Chapter 4

98 16 0
                                    

Hai~ akhirnya bisa balik ngehype JK lagi, author ijin ngelanjutin ceritanya ya.

I want to say untuk readers yang mungkin bingung, kenapa sampai saat ini vibes yang menceritakan tentang kerajaan kurang gitu.. sebenarnya vibes royalty yang kupakai lebih kearah kalau cast nya ini orang-orang kaya, punya kekuasaan, dan era Kerajaan modern seperti Kerajaan Inggris di era sekarang. Kedepannya bakal ada konflik dan beberapa hal kok. Kuharap kalian tetap suka ya.

Jangan lupa klik ⭐️ biar lanjut~ Thank You

Jangan lupa klik ⭐️ biar lanjut~ Thank You

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brak!

"Yang pelan napa kalau buka pintu!" kaget haechan.

"Nanti gue lagi yang disuruh ganti" lesu jisung melihat pintu yang baru saja ia ganti sebulan yang lalu padahal jaemin yang merusaknya.

"Bisa ga sehari aja kelakuan lu benar-benar mencerminkan seorang putri kerajaan!" kesal haechan.

"Ngaca! Lu juga pangeran tapi kelakuan kek preman ya" ningning menatap tajam haechan.

Haechan yang tidak terima bangkit dari sofa lalu menjewer telinga kanan gadis itu "Ga terima, gue mah bad boy!"

"Ehh kak haechan, gak boleh kasar sama cewe" ucap jisung.

"Aw, sakitt!! renjun tolong" rengek ningning berusaha melepaskan tangan haechan dari telinganya.

"Enough! cape gue dengar kalian berantem" renjun melerai keduanya lalu mengusap lembut telinga ningning yang memerah.

"Kenapa sendirian ning, lyn mana?" tanya jaemin.

"Huftt.. keknya ketiduran lagi deh tuh anak, kak jaemin hubungi coba. Oh ya, ningie mau bilang kalau mulai hari ini gisell gabung ya" 

"Apa?! Gisell ada disini?" teriak haechan tidak percaya.

"Lo pura-pura bego atau amnesia chan? elu ya yang ngehadang mark supaya ga jemput gisell dibandara" ucap jaemin.

"Sorry kirain mark bohongin gue. Kemarin gue juga gak masuk kuliah karena ada urusan!"

"Kenapa gisell gak sama kamu?" tanya renjun kepada kekasihnya mengabaikan haechan dan jaemin.

"Tadi iya, tapi kak mark datang terus minta aku pergi duluan" jawab ningning.

Alis haechan bertautan saat mendengar ucapan ningning. Ia merasa kesal mengetahui mark yang dulu tidak tertarik pada gisell tapi sekarang selalu ada dekat gisell.

"Ada apa dengan mereka berdua?" batin haechan.

Ningning mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan. "Kak jeno juga belum datang?"

"Jeno takut kalah taruhan makanya gak datang" kekeh jaemin memutar gelas winenya.

"Ya sudah sekarang cepat pesan makanan karna tuan putri kalian ini sudah lapar" genit ningning menatap 4 laki-laki dihadapannya.

Sudah jadi kebiasaan dream boyz menghadapi kelakuan gadis cantik yang selalu mereka jaga sedari kecil, tidak heran ningning, winter dan gisell suka bermanja kepada dbz. Mereka juga berani merundung cewe-cewe diluar sana yang ingin mencoba menggoda dan menarik perhatian anggota dbz.

🐶💙

"Hufttt... untung aja hari ini ga ada masalah" keluh karina duduk di pinggir ranjang mengingat ia satu kelas dengan winter.

Ceklek

"Aku bawain makan malam nih kak"

Chenle masuk membawa bento berisi banyak sekali jenis makanan karena kakaknya tidak ingin makan di cafeteria. Karina malas bertemu dengan orang yang sudah membuat trauma, lebih baik ia menghindari mereka daripada masalah baru datang.

"Banyak banget, gimana cara aku ngehabisinnya?"

Karina mengambil bento lalu menatanya di atas meja belajar karena tidak memiliki meja makan di dalam kamar.

"Kakak suruh beli makanan tapi ga ngasih tau maunya apa, jadi chenle beli semua aja"

Karina melihat chenle yang akan keluar "Kok sudah mau pergi? makan dulu"

"Ga deh.. chenle makan bareng member dbz sekaligus main"

"Main apa? udah malam gini" karina tau chenle satu club sama jaemin tapi tidak tau apa saja kegiatan mereka.

"Main mobil-mobilan" jawab chenle pergi meninggalkan kakaknya seorang diri.

"Mobil-mobilan?" polos karina tidak tau kalau adiknya mau balapan malam ini.

Karina yang tidak terbiasa makan seorang diri langsung tidak nafsu melihat makanan yang ada dihadapannya, ia memilih untuk menyimpannya saja di kulkas untuk dimakan besok pagi. Karina melangkah ke lemari bajunya dan mengambil sweater oversize berwarna krem untuk dipadukan dengan rok pendek hitam yang sedang ia gunakan sekarang. Setelah memeriksa dirinya di cermin, karina membawa alat musik biola dan juga beberapa lembar music sheets lalu pergi ke ruang musik.

Ruang musik adalah salah satu tempat umum, jadi semua kalangan bebas berinteraksi disana. Karina lebih memilih untuk berlatih violin saat malam karena biasanya sepi dan tidak ada orang. Karina yang mendorong ganggang pintu terhenti karena mendengar suara gitar dari dalam ruangan.

"Sepertinya ada orang" batin karina.

Dibukanya perlahan pintu ruang musik, karina mengintip kedalam dan terlihat sosok laki-laki berkemeja putih dengan celana jeans berwarna hitam. Edbert Jenovan Hugo, seorang mahasiswa terkenal setelah jaemin karena ia menjabat sebagai wakil ketua Dbz dan karena kepintarannya baik di bidang akademik maupun non-akademik, baru saja jeno menghentikan petikan gitarnya dan menoleh ke samping kanan karena merasa ada yang sedang menatapnya.

"Pergi selagi aku masih baik" ucap jeno dingin, ia tidak dapat melihat dengan jelas siapa orang yang mengintip karena ruangan dalam keadaan gelap dan hanya sinar bulan yang menerangi.

Karina terkejut dan tidak sengaja menjatuhkan kertas yang berada di genggaman nya.

"Bodoh banget kamu karina!!" gumam karina merutuki dirinya sendiri.

Pintu yang semakin terbuka karena karina melepasnya membuat jeno mengetahui siapa orang tersebut. Jeno berjalan mendekati karina yang sedang berjongkok mengambil sheets yang sudah berserakan di lantai.

"Apa kamu tau kalau mengintip itu tidak sopan?" tanya jeno dengan ekspresi datar.

"Aku tau kak, tadi tidak sengaja karena aku hanya kaget melihat kak jeno!" karina menunduk karena takut.

"Kaget? Kamu kira aku hantu" ketus jeno.

"Kamu masih main biola?" sambungnya saat melihat tas musik dipunggung karina.

"I- iya kak, tapi hanya sebagai hobi... karina tidak ikut kompetisi lagi"

"Mainkan didepan ku sekarang"

"Buat apa? karina lagi malas main didepan orang. Lebih baik kak jeno pergi supaya karina bisa fokus!" usir karina malu karena ditatap intens oleh jeno. Ia melangkah masuk meninggalkan jeno yang masih setia berdiri diambang pintu.

"Mainkan! atau kau ingin aku beritau kak kun kalau kamu sering skip makan?" tanya jeno menyeringai.

"Kak Jeno!!" ingin rasanya karina menjambak rambut jeno yang sedang tertawa puas.

Akan update setelah vote tercapai
Spoiler : chapter selanjutnya jeno 💋 karina

Complicated Love | Jeno x KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang