Si Agen Penyamar, Kesayangan Raja Iblis

21

Perselisihan ini menarik perhatian sebagian besar tamu pada jamuan makan malam itu. Semua orang mengalihkan pandangan ke arah mereka, dan bahkan pemain biola di atas panggung pun berhenti bermain. Suasana perjamuan yang meriah seketika berubah menjadi canggung, dan suasana di sekelilingnya menjadi hening.

Perlu dicatat bahwa sebagian besar tamu di perjamuan ini adalah tokoh-tokoh berpengaruh dalam politik dan bisnis. Yoo Hobin tidak ingin membuat keributan di depan mereka. Selain itu, mereka tidak berada di posisi yang tepat dalam situasi ini. Dari sudut pandang para pengamat, jelas Logan Gracie yang tiba-tiba menyerang, menjepit seorang VIP ke meja dan bahkan mengeluarkan pisau untuk mengancamnya.

Apa yang bisa dibantah oleh Yoo Hobin? Haruskah dia mengatakan bahwa penyebab insiden itu adalah pihak lain yang menyeka tangannya ke pakaiannya setelah berjabat tangan dengannya?

Meskipun ini sangat menghina, namun itu tidak berbahaya. Dari sudut pandang orang luar, tindakan Logan Gracie jelas berlebihan. Belum lagi Dohyee bisa berbohong, bisa menyembunyikan, bisa mengklaim bahwa Yoo Hobin dan yang lainnya telah salah paham, dan bahwa dia tidak pernah membuat gerakan menghina seperti itu.

Setelah memikirkannya, Yoo Hobin merasa bahwa mereka berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Sebelum situasi menjadi lebih buruk, Yoo Hobin dengan cepat mendekati Logan Gracie dan berbisik, "Orang ini bagaimanapun juga adalah putra Adipati. Lepaskan dia untuk saat ini. Ini tidak akan berakhir dengan baik jika keadaan semakin memburuk."

Logan Gracie masih tidak mau, karena mengeksekusi dengan pisau adalah suatu keharusan baginya. Kecuali saat dia mengintimidasi Yoo Hobin di ruang interogasi, dia tidak pernah melanggar aturan.

Semua orang tahu bahwa Logan Gracie tidak masuk akal dan melakukan sesuatu hanya berdasarkan keinginannya. Sedikit kekejaman muncul di matanya. Dia menekan dengan pergelangan tangannya, dan pisau itu akan memotong jari Dohyee!

Pada saat itu, mata Dohyee membelalak, wajahnya seputih kertas. Dia membuka mulutnya untuk berteriak, tetapi tidak ada suara yang keluar. Dia hampir tidak bisa berkata-kata karena ketakutan.

Yoo Hobin dengan cepat meraih pergelangan tangan Logan Gracie, tapi dia tidak bisa menghentikannya. Pisau itu menebas jari telunjuk Dohyee, merobek kulitnya dan menyebabkan darah berceceran. Namun, pisau itu berhenti tepat sebelum mencapai tulang, sehingga tidak mengenai seluruh jarinya.

Bahkan Dohyee pun ketakutan, apalagi Yoo Hobin, yang berkeringat dingin. Ia segera mengambil pisau dari Logan Gracie dan mendesak dengan suara pelan, "Aku tahu kau ingin melampiaskan kekesalanmu untukku, tapi ini sudah keterlaluan. Tidak ada gunanya melibatkan dirimu untuk sampah ini."

Baru setelah itu Logan Gracie melepaskan Dohyee, terlihat tenang. Dia bahkan meluangkan waktu untuk merapikan pakaiannya dan menyibak rambut yang jatuh di dahinya, terlihat acuh tak acuh.

Yoo Hobin merasa gugup. Sejujurnya, dia selalu berpikir bahwa Logan Gracie adalah orang gila. Dia tidak menyangka dia akan maju untuk membelanya hari ini. Yoo Hobin mudah terpengaruh oleh detail-detail tertentu dan selalu mementingkan kesetiaan persaudaraan. Pada saat ini, dia khawatir Logan Gracie akan dihukum karena membuat marah orang yang berkuasa.

Dohyee jelas merupakan anak orang kaya yang dimanjakan. Dia mencengkeram jarinya yang terluka dengan erat, berkeringat deras dan mengerang kesakitan di atas meja. Yoo Hobin diam-diam menyembunyikan senjata berdarah di belakangnya.

Memikirkan hal itu, Dohyee cukup menyedihkan. Yoo Hobin menduga bahwa dia hanya ingin memprovokasi Dohyee, untuk menegaskan dominasinya. Tuan muda ini mungkin sering melakukan hal semacam ini. Sayangnya, dia bertemu dengan seseorang yang bersedia mempertaruhkan nyawanya.

Segera, para tamu berkerumun di sekitar mereka, berbisik-bisik dan berdiskusi di antara mereka sendiri, terutama setelah melihat darah di atas meja dan lantai, diskusi menjadi semakin keras.