Comfort Zone • Nanase Riku

i'll love you more, with skirt or not - minariku

[Unbetaed, 2024 rewrite. More notes at the end.]

Minami tidak suka berkomitmen. Hubungan, percintaan? Sebagai seorang idol serta aktor, segala hal yang berbau romansa dalam kehidupan nyatanya sudah lama menjadi sebuah tabu, bukan hanya baginya tetapi pula bagi rekan-rekan kerjanya (meskipun mereka semua tidak memiliki kesadaran untuk tidak melanggar tabu tersebut—setidaknya Minami menjadi satu-satunya yang masih cukup kesadaran.

Seharusnya begitu.)

Ceritanya panjang, untuk mencapai titik dimana Minami berakhir menjilat ludahnya sendiri. Yah, tidak apa, toh, Minami bukanlah aktor dengan bakat yang setengah-setengah. Perkara menyembunyikan hubungannya dengan Nanase Riku dari rekan-rekan grupnya? Terlalu mudah.

Terbukti pada satu dari banyak waktu dimana Riku akan diam-diam mendatangi ruang tunggu milik ŹOOĻ, ketika member-member lainnya entah berpencar kemana, meninggalkan Minami dengan ruangan mereka untuknya sendiri, serta kesempatan untuk menemui kekasihnya secara diam-diam.

"Natsume-san?" Suara lembut namun sedikit ragu milik Riku seperti kicauan melodi ketika ia membuka pintu pada ruangannya, setelah memastikan dengan ketukan bahwa hanya ada Minami di dalam sana. Salah satu dari beberapa hal yang ia ajarkan kepada Riku demi menyembunyikan hubungan mereka dari semua orang.

(Minami memuji dirinya sendiri atas kerja kerasnya untuk mengajarkan Riku dasar dalam berakting—berbohong, namun dalam bahasa yang lebih ramah, mengingat sifat Riku yang tidak akan membolehkan dirinya sendiri untuk 'berbohong dan melakukan hal-hal yang tidak baik kepada teman-temannya'. Mereka memang tidak berbohong, hanya sedikit menyembunyikan beberapa hal dari yang lainnya, demi mereka semua.

Riku terlalu lugu, dan jangankan hanya kepada teman-temannya, Minami juga khawatir Riku akan tanpa sengaja membocorkan hubungan mereka kepada media massa. Dengan itu, Minami meyakinkan Riku untuk 'berlatih' menyembunyikan beberapa hal, mulai dari teman-teman serta manajernya, dengan janji bahwa mereka akan jujur dan mengakui semuanya pada waktu yang tepat. Begitulah perjanjian mereka ketika Minami pertama kali setuju untuk berpacaran dengan Riku.)

Minami memasang senyumannya yang biasa, namun sedikit berbeda dengan sekilas ketulusan yang dapat Riku baca dari wajahnya. Bagaimana cara Riku bisa membaca Minami masih menjadi misteri, namun Minami lebih memilih untuk tidak terlalu memikirkannya dengan imbalan senyuman yang merekah jauh lebih cerah pada wajah Riku.

Lucunya.

"Nanase-san." Minami menepuk tempat di sebelahnya di atas sofa, dan seperti anjing kecil dengan ekor yang bergoyang-goyang bahagia, Riku lompat mengambil posisi di sampingnya, dengan cepat memeluk lengan Minami dan mendusel pada bahunya. Minami tak dapat menahan tawanya sembari menepuk-nepuk ubun Riku.
"Natsume-san... aku kangen banget..." Nadanya memelas sembari ia semakin mendusel pada Minami. "Natsume-san sekarang semakin sibuk, sampai tidak ada waktu untuk kita bertemu..."

Minami mendehum setuju, dan jari-jari lentiknya mulai menyisir rambut halus Riku. Oh, ia lupa bertanya apa rambut Riku sedang di-styling untuk pekerjaan. Yah, semoga saja tidak.

"Bukankah Nanase-san sama sibuknya denganku? Tidak, aku yakin kau lebih sibuk daripadaku." Entah Minami kesambet apa, yang membuat tangannya mulai iseng memberantaki rambut Riku, dengan sukses membuat tawa lepas dari kekasihnya.

"Tidak! Natsume-san jelas lebih sibuk daripada aku!" Tawanya memelan menjadi kekehan, dan Riku mendekatkan tubuhnya kepada Minami dengan memeluk lelaki yang lebih dewasa itu dari samping.

"Benarkah? Nanase-san, bukankah kita sempat berbincang semalam di telepon? Dan kau sudah merindukanku lagi sekarang?"

"Ini beda! Aku tidak bisa melihat wajah Natsume-san semalam, tidak bisa memelukmu, tidak bisa—" Tanpa aba-aba, Riku meraih leher Minami agar menunduk dan memberikan kecupan singkat pada pipinya. "—menciummu! Jelas berbeda antara bertemu langsung sama sekedar berteleponan!"