Kriiinggggg.....! Tepat pukul 5 pagi, alarm milik Alana berbunyi. Alana sontak terkejut, kemudian ia duduk untuk segera bangun dari tempat tidur.
"Sebenernya masih ngantuk, tapi...." Alana mengusap matanya yang sedikit berair karena ia yang masih mengantuk."Tapi ini kan hari pertama Alana masuk SMA"
Teriak Alana heboh dengan senyumnya yang merekah.
Alana kemudian bergegas bangun untuk merapikan tempat tidurnya dengan sangat cepat, kemudian ia berlari terburu-buru untuk menuju ke kamar mandi.
***
Tok... Tok.. Tok"Kak Lana." Teriak Alesha tepat di depan pintu kamar miliknya.
"Kak, di tungguin ayah sama bunda di meja makan" Teriak Alesha lagi dengan nada yang sedikit lebih keras dari pada sebelumnya.
"Iya dek, sebentar lagi kakak nyusul. Kamu duluan aja!" Jawab Alana
"Okidoki, jangan lama-lama ya kakakku sayang! nggak usah cantik-cantik entar di lirik sama senior loh" Tawa Alesha meledak sembari berjalanan menjauh dari kamar Alana.
"Gilaa lo!" Alana berdecak kesal dengan tingkah jahil Alesha.
Alana yang masih sibuk bersiap-siap kemudian bergegas untuk segera menuju ke meja makan. Alana yang sudah rapi mengenakan seragam barunya, rambutnya yang tidak terlalu panjang ia biarkan tergerai begitu saja, terlihat sangat cantik.
***
Setelah sarapan dan mendapatkan banyak wejangan di meja makan, akhirnya Alana berhasil melarikan diri dari kedua orang tua dan adik perempuannya.
"Baru hari pertama sekolah udah banyak banget peraturannya" Alana bergidik ngeri membayangkan betapa posesif keluarganya.
Akan tetapi ia sangat mengerti bahwa yang di lakukan keluarganya juga untuk kebaikannya. Terlebih Alana juga akan berada di ruang lingkup baru yang sama sekali jauh berbanding terbalik dari dirinya. Alana bersekolah di Modern School yang dimana siswa-siswinya adalah anak dari orang-orang kaya. Bisa di bilang hampir 95% dari keluarga kaya 5% sisanya adalah siswa beasiswa sama sepertinya.
Perjalanan menuju sekolah barunya pun memakan waktu yang cukup lama, Alana harus menempuh 40 sampai 45 menit untuk sampai di sekolahnya. Alana melihat jarum jam tangannya sudah menunjukkan pukul 6, ia mulai gelisah pasalnya angkot yang ia tunggu belum juga datang.
"Kalau kayak gini bisa telat" Alana menghela nafas pelan mencoba menenangkan dirinya.
"Apa gue ngojek aja ya, kan deket sini ada pangkalan ojek" fikirnya lagi.
"Fix gue ngojek aja"
Kemudian ia pergi meninggalkan tempat itu dan menuju ke pangkalan ojek yang tak jauh dari tempat tersebut.
***
Alana melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.55 yang sebentar lagi bel sekolah akan berbunyi.
"Pak bisa tolong agak cepat sedikit nggak!" pintanya kepada supir ojek yang di kendarainya.
"Baik mbak." Jawab supir ojek yang kemudian melajukan motornya lebih laju dari pada sebelumnya.
Setelah itu, tepat pukul 06.59 ia sampai di depan gerbang sekolah. Ia turun dari motor dan melepas helmnya.
"Terima kasih pak" Alana membayar tukang ojek tersebut lalu berlari terburu-buru ke gerbang. Namun dari jarak yang cukup dekat ia melihat satpam yang sudah bersiap-siap menutup pintu gerbang sekolah.
"Pak, jangan ditutup dulu pak!" Pintanya kepada satpam tersebut. Namun ternyata upayanya tidak berhasil. Satpam lebih dulu menutup pintu gerbangnya sebelum Alana sampai ke gerbang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saturnus dan Lukanya
Teen FictionKeindahanmu masih bisa ku nikmati dengan mata, tetapi untuk memilikimu membayangkannya saja aku tak mampu.