Prolog

5 0 0
                                    

Suasana yang amat mencekam di antara dua belah pihak keluarga yang saat ini sedang berkumpul di kediaman Gudhaini.

"Aku mau, Pah." Ucap remaja laki-laki bernama Raden mardiko Arsaka, remaja perempuan yang mendengar ucapannya membola dengan napas naik-turun tanda tidak terima atas ucapannya.

"Dengan pundi-pundi kalian, Saya tetap menolak perjodohan ini dengan tegas!" ucap remaja perempuan bernama Faza Rejana Gudhaini.

Ucap Faza dengan lantang seraya menekankan jari telunjuknya pada meja Ruang Tamu.Tatapan tajam nya yang tak lepas menatap sang Ayah yang ingin ia siap makan hidup-hidup.

"Nak" peringat sang Ibu kepada Faza dengan suara yang amat lembut, bernama Fayza Zedio Gudhaini.

"Sebaiknya perjodohan ini di batalkan saja Faz, Gua gamau anak Lo jadi tertekan gara-gara perjanjian kita dulu" ucap Lelaki paruh baya yang seumuran Ayah Faza, ia tak mau hanya karena perjanjian perjodohan mereka yang di buat dulu, ketika semasi kuliah akan membuat kedua anak mereka merasa tertekan dan terbebani.

"Tapi Her-"
"--Gapapa Faz, kita masih bisa jadi kerabat" potong Lelaki paruh baya tersebut bernama Heri Sandhono Arsaka Ayah dari Raden mardiko.

Hela nafas berat terdengar dari Ayah Faza Fazio Gilga Gudhaini "sebaiknya kita pikirkan lagi sama keputusan ini, aku harap anakku berubah pikiran atas ucapannya."

✩✩✩

Esok harinya Faza bergegas berangkat sekolah diantar oleh supir keluarga nya. Setelah sampai, ia keluar dari mobil milik Ayahnya menutup pintu mobil dengan keras.

Brakk

"Sabar Sep, namanya juga anak muda." Ucap sopir atau bisa di panggil Asep seraya mengelus-elus dadanya.

Brukk

Faza melemparkan tasnya ke tempat duduknya yang berada di belakang pojok tembok dengan kasar, membuat semua orang yang berada di dalam kelas terkejut.

"Kenapa Faz? hari ini Gue liat-liat muka Lo gada seger-seger nya" ucap Mutia yang di angguki lainnya.

"Ada masalah?" timpal Gera, cewek paling cool diantara sahabat lainnya.

"Kaga papa, i'm fine guys" ucap Faza menenangkan dari rasa khawatir sahabat-sahabat nya.

Tringg Tringg

Bel masuk berbunyi, para siswa-siswi berhamburan masuk ke kelas masing-masing, ada pula yang berangkat terlambat, terpaksa harus menaiki tembok samping sekolah setinggi 4 meter, salah satunya Raden beserta teman-teman gengnya.

"Cepet Yo!, badan Gua udah kaga kuat. Lo makan apa sih?, badan Lo bisa seberat ini bajing" gerutu remaja laki-laki berambut ikal, bernama Kenzi adiwigu, ia berjongkok sebagai tumpuan temannya untuk melompati tembok sekolah.

Sedangkan Raden ia sudah di daratan sekolah sejak tadi, lama menunggu teman-teman nya yang sulit untuk menaiki tembok sekolah.

"Satu, dua, tiga" aba-aba dari Galang Gontoro menaiki tembok sekolah.

Brukk

Bunyi benturan keraa diantara badan berotot milik anggota inti Geshoru, anggota geng motor yang di pimpin oleh Raden.

"Aduh, turun Lo semua! badan gendut Lo pada nindihin badan Gua yang berotot." Gerutu Kenzo Sumanto adiwigu, kembaran Kenzi, walaupun mereka kembaran tak ayal sikap mereka hampir sama, sama-sama suka roasting orang.

"Cungkring gitu di bilang berotot, ngaca bro" ucap Jovander Alder Handhion bangkit dari tindihan seraya menepuk-nepuk kan tangan nya yang kotor.

"Kok kelek Kenji bacin ya?" ucap Tehman Masutiyo Gefor, salah satu anggota inti Geshoru dari Jawa, Kenzi langsung beranjak menyebabkan Tehman terjungkal ke belakang karena belum beranjak di atas tubuh Kenzi.

Trans: Kok ketiak Kenzi bau ya?

To Be Continue💕
Lanjut part berikut nya fren >>>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BASWARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang