Chapter 1🦦

30 6 0
                                    

🦦🦦🦦

[Name] adalah seorang siswa pintar dan kutu buku di kelasnya. Ia dikenal sebagai pendiam karena sikapnya yang tenang sehingga keberadaannya tidak terlalu mencolok. Namun terkadang, ia bisa menjadi gadis yang tegas sewaktu-waktu, apalagi jika menyangkut tugas sekolah. [Name] juga sebenarnya bisa menjadi sangat girang bila menyangkut hal yang disukainya.

Saat naik ke kelas 11, [Name] merasa bahagia karena bisa satu kelas dengan Neuvillette, anggota OSIS yang populer karena prestasi dan attitudenya. Sayangnya, murid pemberontak yang disegani satu sekolah juga berada di kelas yang sama dengannya, yaitu Wriothesley. Sejujurnya [Name] agak tidak nyaman berada di dekatnya, jadi ia berusaha mengabaikannya saja.

-

Suatu ketika, tibalah hari pemilihan calon ketua OSIS yang baru. Tentu saja Neuvillette menjadi salah satu kandidatnya. Ia mendapat sorakan paling banyak dalam berpidato. Kemenangannya memang sudah di depan mata.

Setelah selesai berpidato, [Name] menghampiri Neuvillette untuk memberi dukungannya secara pribadi.

"Pidatomu tadi luar biasa sekali, Neuvillette! Aku sangat kagum dengan visi misimu. Memang pemikiranmu itu nggak ada tandingannya ya," ucap [Name] dengan cukup riang.

Neuvillette terkekeh pelan menanggapi [Name] yang begitu antusias. "Terimakasih [Name]. Itu bukan apa-apa. Aku cuma berbagi pandanganku terhadap kemajuan sekolah kita, kok."

"Menurutku, kamu juga sangat layak buat jadi kandidat lho. Sayangnya, kamu bukan anggota OSIS." sambungnya.

"Aku jadi penasaran, kenapa kamu nggak ikut gabung ke OSIS [Name]? Padahal aku lihat kamu sangat berpotensi." Neuvillette bertanya sambil menangkup dagunya.

"Ah... Nggak apa. Aku memang nggak tertarik buat ikut organisasi mana pun. Aku tipe orang yang agak sulit mengatur jadwal. Jadi mending aku hindari kegiatan yang bisa membuatku terlalu sibuk supaya nggak ganggu waktu belajarku, hehe" jawab [Name].

Semua itu sebenarnya hanyalah alasan yang dibuat [Name] untuk menutupi kemalasannya dalam berorganisasi. Karena ia ingin terlihat keren di hadapan Neuvillette.

"Oh... Begitu, ya." Neuvillette mengangguk.

"Kalau kamu kesulitan dalam memanajemen waktu, kamu bisa datang padaku dan aku bisa mengajarimu. Nggak usah sungkan." tawarnya.

Mata [Name] melebar, hatinya berbunga-bunga mendengar tawaran darinya. Ia merasa bagai ada angin yang menerpa rambut dan wajahnya sekarang. Entah makanan apa yang dikonsumsinya pagi ini sehingga ia mendapat keberuntungan yang mendadak ini. Walaupun [Name] sebenarnya tidak terlalu peduli dengan masalah mengatur waktunya, namun ia bisa menggunakan itu sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan Neuvillette.

[Name] menggenggam kedua tangannya kegirangan. "Aku sangat menghargainya, Neuvillette! Kapan-kapan aku akan tanyakan padamu. Terimakasih."

Neuvillette melepas tangannya perlahan, lalu sudut mulutnya membentuk senyuman ramah dan lembut, ia senang bila dapat membantu temannya.

"Bukan apa-apa bagiku. Oh, ya. Sudah kubilang panggil aku Neuvi saja. Biar nggak kepanjangan." jawabnya dengan tenang seperti biasa.

"Eh? Baiklah. Makasih--uhm... Neuvi."

Pria itu mengangguk. "Bagus, kalau begitu aku pergi dulu. Masih ada urusan yang harus diselesaikan. Kamu juga sebaiknya cepat masuk kelas biar nggak terlambat."

"Oke. Sampai ketemu di kelas, ya!" [Name] melambai saat memperhatikan punggung pria cantik itu pergi menjauh. Sosoknya semakin mengecil, kemudian menghilang di belokan lorong.

Tak lama setelah itu, tiba-tiba terdengar suara mirip barang jatuh yang lumayan keras dari arah belakang [Name], membuatnya reflek menoleh ke sumber suara.

"Ups, salahku."

Ucap Wriothesley tanpa rasa bersalah. Pria tinggi berhoodie merah-hitam itu tengah berdiri di depan loker, sambil memandangi tas ransel yang sudah tergeletak di lantai. Nampaknya tas itu jatuh karena akibatnya.

"Tunggu, itu kan- tas ku?!" [Name] membelalak kaget sambil berteriak.

.
.
.
.
.

To be continued🐤🐤🐤...

Choose Me! | (Reader x Wriothesley/Neuvillette) - [Genshin Impact AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang