"Arrgghhh..." melakukan peregangan setelah bekerja selama hampir 12 jam rasanya cukup melegahkan. Laki-laki yang kini menyandarkan bahunya pada sandaran kursi secara perlahan melepaskan kacamatanya. Hari ini mungkin menjadi hari tersibuk yang pernah ia jalani selama ia bekerja di perusahaan ini. Sebenarnya kesibukan tersebut tidak akan terjadi jika tidak ada keteledoran dari beberapa anak magang yang salah memasukkan data.
"Oit bro!" sapa seorang rekan kerja laki-laki tersebut yang tanpa sengaja melewatinya. Mengintip tampilan monitor yang menampilkan tabel berisi data penjualan perusahaan.
"Wih! Cepet banget kerja lu" puji orang tersebut.
"Kalau ga begini bisa-bisa harus lembur nanti malam" timpal laki-laki tersebut dengan tatapan malasnya.
"Nah, berhubung kerjaan kita berdua sudah selesai bagaimana malam ini kita pergi nongkrong?"
Laki-laki yang diajak, Kevin mulai mengernyitkan keningnya. Terakhir kali dia diajak nongkrong oleh temannya ini pasti berakhir dengan tidak baik. Yang dia ingat waktu itu karena kecerobohan temannya tersebut, ia harus lari-larian karena dikejar oleh sekawanan waria.
"Nongkrong dimana? Jangan aneh-aneh"
"Ga aneh-aneh. Percaya sama gua. Nanti malam jam 7 malam gua jemput ke depan rumah lu, ok?"
"Kemana dulu ini?"
"Aku kemarin dapat 2 entrance tiket ke sebuah klub. Klub ini memang sedang ada event temanya pesta dansa. Biasa menang give away gua hahahahaha" memang harus Kevin akui, keberuntungan temannya ini tidak perlu diragukan lagi.
"Mau kan join sama gua? Itung-itung merileksasikan otak dan siapa tahu di sana kita ketemu sama jodoh kita" ucap temannya Kevin sambil memainkan matanya.
Setelah dipikir-pikir lagi ide tersebut tidak buruk juga. Mengurutkan data yang salah entri juga sebenarnya membutuhkan konsentrasi yang ekstra. Tidak ada salahnya juga untuk menyetujui ajakan dari temannya ini.
"Oke, jam 7" Kevin akhirnya mengiyakan ajakan temannya tersebut.
"Sipp jam 7. Dandan yang tampan, ingat kita mau ke klub bukan nongkrong di warung mie ayam wkwkwk see you at 7 P.M" Ia pun meninggalkan Kevin yang sudah mau melemparkan figur lego yang menjadi hiasan di meja kerjanya.
Kevin menghela nafas sejenak. Tiba-tiba kalimat temannya yang menyuruhnya untuk berpenampilan tampan terngiang-ngiang di kepalanya. Memang selama ini dia sering memakai outfit yang terkesan santai tapi terlampau santai. Celana kotak-kotak berwarna gelap dengan atasan kaos hitam yang selalu terlapisi dengan hoodie berwarna hitam sudah menjadi ciri khas yang melekat pada dirinya. Kemana pun ia pergi ia lebih nyaman menggunakan outfit tersebut. Kadang juga dia hanya memakai kaos tanpa lapisan hoodie.
"Apa yang dimaksud dengan berdandan tampan?" lirihnya. Ia pun mengambil ponsel pintarnya dan mencari outfit yang sekiranya cocok untuk nanti malam ia berdansa di klub. Setelah mencari-cari refrensi akhirnya ia menemukan sebuat outfit yang cocok menurutnya dan kebetulan setelan tersebut sudah dia miliki.
06.45 P.M
Baru kali ini Kevin sadar bahwa hal yang harus ia lakukan adalah hanya mixing and matching dari beberapa baju yang ia punya. Hanya dengan mengkombinasikan beberapa outfit yang ia punya bisa menghasilkan look yang berbeda. Ia memadukan sebuah kemeja lengan panjang putih polos yang ia lapisi luarnya dengan vest berwarna cream. Dengan celana panjang berwarna coklat susu membuat penampilannya sedikit berbeda dibanding yang lalu-lalu. Ia mengenakan sepatu sneaker dengan paduan warna hitam putih membuat penampilannya semakin nampak sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Tracks on the Dance Floor (Bahasa Vers.)
Teen Fiction"Keajaiban yang nyata di dunia ini adalah sebuah pertemuan"