acara telah selesai, dan [name] pun keluar dari gedung yang baru saja ia tempati. [Name] melirik kesekitar dan tidak ada yang memberinya kata selamat dari sahabat karibnya maupun teman satu angkatannya.

[Name] terduduk disalah satu tempat duduk disana. Ia melepas topi toga-nya. [Name] menyeka air matanya yang mulai membasahi pipinya

"Selamat ya, cah ayu"

Dengan cepat [name] mendongakkan kepalanya dan melihat siapa yang baru saja memeberinya kata selamat.

"M-mas.." [Name] beranjak dari duduknya, dan berdiri didepan Kenyu.

Kenyu meraih topi toga yang berada digenggaman [name]. Kenyu memakaikan nya kembali di kepala [name].

"Dipake dong" Jari jemari Kenyu mengusap air nata yang mebgalir di pipi [name].

"M-mas kok tau.. Kalo hari ini aku lulus"

"Agastya memberitahuku-"

"[NAMEE]!!!" Seorang perempuan yang lebih mungil dari [name] berlari di tengah-tengah sekumpulan orang yang ada disana.

"Aduhh... Huh, maaf lama... Tadi markirin mobilnya susah banget, heran" Agastya menggerutu dengan nafas yang terengah-engah.

Air mata kesedihan yang semulanya mengalir dipipi [name] kini menjadi senyuman bahagia.

"Agastya.. Kamu jauh banget loh dari rumah kesini, makasi ya.. Oh ya, kalian berdya kesini barengan?" Ucap [name] yang sedang menyeka sisa air mata.

"Engga kami ga berdua, ada dua orang lagi. Gatau, mereka dimana sih!!" Jawab Agastya dengan perasaan sedikit kesal.

"HAI [NAME]!! LAMA GA KETEMUUU, HEHE NIH. HAPPY VALENTINE-"  Ucap Tabito dengan menyerahkan buket yang baru saja ia beli.

"GOBLOK, Happy graduation tolol" Tangan Otoya menepis lengan Tabito.

[Name] tertawa riang melihat para sahabatnya turut serta di hari wisuda [name]. Ketika [name] sedang asik dengan tawanya, tiba-tiba Otoya menepuk kepala [name].

"Cantiknya aku sekarang udah jadi sarjana yaa, udah gedee. Perasaan dulu pas first time kita ketemu, kamu masih kecil banget deh... Kaya bukan seorang mahasiswi" Otoya sedikit terkekeh diakhir kalimatnya.

"Ga terasa ya... Udah 4 tahun kamu disini, kamu sekarang udah menjadi wanita dewasa... Apa kau mau melanjutkan karirmu di sini? Atau akan pulang ke Semarang?" Sekarang beralih ke Kenyu yang berbicara dengan nada yang sedikit bergetar.

[Name] sedikit menundukkan kepalanya, alam pikirnya kembali beradu antara satu pendapat dengan pendapat yang lainnya. [Name] ingin sekali melanjutkan karirnya disana, di mana kota yang sudah membuat [name] tersakiti dan terjatuh berkali-kali. Namun pihak orang tua [name] masih belum merestui jika anak bungsunya tetap merantau dikota orang.

"A-aku tidak tau... Sebenarnya aku ingin sekali tetap berada dikota ini... Namun, ibu dan ayahku belum merestui nya. Mereka takut jika aku, yang sebagai anak bungsu terjadi apa-apa jika terlalu lama merantau dikota orang"

"Aku bekerja disini sayang, aku sebagai barista di cafe dekat tugu yang dulu kita pernah kesana. Jika kau ingin tetap disini, aku bisa memberitahu pemilik cafe tersebut, supaya kamu menjadi salah satu pelayanan disana. Ini sebagai pekerjaan sementara sebelum kamu mendapatkan pekerjaan yang sesungguhnya" Jawab Otoya dengan tangan yang masih setia berada diujung kepala [name].

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Our story doesn't end here [Yukimiya Kenyu x Reader's]Where stories live. Discover now