Prologue

12 1 0
                                    

Kisah ini terinspirasi oleh seseorang yang namanya malas disebut, hehe. Tapi satu hal yang pasti ini adalah kisah yang mungkin menjadi kisah memoriable bagi yang membacanya dan menjadi pelajaran bagi kita semua sebab People come and go itu benar adanya.

-------

AKU BERHASIL UNTUK MENJAUH DAN TIDAK MENGGANGGUNYA LAGI. NAMUN AKU GAGAL UNTUK TIDAK MERINDUKANNYA SETIAP HARI - no name

ALUNAN musik terus terdengar merdu seirama dengan hujan rintik-rintik yang sedang berlangsung. Lagu dari Taylor Swift terus bersenandung merdu membuat aku tanpa sadar ikut menyanyi kecil, mengikuti irama demi irama. Salah satu tangan terus membalik sebuah novel fiksi remaja. Aku akui di usia yang masuk kepala dua aku masih menyukai novel fiksi apalagi latar belakangnya bercerita tentang sekolahan, ya bukan hal yang buruk hehe. Aku sedikit tertawa membaca ketika sang author menarasikan interaksi antara pemeran utama pria dan wanita.

Namun, ada kalanya aku merasa sedih dengan latar belakang cerita tersebut. Ternyata, tertawa lepas belum tentu kisahnya bahagia bisa saja kisahnya yang paling sedih namun mereka sangat pintar untuk menutupi.

Hidup memang seperti itu, bukan?

Semuanya harus ditutup demi terlihat baik-baik saja. Menjadi dewasa terkadang tidak enak. Kenapa dulu waktu kecil aku berangan bahwa jika dewasa kelak aku akan hidup bahagia. Haha ternyata aku salah, salah besar.

Lagu terus berputar, berganti dengan lagu melow yang membuat aku ikutan galau. Apalagi saat aku membaca pas dipart di mana ceritanya sedih. Tanpa sadar aku hanyut dalam kisah mereka.

Kasur yang kini aku tiduri sedikit bergetar membuat aku sedikit kaget. Aku melihat Smartphone bergetar lama pertanda ada pesan masuk dari WhatsApp. Aplikasi chat online yang banyak digunakan oleh orang-orang.

Pop-up masuk sebelum aku menyentuh room dari aplikasi tersebut. Terlihat nomor tidak aku kenal mengirim pesan. Jujur aku tidak tau siapa yang mengirim pesan tersebut. Sampai akhirnya aku sadar siapa pengiriman pesan tersebut meski aku tidak pernah menyimpan nomornya.

Aku sangat ingat dengan nomor itu. Terakhir kali dia pernah mengirim pesan pada ku. Mungkin sekitar tahun lalu atau mungkin beberapa bulan entahlah aku sudah lupa dan berakhir menangis sesegukan. Harusnya aku mengganti nomor baru agar tidak berhubungan lagi dengan dia. Terdengar jahat tapi ini demi kesehatan mental.

Hanya kalimat sederhana namun sukses membuat aku kembali teringat momen-momen tentang dirinya. Setiap tempat yang aku datangi tanpa dasar ada bayang-bayang dia.

Seperti kaset rusak semua memori tentang dirinya masuk dibenak tanpa sadar. Seakan kejadian tersebut baru saja terjadi kemarin. Tapi yang pasti aku telah gagal move on untuk kedua kalinya.

-------

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[Belum] UsaiWhere stories live. Discover now