Susu Rahasia Natsumi - 4

821 2 0
                                    

Bab 4: Ingin Melanjutkan Dengan Adikku yang Lucu?

ーーーーーーーーーーーーーーーーーーーー

Saat masih telanjang, aku berjalan menuju pemutus. Setelah listrik kembali menyala, aku kembali ke kamar mandi. Ketika saya memasuki ruang ganti, saya mendengar suara pancuran mengalir dari kamar mandi yang cukup terang. Aku ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi.

“Hm? Onii-chan, ada apa?”

Adik perempuanku menghentikan mandinya dan menanyakan hal itu padaku.

“Ada sesuatu yang agak aku lupakan.”

"Apa itu?"

Aku melangkah ke kamar mandi lalu menjawab.

“Itu… Natsumi, aku belum sempat memerasmu.”

“I-Tidak apa-apa, kamu tidak perlu bersusah payah melakukan itu.”

Adik perempuanku tertawa dengan ekspresi gelisah di wajahnya.

“Tidak, aku akan merasa tidak enak jika tidak melakukannya. Biarkan aku yang melakukannya."

“Tidak, caramu mengatakannya terasa nakal.”

“Apakah kamu ingin aku melakukannya dari depan? Atau dari belakang?”

Aku menekan lebih jauh tapi kemudian, adik perempuanku membalikkan badannya ke arahku.

Sial, apa aku membuatnya marah?

“……….Bagian belakang.”

Adik perempuanku bergumam sambil berbalik ke sisi lain.

◇◇◇

Aku berdiri di belakang punggung adik perempuanku, mengusap payudaranya dengan posisi seolah-olah aku sedang memeluknya.

“Nngh… Onii-chan, payudaraku terasa enak…”

Nafas panjang dan suara Natsumi bercampur, bergema di dalam kamar mandi.

“Itu karena akulah yang selalu merasa baik.”

“Nngh… Itu tidak benar tapi…”

Setelah meremasnya secukupnya, saya mulai memberikan kekuatan lebih ke dalamnya.

"TIDAK-! Itu akan keluar! Onii Chan!"

Susu mulai mengalir dari puting adik perempuanku.

“Ah… Ah… Banyak sekali….”

Cairan putih itu menyembur membentuk busur ke lantai. Susunya kemudian mulai mengalir di antara sambungan ubin, mengalir lebih jauh ke saluran pembuangan.

“Bolehkah aku meminumnya, Natsumi?”

tanyaku sambil berbisik di dekat telinga Natsumi. Dari balik bahunya, aku bisa melihat wajahnya memerah saat dia mengangguk.

"Ya. Onii-chan, ayo minum dari payudaraku.”

Aku merasa gendang telingaku hampir meleleh karena suaranya yang bersemangat.

Aku menghisap dan menghisap puting adik perempuanku yang berlumuran susu. Mungkin saya sudah mulai familiar dengan rasanya karena rasanya membawa semacam perasaan nostalgia dalam diri saya.

“Mmnh… Onii-chan, kamu sudah bisa meminumnya seolah itu bukan hal yang aneh, ya.”

Aku terus menghisap, tidak memedulikan ucapannya.

“Rasanya sangat aneh lho. Agar Onii-chan minum dari payudaraku.”

Adik perempuanku memeluk kepalaku, membelai rambutku dengan lembut.

◇◇◇

“Onii-chan, ku baik-baik saja sekarang.”

Mendengar itu, aku menarik mulutku dari payudaranya dan menatap adik perempuanku.

"Apa yang salah? Kamu menatapku tajam.”

Adik perempuanku sedikit memiringkan kepalanya ke samping. Tanpa menjawabnya, aku menempelkan bibirku ke bibirnya.

“Nngh… Tidak, menurutku masih ada sisa sperma Onii-chan di mulutku.”

"Mungkin."

Sambil mengatakan itu, aku mengulurkan tanganku ke selangkangan adik perempuanku.

“Nngh… Kita tidak bisa, Onii-chan. Ibu akan segera kembali.”

Suara serak dan tertahan keluar dari mulut adik perempuanku.

Sekarang setelah dia menyebutkannya, kami sudah berada di sini cukup lama.

“Tapi Natsumi, aku menjadi seperti ini.”

Aku sengaja mendorong barangku ke paha adik perempuanku saat aku mengatakannya. Tentu saja ereksi saya berdiri dengan keras.

“Onii-chan, kamu terlalu energik. Apakah kamu benar-benar ingin melakukan hal-hal cabul seburuk itu?”

Adik perempuanku bertanya sambil memblokir barangku dengan tangannya.

“Aku ingin melakukannya dengan Natsumi.””

“Mengatakannya seperti itu curang tapi… Kami tidak bisa.”

Adik perempuanku kemudian melanjutkan.

“Ibu akan curiga jadi kita tidak bisa melakukan hal-hal yang tidak senonoh.”

Adik perempuanku berkata begitu. Dia terengah-engah. Sebenarnya aku sangat ingin melakukannya hingga aku merasa tidak bisa menahannya lebih lama lagi tapi… Aku harus menenangkan diri….

“Kita tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak senonoh tapi… Tolong bantu aku belajar nanti, Onii-chan.”

Adik perempuanku bergumam, masih tetap menunduk.

“Ya, aku sudah bilang kamu bisa datang kapan saja kamu mau.”

“Aku akan datang lagi nanti jadi kita harus sering melakukannya, belajar, maksudku.”

"Itu benar."

Yang mengingatkanku, masa ujian akhir sudah dekat.

ーーーーーーーーーーーーーーーーーーーー

Susu Rahasia NatsumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang