47

1.9K 31 0
                                    

.
.
.
    Cklek..... Violet membuka Pintu Lea. "Lea apa kau Di dalam?" Teriak Violet Pelan namun ia Memastikan bahwa memang ada pergerakan di dalam.

Satu alasan Utama Violet bisa ke kamar lea yaitu ia penasaran dengan obat yang selalu suaminya kasih.

Lea datang sedikit terkejut saat Melihat Violet sudah berdiri di dalam.

    "Non vio? Ada apa Non? Apa ada masalah, kenapa tak menelpon" tanya Lea cemas.

    "Mas Allan Berada di samping ku setiap menit jadi Dengan alasan perlu menemui mu aku ke sini, sebenarnya Aku hanya ingin tanya satu hal" Violet Mencari sesuatu di saku Celana nya.

    "Obat Ini, Obat yang selalu Mas Allan berikan.... Ini obat apa?" Lea Menatap obat itu dan mengambilnya meneliti setiap inci dari butir kecil itu.

    "Maaf ini Terdengar Sangat Aneh tapi Ini obat anti hamil." Violet Membelalak lebar tak percaya.
Sejenak Lea terdiam
    "Ah Aku baru ingat jika obat ini Adalah Saran dokter waktu itu, Karena Maaf....." Lea Sesaat diam menarik tangan Violet duduk di kursi.

    "Karena Untuk beberapa Tahun ke depan, Non vio tidak boleh Hamil, Luka itu Menembus dinding rahim hingga butuh pemulihan khusus,  Tuan Allan diam-diam mengecek rutin Dan dokter juga memberi obat sesuai resep" Violet tak percaya jika Harapan nya Untuk segera hamil kembali Akan di kubur dalam-dalam.

    "Maaf jika ini Terdengar seperti Aku tak Setia karena menutupi semua dari mu Non. Tapi setelah di pikir ada baiknya juga karena semua demi keselamatan Non Vio "

Violet menyeka air mata Nya dan pergi.
.
.
.

    "Uuuhhhh sangat lucu sekali sih, Ayah akan menggendong mu Sayang.... Ayah akan Mencium mu gemes setiap pagi, lalu mengantar mu sekolah"

Violet terdiam saat melihat kini Allan tengah menatap ke arah Layar televisi menampilkan adegan Seorang ayah dan Putri kecil nya.

     "Maafkan Aku Vio, aku tidak bisa Menjadi suami Yang baik untuk mu" gumam Allan Prustasi tanpa sadar akan kehadiran dari istrinya tersebut.

     "Mas....." Allan terkejut bergegas Berdiri .

     "Cepat sekali? Apa Lea ada di kamar nya, Dia pasti kelelahan setalah tadi Ku suruh pulang untuk mengawasi Lucia....."

    "Hmm..... Dia sudah istirahat, Arvin mungkin sudah datang juga untuk menjaganya karena Demam " ujar Violet Seraya mendekati suaminya tersebut.

     "Mas, maaf soal tadi" cicit Violet Membuat Allan menatap nya kaku.

     "Soal apa?" Tanya nya karena masih mencerna apa yang akan istrinya itu bahas.

    "Aku menolak Mas untuk Bercinta, tapi Ku harap mas percaya padaku....."
Violet Meraih wajah suaminya tersebut dengan lembut menatap nya penuh penyesalan

    "Tidak, Tidak. Itu salah ku juga Sayang, seharusnya tahu tempat, Lagian kau tidak salah kok...." Gusar Allan tak ingin Membuat Violet kepikiran Dan sedih

    "Obat nya sangat berarti ya Mas?" Satu pertanyaan lolos membuat Allan terdiam kaku. Terjadi keheningan keduanya sama-sama diam sejenak. Yang Ada hanya hembusan nafas yang memompa jantung lebih kencang.

    "Aku tidak akan kesakitan kok walaupun Tidak meminum obat" ujar Violet mencoba Memancing apa suaminya akan jujur soal obat anti hamil itu. Violet tak Marah atau kecewa karena hanya ingin suaminya jujur padanya. Terlebih ia tahu maksud Allan melakukan nya hanya untuk keselamatan nya.

   "Bukan soal sakit nya sayang tapi efek Dari apa yang Kita lakukan, Kau subur dan aku juga begitu jadi...."

    "Jadi Mas takut Aku hamil lagi" ujar Violet memotong pembicaraan membuat Allan kaku di tempat.

Cklek...... Pintu terdengar di buka.
    "Hallooo kakak Aku pulaaang" itu suara dari Lucia.
Lucia datang dengan membawa Beberapa Bag belanja.

    "Kak Vio, lihat apa yang luci bawa" ujar Lucia langsung duduk di samping kakak ipar nya tersebut.

    "Ini Buku kesukaan yang kakak pesan, Kakak pernah bilang mau Belajar tentang Bayi kan ini dia aku dapat dua.... Semua untuk Kakak" Lucia tersenyum gembira menyerah kan dua buku di tangan nya ke Violet.

Namun Lucia menangkap Ada sesuatu yang aneh, ia bergantian menatap kedua Kakak nya itu lalu pergi masuk ke kamar, ia mengerti ada sesuatu terjadi di antara mereka.

     "Mas minta Maaf lagi dan Lagi.... Maaf kan Aku Violet Istriku" suara Allan parau benar-benar terdengar menahan tangis.

Violet merasakan dadanya sesak, Perlahan ia melihat buku di tangannya Menampilkan gambar bayi yang lucu.

     "Aku..... Aku membuat mu kecewa suami ku, tapi Aku juga kehilangan..... " Ujar Violet tak kuasa menahan Air matanya

    "Aku tak kecewa karena aku tahu ini memang takdir tapi Aku justru kecewa terhadap diriku sendiri karena lengah. Malam itu entah kenapa bisa Kecolongan begitu" suara Allan benar-benar serak membuat Violet mendekat.

    "Kita sama-sama kehilangan.... Tapi bukan kah Kau pernah bilang kalau kita akan sembuh dari semua itu, dan Bangkit" ujar Violet yakin membuat Allan mengaguk.

     "Kita akan Sembuh bersama tapi Jangan menganggap suami mu ini berlebihan, Karena Suatu saat ada sisi dimana Tanpa sadar kau akan Menganggap aku sudah kehilangan akal karena terlalu ketat" ujar Allan memperingatkan. Violet mengangguk mengerti.

    "Aku sudah meneguk obat Nya, Jadi Malam ini Aku tidak akan menolak apapun hukuman mu Mas" ujar Violet seraya menggenggam tangan suaminya tersebut.
Keduanya saling tatap dan tersenyum nanar

     "Mau tidur di ruang tamu?" Tawar Violet karena Lucia Tidur di kamar mereka.

    "Mau di manapun Boleh" ujar Allan lembut.

    "Jangan gila Mas, tak mungkin kita melakukan nya di ruang tamu ini hahahah" Violet tertawa

     "Mandi dulu setalah itu Kita makan malam lalu tidur...." Allan mengangguk melepaskan kemeja nya lalu menyerahkan pada Violet.

     "Jangan lepas baju di sini, nanti Lucia keluar bagaimana?"

    "Bocah itu harus segera aku singkirkan heheheh" Violet menepuk dada suaminya karena Allan terus saja mencair kan suasana. Untuk membuat nya tersenyum.

.
.
.
     
    Violet memejamkan mata, Sejak tadi ia menunggu lama Suaminya yang tak kunjung masuk ke kamar, dia sibuk dengan telpon dan leptop Nya, Violet tahu ia sedang bekerja.

    "Aku akan menunggu di kamar saja" desis Violet lalu masuk ke kamar.
Ia sudah sangat mengantuk kemudian tidur.

Cklekkkk suara pintu di buka, Violet tak membuka mata tapi sayup-sayup ia mendengar suaminya itu sedang menelpon seseorang.

     "Aku akan Berusaha sebisa mungkin, Jangan biarkan Dia lolos lagi. Aku bersumpah akan membunuhnya jika berani mengusik Kehidupan ku"

Suara Allan setengah berbisik namun Violet jelas mendengar hal itu.

     "dia terlalu memaksa untuk tahu siapa Allandra. Jangan biarkan dia Kabur lagi"

     "Aku terima informasi  apapun Termasuk kematian Nya"

    "Urus saja semua selebihnya biar Aku selesaikan besok"

bisikan Allan di handphone semakin kecil.

   Sedetik kemudian terasa ranjang bergerak, Violet merasakan tubuhnya di tarik lalu ia sadar jika kini tidur di Dekapan suaminya tersebut.

     "Sudah nyenyak ternyata.... Baiklah Kita hanya akan istirahat" desis Allan memejamkan mata Violet bisa merasakan belaian tangan Itu di kepalanya dan detak jantung suaminya dimana kini wajahnya membenam di dada bidang Suami nya tersebut....
.
.
.

HANYA KAMU  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang