Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
setiap hari, valerine lalui dengan pesan abara yang selalu ia kirim tanpa ragu. valerin selalu senang akan semua hal yang dilakukan belakangan ini.
abara benar benar menginvasi seluruh hidupnya belakangan ini. kenapa?
saat vale lihat tumpukan buku cetak di meja belajarnya, ia teringat abara. mereka belajar bersama.
saat vale lihat ke arah cermin ia memandang rambutnya, ia teringat abara. laki laki itu suka rambut panjang atau pendeknya. cantik, kata abara. vale jelas tersipu untuk waktu yang lama.
saat vale melihat playlist spotifynya, ia teringat abara. karena semua lagu disana hanya menggambarkan rasa sayang nya pada abara yang tidak bisa ia sampaikan tapi lewat lagu.
saat vale melihat lapangan basket di sekitar rumahnya, ia teringat abara. laki laki itu suka basket, pebasket, vale pun begitu. ia suka basket hanya tidak bisa bermain dengan baik.
saat vale membuka permainan di ponselnya, ia teringat abara. laki laki itu selalu menemaninya bermain, menerima nya sebagai beban dalam permainan.
vale merasa dunianya kini banyak warna, yang bahkan dirinya tidak pernah tau. senang, bahagia, berbunga bunga dan ana adalah tumbal.
ana harus lagi lagi merelakan waktu dan telinga untuk mendengar seluruh cerita tentang si abara ini. tiada lelah, vale mengulang cerita yang sama pada ana yang sudah jengah namun bisa apa.
